Tiga Belas

537 59 51
                                    

Still Profesor Yang POV:

Hancur.

Dunia ku rasanya hancur melihat gadis yang aku cintai tersungkur tidak berdaya di tengah jalan karena ditabrak oleh bajingan tidak tahu diri. Aku hanya bisa menangis dan memeluk tubuhnya,berharap keajaiban datang. Polisi dan perawat pun membantu aku untuk membawa Sol A ke rumah sakit terdekat.

Tiba di rumah sakit,aku terus mengikuti Sol A kemana pun ia pergi. Tangan ku tidak pernah berhenti mengelus rambutnya yang sedikit basah karena terkena darah. Seharusnya aku menjemputnya di kantor,bukan membiarkan dirinya berangkat sendiri hanya untuk menghampiri aku.

"Maaf tuan,anda tidak bisa masuk ke dalam ruang operasi" ucap perawat tersebut seraya menahanku.

"Ti-tidak.. Gadis itu membutuhkan aku disisinya.." kata ku sambil berusaha menerobos masuk.

"Maaf sekali lagi tuan,kami mohon tunggulah disini" ucap perawat itu dan dengan cepat ia menutup pintu ruang operasi.

Apa yang akan aku lakukan kalau Sol A pergi? Bagaimana aku bisa menjalani hari - hariku tanpa mendengar ocehannya? Semua pertanyaan yang sulit aku jawab,muncul di dalam pikiranku. Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah menunggu kabar baik.

***

Dua jam sudah berlalu namun pintu ruangan tersebut masih tertutup. Kaki ku tidak bisa berhenti bergerak saking khawatirnya. Saat sedang menunggu,handphone ku bergetar karena ada yang mengirimi aku pesan tapi menggunakan nomor yang tidak dikenal.

 Saat sedang menunggu,handphone ku bergetar karena ada yang mengirimi aku pesan tapi menggunakan nomor yang tidak dikenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darrel?" ucapku pelan serta bingung.

"Ya,itu aku" jawab seseorang dari ujung koridor.

Aku menoleh ke arah suara tersebut dan sesuai dugaan ku bahwa pemilik suara itu adalah Darrel. Dari jauh ia tampak menunjukkan senyumannya yang jelek itu dan menghampiri aku perlahan.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku dengan sinis.

"Tentu saja melihat bagaimana keadaan korban tabrak lari tadi" jawabnya santai sambil meminum segelas americano dingin.

"Bagaimana kau tahu bahwa hari ini ada kasus tabrak lari?" tanyaku lagi kepadanya.

"Bagaimana bisa sang supir tidak mengetahui hal tersebut?" jawabnya lalu tersenyum licik kepadaku.

Jadi bajingan ini lah yang sengaja menabrak Sol A? Segera ku tarik kerah bajunya dan melayangkan pukulan keras ke arah wajahnya. Bukannya meringis kesakitan,ia malah tertawa dan seakan - akan menantang ku. Tidak henti - hentinya aku memberikan pukulan keras ke wajahnya sampai beberapa staff rumah sakit kesulitan untuk melerai kami berdua.

"Kenapa kau melakukan ini kepadanya?!" tanyaku kepada Darrel.

"Lantas mengapa kau mengambil Sol A dariku?! Kalau aku tidak bisa mendapatkannya maka tidak seorang pun berhak bahagia dengannya!" jawab Darrel penuh emosi.

Cinta TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang