Bonus Chapter

6.6K 492 152
                                    

2 Tahun kemudian.

Semilir angin menerpa kulit wajah halusnya, membuat gadis dengan rambut berwarna merah panjang itu memejamkan mata.

Di tangannya, sebuket bunga Lily putih tergenggam erat.

"Anyeong, Dongsaengi... "

Rosé membuka matanya, kemudian bergumam amat pelan di iringi senyuman tipis.
Di tatapnya nisan yang bertuliskan nama kembarannya disana.

Lalisa Kim.
Rest In Love.

"Aku pulang, Li. Aku merindukanmu. Sangat." Gadis itu menaruh bunga di tangannya ke atas makam.
Sesekali ia mengusap nisan sang adik yang memang terlihat cukup berdebu dan kotor.

"Aku melanjutkan hidupku dengan baik meski tanpa dirimu."

Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
Kotak kecil berwarna hitam.
Masih dengan senyumannya, ia menunjukan benda di tangannya seolah-olah yang dia ajak bicara ada di hadapannya.

"Ini hadiah ulang tahun dariku. Dan selamat ulang tahun untuk kita,"

Rosé menggigit bibir bawahnya saat ia mulai merasa ingin menangis.

"Maaf karena aku pergi jauh. Maaf karena egois membiarkanmu kesepian. Maaf, karena aku baru datang sekarang."

Bukan tanpa alasan gadis itu berkata demikian. Karena tak lama setelah dirinya sembuh pasca operasi juga lulus sekolah, Rosé memutuskan untuk pergi berkuliah ke luar negeri.

Ia tentunya tak sendirian karena teman-temannya juga ikut menemani.
Jaehyun, juga Jisoo.
Hanya Jennie dan Jungkook yang menetap melanjutkan pendidikan mereka di sini.

Rosé pergi karena tak ingin terus teringat Lisa. Karena jika terus seperti itu, dia bisa-bisa tak akan kuat.
Memang egois, namun itu juga karena keinginan Lisa sendiri agar membuatnya harus terus hidup bagaimanapun caranya. Dan ya, satu-satunya cara agar dia kuat adalah pergi sejauh mungkin untuk beberapa saat.

"Aku benar-benar tidak bisa melupakanmu, Li. Aku selalu merindukanmu."

Rosé menunduk. Membiarkan air matanya berjatuhan di sore yang tenang ini.
Teringat, jika beberapa tahun yang lalu mereka masih merayakan ulang tahun bersama. Tapi kini tidak lagi.

Namun tak ingin berlarut, Rosé memaksakan diri menghentikan tangisannya. Ia berganti memasang wajah penuh senyuman.

"Mian. Aku sedikit sedih. Hahaha,"

Rosé membuka kotak hitam di tangannya. Ia kemudian mengeluarkan sebuah kalung putih dari sana. Menunjukan jika kalung itu untuk Lisa bahkan bandulnya pun berinisial L.

"Ini lucu bukan? Tapi sayang kau tidak bisa memakainya."

Bibirnya sedikit merengut. Hanya sesaat karena setelahnya ia kembali tersenyum lebar.

"Aku simpan di sini, ya. Semoga kau menyukainya."

Gadis itu menaruh kembali kalungnya kemudian menyimpannya di samping Bunga Lily yang sebelumnya ia letakan di sana.

Rosé masih berjongkok, ia menaruh dagunya di atas lutut.
Tangan lentiknya mengusap-usap nisan seakan itu memang kepala adiknya.

Saat tengah asyik dengan dunianya, suara seseorang memanggilnya dari belakang membuat Rosé harus berhenti dari lamunannya.

"Rosie!!"

Rosé tersenyum, tangan kanannya ia angkat untuk melambai pada orang-orang yang mulai berlari kecil ke arahnya.

T(Win)S. [COMPLETED]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang