01 TAKDIR YANG PATAH

17 4 0
                                    

Siang itu semua suara bertabrakan, tak terhitung dan berisik. Yuri sedang tertidur di atas kursi dingin stasiun kereta. Koper berwarna hitam berdiri disebelahnya.

Anehnya koper itu seukuran dengan badan Yuri, karena yuri tertidur sambil duduk dan mengepalkan tangannya diatas paha. Adik Yuri datang dengan membawa dua kaleng minuman dingin.

''Kak, bangun!, kak Yuri, kak''. Panggil Yura sambil menepuk pundak kakaknya.

'' Maaf Yura, selama di kereta tadi kakak menahan rasa kantuk ini dan melampiaskannya di kursi. Di sini sangat dingin meskipun keadaan sangat ramai.''

''Ayo kak, mobil yang akan mengantar sudah sampai''. Sambil memberikan minuman itu ke Yuri.

Mobil yang dikemudi oleh supir tersebut hendak mengantar mereka menemui Ibu di seberang kota. Letaknya cukup jauh dan harus menyebrangi sungai deras melalui jembatan yang lebar.

Supir laki-laki dengan wajah tidak biasa yang matanya dilingkari kaca hitam membuatnya tampak sangat tampan. Hanya saja

'' Wahai adik-adiku yang manis, jangan lupa pakai sabuk pengamannya ya!! Ulala.'' Ungkap supir dengan suara dan nada bicara seperti perempuan.

Yura membantu kakaknya yang kesulitan memasang sabuk pengaman sambil menggelengkan kepalanya dan tertawa ringan.

Akhirnya supir menaikkan gasnya dan mereka pun berangkat. Saat hendak melintasi jembatan, yuri membuka kaca mobil dan melihat keluar betapa indahnya pemandangan bak sedang terbang di udara.

''Aku tak pernah mengira akan berjumpa lagi dengan Ibu setelah berpisah selama 7 tahun karena ibu tidak ingin tinggal bersama ayah di kota. Ibu merupakan pemilik kafe kue tart yang satu-satunya ada di desa itu. Selama ini, Ibu mengirim gambar setiap kue yang selesai dibuatnya. Betapa bahagia rasanya perjalanan ini karena tujuan yang ditunggu-tunggu dan aku sangat ingin mencicipi kue tart strawberry yang Ibu buat. Aku dan yura hanya berbeda satu tahun, umurku baru masuk 18 tahun. Oh iya, aku adalah perempuan yang sangat ceria dan suka tersenyum. Ada satu rahasia besar yang selalu kusimpan sendiri yaitu aku senang berbicara dalam hati.'' Yura berbicara dalam hati sembari melihat pemandangan.

Ketika hendak menutup kaca mobil itu Yura kembali berbicara dalam hatinya.

''Meskipun selama ini aku tinggal di Kota, gaya hidup dan cara bicaraku tidak begitu sama dengan anak-anak kota yang lainnya. Kadang aku sangat suka berbicara formal. Bisa dibilang aku orang yang sederhana.

''Hah, yura, kakak ingin menyambung tidur sebentar, jika sudah hampir sampai, segera bangunkan. Hm, Kamu sudah tidur duluan rupanya.'' Ungkap Yuri sambil tersenyum melihat adiknya tidur dengan wajah yang imut.

Akhirnya mereka tidur nyenyak di perjalanan. Hari sudah hampir petang, ponsel yang tadinya gelap dan senyap tiba-tiba berwarna dan berdering. Ternyata alarm Yuri berbunyi tepat pukul 17.00. Yuri dengan segera mematikan alarm dan melihat Yura sambil tersenyum.

''Kamu begitu cantik, wajahmu hampir serupa denganku dan sangat peduli, siapapun yang menyakitimu maka orang itu akan lenyap''.

TRAAAK......(Mobil yang ditumpangi Yuri dan Yura ditabrak oleh pengendara lain)

WHAT'S GOING ON?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang