11. Cheon-A High School

6.4K 1K 158
                                    

"Pertemuan pertama memang terkesan manis. Namun, kala pertemuan selanjutnya tak bisa menjamin akan memiliki kesan yang sama."

Langit Alaska7.

____________________________


Beberapa tahun kemudian.

Lorong Sekolah pagi itu sudah sepi. Mungkin karena sudah waktunya masuk kelas.
Namun dari arah barat Lorong, terlihat seorang gadis berlari tergopoh-gopoh sembari memegang erat Tas miliknya.

Poni mengkilat yang hampir menutupi kedua matanya masih kokoh, tampak tak terguncang meski si empu-nya berlari tergesa.

"Shit."

Mengumpat pelan saat sudah tiba di tujuan. Karena pintu berwarna coklat itu, sudah tertutup rapat.

Dengan bahu yang melemas, Lisa berjalan pelan mendekati dinding.
Kemudian menyandarkan tubuhnya disana. Sedetik kemudian melirik sikutnya yang menampakan luka baret juga darah yang sudah mengering.

Bibirnya mengerucut.

"Sakit."

Setelahnya Lisa memilih memejamkan mata. Juga menormalkan degup jantung yang sebelumnya berdetak memburu.

Jika saja motornya tidak terserempet mobil, mungkin dia tak akan terlambat ke Sekolah. Namun siapa yang menduga, jika kecelakaan kecil itu akan menimpanya pagi ini.

Gadis itu bahkan mengabaikan si pemilik mobil yang keluar dan berniat bertanggung jawab.
Lisa langsung tancap gas, beralasan terburu-buru dan takut terlambat.

Padahal, orang yang tak sengaja menyerempetnya juga memiliki tujuan yang sama. Yaitu Sekolah menengah Cheon-A.

"Lisa-Ssi?,"

Suara berat itu mengejutkan Lisa.
Mata yang semula terpejam kini membulat sempurna saat tau siapa yang bersuara.

Lisa langsung membungkuk sopan.

"Kau terlambat, lagi?," Pria berkacamata itu mendecak. Dan Lisa hanya tersenyum tipis. Nampak acuh.

"Ommo. Bukankah kau gadis yang tadi, Nona?," Suara pria lain membuat Lisa sadar, jika disana tak hanya dia dan Gurunya.

"Gwaenchanaseyo?," Wanita yang Lisa kira adalah Istri dari Pria itu bertanya khawatir. Bahkan mendekat dan mengangkat lengannya yang terluka.

"Astaga. Yeobo Lihat. Dia terluka."

Pria yang memakai Jas hitam itu terlihat amat bersalah sekarang.
Dan Lisa tidak menyukai saat mereka menatapnya seperti itu.
Namun entah apa yang berkelibat di kepalanya, hanya saja Lisa merasa pernah melihat mereka sebelumnya.

Tapi siapa dan dimana?

"Gwaenchanayo. Geogjongmaseyo. Ahjussi, Ahjumma."

Lisa dengan pelan menjauhkan tangannya dari wanita itu. Bibirnya tersenyum tipis, lalu kemudian sedikit memundurkan tubuhnya.

"Tapi lukamu. Kami harus bertanggung jawab." Wanita yang memiliki wajah manis itu kembali berucap, membuat Lisa ingin membalasnya.

Namun tidak sampai terjadi, karena Seorang pemuda yang sedari tadi diam di belakang mereka, bersuara.

"Eomma. Geumanhae. Dia juga mengatakan tidak apa-apa."

Pemuda itu, Lisa yakin jika dia adalah anaknya. Dalam sekali lihat, Lisa meyakini jika laki-laki itu menyebalkan. Sangat berbeda dengan orangtuanya yang ramah.

T(Win)S. [COMPLETED]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang