Page 28: She's A Pregnant?!

190 36 6
                                    

[C]LOSERSeries of #Loser

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[C]LOSER
Series of #Loser

- - × - -

- - × - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Wajah Aruna tampak pucat, dia melamun melihat gambar USG di tangannya. Usia kehamilannya yang kini menginjak 27 minggu sudah tidak bisa ditutupi namun bayinya tampak lebih kurus dari yang ia bayangkan. Pakaian Aruna terlihat tebal di musim kemarau, sampai-sampai Jeka merasa khawatir padanya beruntung pria itu tidak terlihat curiga sedikit pun.

Sejak ia memakai baju tebal setiap ke kantor, Jeka tidak henti hentinya menanyakan alasannya. Memang aneh, di musim kemarau seperti ini tidak seharusnya ia memakai pakaian tebal yang membuat tubuh kegerahan. Tapi Aruna belum siap jika Jeka mengetahuinya.

Akhir-akhir ini juga Jeka tampak lesu, mungkin sejak Jelita mulai bekerja sebagai pengganti Ghea.

"Una sayang," panggil Jeka dari belakang. Pria itu tampak cerah, ia membungkuk lalu menempelkan dagunya di pundak Aruna.

Aruna tersentak, reflek membalilkan foto USG dari tangan ke meja. Merapalkan dalam hati semoga tunangannya itu tidak melihat sesuatu yang aneh. Jeka menatapnya kebingungan, "Itu apa?" tanyanya menyadari Aruna menyembunyikan sesuatu di balik tangannya.

"Mmm Ini? Ini foto USG temen aku, Jek. Dia laki-laki, lucu banget. Kalau nanti kita nikah, kamu mau punya anak selucu ini nggak?" Dia gugup, tangannya gemetar. Aruna berusaha tenang menunjukkan foto USG miliknya seraya sebelah tangannya menyentuh pipi Jeka.

Senyum Jeka mengembang melihat gambar USG dari samping dengan amat teliti. Jeka mengecup pipi Aruna selikas sebelum menegakkan badan, mengusap-ngusap lembut kepala Aruna.

Dia terlihat senang hari ini. Jeka seperti menantikan sesuatu.

"Yang pasti aku maunya yang selucu kamu, iya 'kan Mbak Sharon?"

"Betul, nanti ponakan gue harus lucu lucu semua kaya lo. Asal jangan kaya ni bocah satu aja." sahut Sharon menengok ke arah mereka berdua. Wajah Sharon tampak mengantuk, mereka sedang mencari ide untuk memasarkan produk baru untuk dua bulan kedepan.

[C]LOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang