22. The Sister

6.9K 988 194
                                    

"Batasi harapan, agar lukamu tidak berlebihan."

Langit Alaska7.

___________________________

Lisa merenggangkan tubuhnya dengan beberapa kali menggeliat di atas kasur. Melemaskan otot-otot yang terasa pegal di bagian betis dan leher.

Matanya yang masih seperempat terbuka memicing menatap ke arah jam dinding. Namun terlalu bur
am hingga dirinya tak tau pasti sudah pukul berapa. Hingga akhirnya dia pun memutuskan bangkit kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dan saat dirinya bertepatan masuk ke kamar mandi, pintu kamarnya yang memang tidak terkunci, perlahan terbuka dari luar. Seseorang pun masuk dan mendudukan tubuhnya di bibir ranjang, kemudian kepalanya tertunduk lemas.

Setelah cukup lama, akhirnya Lisa keluar dengan sebelah tangan yang menggosok rambut basahnya dengan handuk yang tersampir di lehernya.

Hingga gerakannya itu juga berhenti seketika saat kedua matanya dengan jelas menangkap ada sosok orang lain di dalam kamarnya sendiri.

"Apa yang kau lakukan,"

Mendengarnya, orang itu menoleh. Memberikan tatapan yang bagi Lisa sangat aneh.

Lisa terdiam, balas menatap pada kembarannya yang benar-benar tak ia sangka akan datang ke kamarnya. Padahal sudah sangat lama juga gadis blonde itu tak menginjakkan kaki setelah mereka berpisah kamar saat kecil, lalu sekarang apa alasan gadis itu datang?

"Lisa-ya.. "

Serak, lirih dan sangat pelan.

"Lisa-ya.. maafkan aku ya?"

Lisa melempar asal handuk basahnya, dengan segera ia berjalan cepat menghampiri Rosé kemudian berdiri tegak di hadapannya.

Rosé masih duduk saat menatapnya. Hanya saja, semakin dekat, semakin jelas jika mata gadis itu berkaca-kaca.

"Lisa-ya. Kenapa tidak menjawabku?"

Perlahan, tangan kurus Rosé memegang ujung baju Lisa. Kemudian menggoyang-goyangkannya seperti anak kecil yang tengah merajuk pada Ibunya.

"Hiks.. kenapa Lisa-ya? Apakah aku tidak bisa di maafkan huh? Kenapa kau diam saja... jebal.. "

Tubuhnya berguncang kecil, kepalanya perlahan menunduk. Membiarkan air mata lolos begitu saja dan membasahi lantai yang saat ini di pijaknya.

Bukan tanpa alasan, Rosé memberanikan diri mendatangi Lisa seperti ini. Menangis pula, seakan dia memang sedang sangat terluka.

Lisa memejamkan mata, masih belum mengeluarkan satu kata pun setelah beberapa lama. Gadis berponi itu masih belum memahami apa yang terjadi sekarang. Pasalnya, bukankah sangat aneh saat Rosé, Kakak kembarnya yang selama ini tidak peduli padanya mendadak datang dan tiba-tiba meminta maaf sampai seperti ini.

"Maaf.. aku sungguh minta maaf Lisa. Aku sudah sangat jahat.. dan aku baru menyadarinya sekarang. Bahwa aku, memang sudah sangat jahat padamu selama ini. Maaf..."

Plak~

Lisa menepis tangan yang semula bergantung pada ujung bajunya. Tak peduli, meski sekarang, gadis di hadapannya itu semakin terisak-isak.

T(Win)S. [COMPLETED]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang