31. Hard Work

5K 829 91
                                    

"Ada yang bilang hati manusia itu seperti cuaca yang bisa berubah kapan saja, namun meski begitu aku harap selalu berharap kau tetap menjadi orang yang berhati sama."

_Langit A7._

_______________________


Suara terbukanya pintu ruangan membuat gadis bersurai blonde itu menoleh. Wajah yang semula datar dan dingin itu pun mendadak berubah menghangat saat melihat siapa gerangan yang datang.

Dua pria tampan dan dua gadis cantik, dan mereka masih mengenakan seragam sekolah.
Dua orang dari mereka melambaikan tangan dan tersenyum padanya.

"Hai Rosè..." Jennie mendekat, kemudian menggenggam tangan kanan gadis blonde itu. Jisoo hanya mengangkat tangan dan bilang hai lagi.

"Hai Unnie.."

Jennie duduk di kursi yang tersedia di samping ranjang. Mulai menjelaskan bagaimana mereka bisa datang bersama. Padahal Rosé tak bertanya sama sekali.

"Kami mendengar kabar tentangmu dari Ayahku. Jadi aku dan Jisoo Unnie memutuskan untuk menjengukmu kemari. Dan saat di depan gedung tadi, kami bertemu mereka. Jadi kami datang bersama."

Rosé tersenyum dan mengangguk. Setidaknya dirinya bisa terlihat senang sekarang. Tak lagi memikirkan orangtuanya yang telah membuatnya kesal. Beberapa waktu lalu ia memarahi Ayah dan Ibunya karena tak segera membawa Lisa agar segera menemuinya. Malah kedua orang tua itu beralasan yang membuatnya semakin kesal saja.

"Maaf Rosé. Aku tidak membawa apa-apa karena uang jajanku habis. Tapi aku punya sesuatu untukmu." Jisoo yang bicara kali ini, Rosé masih menunggu sembari tersenyum memperhatikan gadis berbibir hati itu yang sedang merogoh saku bajunya dengan riang.

"Tadaaa .." tanpa di duga gadis itu mengeluarkan fingerheart dari sana.
Jennie dengan kesal memukul sepupunya. Bisa-bisanya bertingkah tidak jelas. Jaehyun dan Jungkook juga tergelak. Tak menyangka jika Kakak kelas mereka itu ternyata gadis yang penuh humor.

Rosé meresponnya dengan tertawa renyah. Dan Jisoo merasa terhormat karena gadis yang tengah sakit itu terlihat terhibur.

"Maklum ya anak-anak. Umur segitu memang sedang lucu-lucunya," Jennie nampak lelah hingga memohon pada adik-adik kelasnya itu agar bisa memaklumi tingkah tidak jelas Jisoo.

"Ngomong-ngomong, apa benar tentang rumor yang mengatakan bahwa kau di culik, Rosé-ya?" Jungkook tiba-tiba bertanya, membuat Jaehyun menatap lelaki itu tajam. "Wae?" Dia malah bertanya. Jaehyun balas berbisik. "Ck. Kenapa kau bertanya seperti itu, bodoh."

Jungkook memejamkan mata rapat-rapat. Dia lupa.

Rosé tersenyum kecil menanggapi ke khawatiran Jaehyun.

"Tidak apa-apa, Jae. Aku memang hendak menceritakannya. Dan ya, aku memang di culik."

"Sorry Rosé. Aku tidak bermaksud.." Jungkook merasa bersalah. Dia malah membuat gadis itu harus mengingat kembali kejadian buruk yang menimpanya.

Tapi jujur saja, Rosé tidak masalah sama sekali. Dia bahkan menceritakan pengalaman kurang menarik itu cukup antusias. Hingga saat menceritakan bagian dimana dirinya berhasil kabur dari para pria bertubuh besar, Jisoo sampai bertepuk tangan dan sangat heboh.

Lalu kemudian...

"Dan setelah aku keluar dari mobil itu. Aku berjalan berlawanan arah. Berharap agar ada orang yang bisa menolongku. Saat itu tenagaku sudah hampir habis hingga rasanya aku bisa pingsan kapan saja." Mereka menahan nafas saat Rosé berhenti sejenak.

T(Win)S. [COMPLETED]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang