Lima Belas

841 57 80
                                    

bip.. bip.. bip..

Semua yang hadir di ruangan tersebut tampak panik dan juga terkejut melihat seseorang yang selama ini terbaring di tempat tidur terlalu lama.

Profesor Kim sibuk memanggil para perawat dan juga dokter sementara Kang Sol A hanya terpaku di pinggir ranjang. Ia masih tidak percaya,bahwa Profesornya yang sangat ia cintai telah sadar.

Dokter beserta perawat pun masuk ke dalam ruangan tersebut dan segera memeriksa keadaan Profesor Yang. Setelah semua tanda vital stabil,Dokter mempersilahkan Profesor Kim dan Sol A untuk masuk.

Kabar bahagia itu tersebar dengan cepat,sampai seluruh anggota kelompok belajar pun tahu. Mereka semua kini sudah berkerumun menjadi satu di sekitar ranjang tersebut.

"K—Kang.. Sol.. A.." Kalimat pertama yang keluar dari mulut Profesor Yang bisa membuat seluruh orang disana terkejut.

Yang dipanggil segera menghampiri Profesornya dan menggenggam tangannya sangat erat. Beberapa bulir air mata menuruni wajah cantik itu,penantian yang sangat lama.

Perlahan Profesor Yang membuka matanya dan melihat ke samping,dimana terdapat gadisnya yang sedang menangis.

"Ke-kenapa menangis?" tanya Profesor seraya berusaha menghapus air mata Sol A,namun aksi tersebut gagal karena Sol A langsung menahan tangannya.

"Jangan.." ucap Sol A pelan sembari menggeleng pelan. Ia sengaja melakukan hal itu karena takut teman - temannya mengetahui hubungan terlarang ini.

"Tolong tinggalkan kami berdua" ujar Profesor Yang kepada mereka semua.

Awalnya mereka tidak mau karena merasa curiga,namun Profesor Kim yang daritadi mengamati hal tersebut juga ikut membantu Profesor Yang. Setelah seluruh mahasiswa dan Profesor Kim keluar,Profesor Yang menatap kembali wajah Sol A dan menghapus air matanya.

"Jadi?" ucap Profesor Yang menunggu penjelasan dari gadisnya.

"Kenapa lama sekali bangunnya? Aku rindu omongan Profesor yang menyakitkan" ujar Sol A.

"Berapa lama aku tertidur? Lalu kenapa kamu tidak memakai cincin pernikahan kita?"

"Sudah 1 tahun semenjak aku lulus,dan cincin? Kita belum sampai disitu Profesor.."

Seketika raut wajah Profesor Yang berubah,ia masih berusaha menerima ucapan dari Sol A barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika raut wajah Profesor Yang berubah,ia masih berusaha menerima ucapan dari Sol A barusan. Bagaimana ia bisa bilang bahwa mereka berdua belum sampai tahap pernikahan? Jelas - jelas beberapa menit yang lalu mereka baru saja menikah.

Seperti tahu apa yang sedang dipikirkan,Sol A menyentuh lengan Profesor sehingga tidak kembali melamun.

"Ada apa? Apakah anda mau minum? Ada yang sakit?" tanya Sol A sedikit khawatir.

Cinta TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang