"Apa ini, aku pernah mendengar ini sebelumnya. Iya benar, aku pernah mendengarnya di hutan dekat sungai waktu itu." Gumam Yuri. Yuro menunggu orang itu keluar, saat dia keluar "Yuri" ternyata Robi yang keluar dari toilet sebelah.
"Robi, kau kah yang barusan bersiul?" Tanya Yuri
"Oh seperti ini... siuuut."
"Iya benar, apa kau pernah bersiul di hutan sebelumnya? Begini, aku pernah mendengar orang bersiul di Hutan."
"Hutan?,, kurasa pernah, aku baru ingat, saat kerumah Noe, aku bermain lanyang-layang tapi layangan itu jatuh di hutan dekat sungai jadi aku mengambilnya. Tapi sepertinya ada orang lain di hutan itu, setelah mengambil layanganku, aku melihat sebuah koper hitam terlentang di pinggir sungai, lalu aku melihat isinya. Ternyata barang-barang perempuan jadi aku memberikannya kepada Noe. Aneh sekali orang itu, meninggalkan barang-barangnya di pinggir sungai." Ujar Robi dengan serius
"Koper?...." Yuri memikirkan bahwa koper itu adalah miliknya
"Yuri kenapa lama sekali yow?." Potong Arman "Oh ada Robi, ayo kita pulang Yuri" sambung Arman.
"Arman, kau boleh pulang duluan, ada hal yang harus ku bicarakan pada Robi." Kata Yuri
"Begitukah, baiklah. Aku ada latihan daah Yuri."
Arman pergi meninggalkan mereka. Yuri benar-benar tak menyangka ternyata orang yang bersiul itu adalah Robi. "Robi, mari bicara di kursi itu." Ajak Yuri
Ketika mereka duduk di kursi, Yuri langsung menanyakan sesuatu kepada Robi. "Tadi kau bilang koper hitam itu ada pada Noe"
"Iya benar, sebenarnya ada apa yuri?"
Yuri teringat sepatu yang di gunakan Noe saat di sekolah, mengapa begitu mirip dengan sepatu Yuri. Ternyata Noe memakai sepatu dari koper itu yang merupakan sepatu milik Yuri.
"Robi, apa kau melihat kecelakaan yang terjadi di sekitar jembatan."
"Di jembatan? Sore itu aku sempat bermain layangan di jembatan bersama Noe. Aku memang mendengar suara mobil tabrakan, tapi aku tidak melihatnya. Memangnya ada apa Yuri?
"Saat di perjalanan datang ke desa ini, aku menaiki moobil supir yang kami pesan waktu itu. Saat melintasi Jembatan. Mobil kami mengalami kecelakaan dimana di tabrak oleh pengendara lain tepat di hari kau bermain layangan. Aku terpelanting ke sungai dan terpisah dengan adikku. Hingga selang beberapa hari aku mendapat kabar bahwa dia meninggal."
"Ternyata itu adalah mobil yang kau naiki. Aku turut berduka cita Yuri."
"Iya benar, dan koper yang kau temukan di hutan itu adalah milikku. Saat itu aku sedang mencari arah keluar dari hutan. Robi apa ada jejak yang bisa membantuku menemukan pelaku tabrak lari itu...?"
"Aku tidak melihatnya Yuri hanya mendengar dari kejauhan. Tunggu, kurasa Noe melihatnya, karena dia juga mendengar suara itu. Akan segera kutanyakan padanya. Jika sudah ketemu, aku akan mencoba membantumu Yuri."
"Terimakasih Robi."
"Iya, kalau begitu aku harus pergi menemui Noe sekarang, oh iya aku lupa mengatakan sesuatu, kalau aku menyukai Noe, Tolong dukung perasaanku ini yah. Aku pergi dulu"
"Baiklah," Ujar Yuri
"Aku berharap Robi dapat membantuku mencari pelakunya. Yura, kakak akan berusaha agar kematianmu tidak sia-sia." Gumam yuri dan pergi dari warung.
Kafe
Sore itu Yuri baru keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Sedangkan kak manda masih sibuk membuat kue. Yuri datang dengan gaun Indahnya.
"Gaun yang indah, mau kemana Yuri? Kakak masih membuat kue pesanan."Ucap kak Manda
"Tidak kemana-mana kak, oh iya. Malam ini Yuri ada les privat bersama pak Hans. Jika lesnya di kafe....apa terlihat tidak sopan?"
"Pak Hans, waah di kafe saja Yuri. Kakak akan buat kue terlezat yang pernah ada."
"Kakak bisa saja, Yuri setuju. Terlebih lagi kakak bisa puas melihat pesona pak Hans"
"Tentu saja. Oh iya, tadi kakak melihat laki-laki yang pernah membeli kue strawberry di lapangan depan, sepertinya sedang bermain sepak takraw."
"Strawberry?, Takraw? Namanya Arman kak."
"Arman, kalau begitu cobalah berikan minuman segar ini padanya. Dia kelihatan lelah sekali."
"Siap, terimakasih kak."
Yuri bergegas keluar untuk bertemu dengan Arman.
"Arman..." teriak Yuri
"Hai Yuri." Jawab Arman dari kejauhan
"Siapa itu man, cantik sekalii." Ucap teman Arman yang melihat Yuri
"Cantik bukan, dia adalah calon kekasihku" Jawab arman sambil berlari menuju Yuri, teman Arman memasang wajah terkejut.
"Ini minumlah hehe." Kata Yuri sambil memberikan minuman itu pada Arman
Arman menerima pemberiannya dan maelihat penampilan Yuri sore itu dan berkata. "Cantik."
"Apa?", kata Yuri
"Bukan apa-apa, terimakasih Yuri. Bagaimana percakapanmu dengan Robi? Jangan bilang dia menyatakan perasaan kepadamu"
"Jika iya?"
"Tidak apa-apa, aku yakin kau tidak menyukainya Karena kau sudah tertarik denganku sejak awal."
"Kau terlalu percaya diri."
"Arman yow, bagaimana, aku tampan bukan."
Yuri hanya diam dan pipinya merona. "Bagaimana dia bisa mengetahui kalau aku tertarik padanya, menggemaskan." Ungkap Yuri dalam hatinya.
"Kalau begitu aku pulang dulu ya Yuri yang cantik"
"Tolong kabari bagaimana kondisi Indah ya Arman, 082125657180. Itu nomorku. Kurasa kau akan mengingatnya."
"Tentu saja Yow, 082125657180. Masuklah ke dalam, aku pergi dulu, daah Yuri..."
Malam pun tiba, Yuri berada di kamarnya menyiapkan buku untuk les malam itu.
Pak Hans datang di kafe tepat saat kak Manda bekerja.
"Permisi.." Salam pak Hans
"Ya ingin pesan apa." Jawab kak manda yang masih membelakangi pak Hans. Setelah kak manda berbalik. Dia hanya diam dan terkejut melihat kedatangan pak Hans.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S GOING ON?
Teen FictionSetiap orang menginginkan sebuah kehidupan yang sesuai dengan keinginan mereka, tetapi tidak semua orang dapat merasakannya. Begitu pula dengan Yuri, gadis berusia 18 tahun yang mengalami benih-benih menyakitkan setiap perjalanan kehidupannya. Pende...