[C]LOSER
Series of #Loser*****
Aruna berlari keluar gedung perusahaan, air matanya mengalir deras. Wanita itu tidak tau harus kemana sekarang selama ini ia terus mengikuti instingnya bekerja sambil terus berusaha menahan isakan yang keluar dari mulutnya. Sebelumnya dia melewati Kiming, pria itu hampir akan menanyai sebab apa yang terjadi pada Aruna dengan penampilannya yang dibilang kacau. Namun sebelum perkataannya keluar dari tenggorokan Aruna sudah berlari meninggalkan banyak pertanyaan dikepala Kiming.
"Ming."
Dia menoleh, wanita berambut pirang berbalut blazer coklat menghampiri dengan kening yang mengkerut. Sharon melihatnya. Melihat dimana Aruna tiba-tiba berlari dan Kiming yang terus menatapnya.
"Una kenapa?"
Kiming menggeleng membuat Sharon menjadi khawatir. Semenjak kabar hubungan mereka memburuk Sharon tak henti-hentinya menanyai kabar Aruna, wanita itu memang terbuka padanya, jadi tidak heran jika Sharon mengetahui kabar tentang hubungan mereka berdua yang sering ditutupi begitu rapat. Apalagi setelah datang karyawan baru bernama Jelita entah apa sebabnya hubungan mereka semakin merenggang dan tampak kacau balau.
Dari awal Sharon tidak yakin pada Jelita, wanita itu... sebelumnya memang dari awal Sharon tidak menyukainya. Tanpa alasan. Maka dari itu semuanya ia tampik tidak mau berprasangka buruk. Seperti diawal, Sharon tau jika ini bukan masalahnya jadi lebih baik ia tidak ikut campur.
"Sha, ayo masuk."
Ajakan Kiming memecah lamunan Sharon, dengan cepat dia mengikuti Kiming dari belakang. Mereka berdua masuk seluruh anggota divisi sudah ada diruangan, membicarakan hal ringan sampai ada yang fokus mengerjakan berkas sisa. Mata Sharon memincing keseluruh ruangan merasa ada yang janggal.
"Ming, lo liat Jeka nggak?"
"Hm? Gua kan dikantin sama lo, terus ke toilet bentar. Mana gue tau," jawab Kiming seraya mengendikkan bahu acuh.
"Apa jangan-jangan...."
tak
"Aw! Apaan si lo pake jitak gue hah?!"
Kiming mendelik, mendorong jidat Sharon kebelakang menggunakan telapak tangannya. "Lu ngomong gausah ngaco, ini lagi Neng Ita kemana."
"Kek lo tau aja gue mau ngomong apa," desis Sharon mengusap jidatnya lalu memukul bahu Kiming.
Berbeda dengan Sharon, Kiming mencari keberadaan Jelita namun nihil tidak ada siapapun disana. Lelaki kemeja hitam itu menghela napas merasa kosong tidak ada gebetannya, jelas sekali semenjak kedatangan Jelita hidupnya sedikit berwarna. Ada perempuan yang mampu ia goda dan hebatnya ia digoda balik, meski Kiming terbilang fakboy jamet dia juga memiliki perasaan alias jiwa lelakinya memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[C]LOSER
ChickLit"Gue kira lo baik, Ta. Ternyata lo murahan, perusak hubungan orang!" Jelita hanya ingin hidup tenang semenjak kepindahannya ke Jakarta. Bukan tanpa alasan, cita-cita hidup bergelimang harta dan tahta membuatnya selalu berambisi walaupun pekerjaannya...