3 : ombak kesepian

79 16 4
                                    

Berhubung hari ini Alzam baru saja menyelesaikan urusan tugas kuliah dengan salah satu temannya di dekat pantai, ia pun memilih untuk berjalan-jalan sebentar di sana. Selagi masih ada waktu sebelum pulang ke kosan, Alzam tak ingin menyia-nyiakan uangnya untuk datang ke tempat ini hanya untuk melakukan tugas kuliah, setidaknya ia harus menikmati suasana pantai yang indah ini walau sebentar.

Alzam berjalan santai di pantai sembari menikmati ice cream yang baru saja ia beli. Menikmati manisnya ice cream serta suasana sore pantai dengan earphone yang menyumpal telinganya. Lagu Virgoun yang bertajuk titik balik mengalun dengan tenangnya, menemani dirinya yang berjalan sendirian.

"Wahh, ke pantai emang bagus kalo sore-sore ya," gumamnya, menjilat ice creamnya dengan nikmat sembari mengagumi langit sore pantai yang nampak seperti lukisan dengan seksama.

"Kalo begini sering-sering deh gue kesini." Lelaki itu terkekeh. Kemudian mengambil ponsel di saku celananya. Mengarahkan kamera pada pemandangan pantai sore hari yang begitu memikat.

Ketika tengah mencari bagian yang hendak ia foto. Kameranya menangkap sesosok gadis yang tengah berdiri sendirian.

"Yaelah ngalangin aja ni orang." Alzam berdecak, namun dirinya tiba tiba merasa familiar dengan orang itu.

"Eh eh kayak kenal ni gue." Lelaki itu memperbesar layar kameranya. Memastikan apakah yang ia lihat itu benar.

"Adara," ujarnya kaget, matanya membelalak. Ia melihat kamera lalu melihat ke arah Adara, melihat kamera lagi lalu melihat Adara lagi.

"Adara!" panggilnya lantang, sembari tersenyum lebar dengan tangan yang melambai-lambai.

Gadis di depannya itu menengok, benar saja apa yang dilihat oleh Alzam. Dia Adara.

Lelaki itu bergegas menghampiri Adara, ia melempar ice creamnya ke belakang begitu saja. Untung saja tidak ada orang yang lewat disana. Adara lebih manis dibandingkan dengan ice cream, pikirnya. Jadi ia tidak memerlukan ice cream itu lagi.

Ia menyengir lebar di depan Adara. Gadis di depannya itu hanya tersenyum tipis.

●□●□●□●

"Kamu ngapain di sini sendirian?" tanya Alzam.

Adara menoleh. "Gak ngapa-ngapain, kaka sendiri?"

"Aku abis jalan sama temen terus mampir deh kesini," tutur Alzam. Adara hanya mengangguk.

Keduanya tidak pernah mengobrol di luar tempat bekerja. Maka dari itu keduanya nampak kikuk.

"Kesini naik apa?" Alzam bertanya lagi, pasalnya Adara masih menggunakan baju seragam sekolahnya dan ia tidak tau Adara kesini menggunakan kendaraan apa.

"Aku naik bus, kalo kaka?"

"Aku bareng temen tadi cuman aku suruh dia pulang duluan."

"Me time ceritanya, hehe." Alzam terkekeh.

Adara mengangguk-angguk, bibirnya mengulum kemudian. Masih asing rasanya mengobrol dengan Alzam walaupun sudah kenal selama 1 bulan.

"Jam segini belum pulang emang gak dicariin?" Lelaki itu membuka pembicaraan lagi.

Gadis itu menoleh. "Hah?"

"Ohh itu...." Adara sedikit menimang-nimang untuk menjawabnya. Ia menatap lamat jalanan yang dilewatinya, menendang beberapa kerikil yang menghalangi langkahnya.

AMBIVALEN [SEGERA TERBIT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang