5. Tes n Zof

82 6 0
                                    

Dua insan Tuhan ini adalah orang-orang kurus, tubuh mereka sangat kurus layaknya buah semangka. Mereka bukanlah orang yang suka olahraga, sekalipun itu termasuk kedalam mata pelajaran.

"Woi ayo olahraga, ayo ke lapangan!" ajak Anna

"Ogah deh, gue mager banget, lagian kan gurunya nggak ada," jawab Tessa sembari melanjutkan kegiatan ngemil disiang bolong.

"Ah laa ya to, percuma olahraga orang gurunya aja kagak ada, gak bakalan dinilai," sahut Zofa yang sama-sama sedang ngemil.

"Oo ya udah gue duluan ya!" karena mendapatkan respon negatif Anna pun pergi.

Dua orang itu ya, kalau disuruh olahraga paling males. Apalagi si Tessa paling suka mager, unmood mendadak, dan termalas olahraga diantara teman sekelasnya. Tapi kalau si Zofa sih, nggak semales Tessa, dia masih 3% mau diajak olahraga, itupun kalau udah di lapangan dia juga nggak olahraga, paling-paling cuma duduk kalau nggak cari camilan. Dan oke fix sifat mereka hampir sama, sama-sama malesan.

- - - -

Suatu ketika mereka sedangkan bertengkar hanya karena suatu hal yang belum tentu benar. Dan itu lucu banget, cepat klimaks cepat pula maafan.

"Eh Zof, yang hukum newton satu itu gimana bunyinya gue lupa?" tanya Tessa

"Kalo nggak salah sih, aksi sama dengan reaksi gitu," jawab Zofa

"Lhoh, bukannya yang a tidak sama dengan 0 itu ya?"

"Bukanlah!" jawab Zofa dengan sebal.

"Iya Zof, yang a ≠ 0 kan kan?" tanya Tessa dengan sedikit ngeyel.

"Bukan! Bener gue, aksi = reaksi pokok!" bentak Zofa.

"Santai aja kali, aku kemarin abis baca itu a ≠ 0 kok! Ngeyel sih lo!" jawab Tessa dengan nada tinggi.

"Lo nanya atau nebakin gue sih? Udah dijawab malah kek gini. Dasar!"

"Yaudah pokoknya gituu rumusnya!"

Padahal ya jawabannya mereka semua salah! Yang bener kan. Percepatan = 0 atau a = 0. Dasar dua orang ini, nggak baca buku semua.

Setelah mereka adu argumen, mereka saling diem-dieman, sama-sama canggung, sama-sama buang muka, sama-sama menggerutu dalam hati.
Dan pada akhirnya masih dijam yang sama dengan menit dan detik yang berbeda.

"Zo.. Z.. Zof.. F.. Zofa, lu udah kerjain tu.. tugas kemarin?" tanya Tessa dengan terbata-bata, berasa nembak kali ya? Sampe ngomong aja hatinya dag dig dug malu-malu gitu.

"E.. Eh, yang man.. na?" jawab Zofa dengan terbata-bata pula.

"Yang matematika i.. itu loo?"

"Eh buset, guru MM suka nunjuk, ayo kerjain bareng, lu udah belum?" jawab Zofa dengan kaget.

"Oh iya ayo ayo ayooo," ajak Tessa dengan semangat.

Tessa itu anaknya berani memulai segala sesuatu, akan tetapi dia mudah percaya dengan sesuatu yang belum pasti. Jadi gampang digantung dia.

Zofa itu mudah banget cemas, mudah banget kepancing emosi, dan mudah pula lupa sama hal-hal yang membuat dia emosi. Apalagi kalau udah denger kata tugas pasti dia bingung dan heboh sendiri.

•••••

Maaf ya kalau ini garing banget:)
Btw, thanks yang udah setia baca.

Cewek KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang