Sekolah 08.00 WIB
Semua kelas terdiam sunyi dengan pelajaran. Tok tok tok, terdengar suara langkah kaki Yuri dan wali kelasnya pak Hans yang hendak memasuki kelas. Diperjalanan canggung itu Terlihat tulisan di seragam Yuri 'SMA PENSA'.
''Tak perlu canggung, ini sekolah barumu, bukankah harus dihadapi dengan ceria. Kenapa wajahmu datar sekali.'' Kata pak Hans
Yuri terdiam dengan wajah dinginnya itu tanpa melihat ke arah pak Hans.
''Aku merasa kehilangan keceriaanku setelah Ibu pulang tanpa membawa adikku, bukan berarti aku tidak menyalahkan diriku. Akulah yang sesunggguhnya bersalah.'' Gumam Yuri dalam hati.''
''Ayo masuk, ini kelas kita,'' ajak pak Hans kepada Yuri. ''Selamat pagi semua, semoga kabar kalian baik. Hari ini kita kedatangan siswi baru dari kota, silahkan perkenalkan diri.''
''halo semua, saya...''
''Yurii'' teriak laki-laki yang datang ke kafe Yuri dan membuat masalah.
''Perkenalan yang unik, terimakasih Arman. Baguslah Ternyata Yuri sudah punya teman. silahkan duduk di kursi kosong sebelah Indah'' kata pak Hans
Yuri duduk tanpa mengubah ekspresinya sama sekali dan tak peduli terhadap kejadian barusan.
''Anak baru, kamu jangan main-main dengan Arman, dia adikku''. Sapa Indah
''Ya''. Pelajaran pun dimulai, Yuri yang terlihat cuek ternyata sedikit memperhatikan teman sebangkunya, alat tulis sekolah yang branded menandakan bahwa indah adalah orang kaya. Kalau sekolah membolekhan baju memakai sepatu selain hitam putin, mungkin Indah akan memakai sepatu dari luar negeri.
Bel istirahat berbunyi dan guru meninggalkan kelas, ''sekian untuk hari ini, terimaksih dan sampai jumpa''.
Yuri melihat Indah mengeluarkan buku Harry Potter dari tas nya. Yuri sangat suka dengan Harry Potter dan hendak melihatnya
''Buku itu....""
''Tidak Boleh'', Potong Indah dengan tegas
''Padahal aku hanya ingin lihat sampulnya''. Kata Yuri dalam hati.
Indah adalah orang kaya yang tidak ingin berbagi. Adiknya Arman adalah pemain sepak takraw. Ayah indah merupakan kepala desa dan mereka tinggal tidak jauh dari rumah Yuri.
Arman yang tadinya duduk dibelakang menghampiri Yuri dengan hati-hati
''Hhuft Untung tidak terjatuh yow. Hai Yuri namaku Arman, ingat aku kan.''
''Anak takraw harusnya bermain di lapangan, bukan di bangku ku, pergilah.''
''Tapi aku tidak sedang bermain. Yuri aku ingin minta maaf atas semua kesalahanku, izinkan aku menjadi temanmu yow.''
''Aku sudah memaafkannya.'' Pergi meninggalkan Arman
''Kupikir akan mendapatkan teman yang lebih baik di sini, tetapi aku salah. Harusnya aku tidak boleh berharap banyak lagi, karena jika tidak terwujud hati akan hancur dengan penyesalan.''
Waktu terus berlalu dan sekolah pun berakhir, Yuri sedang berjalan pulang ke rumah. Arman dan Indah datang menghampiri Yuri.
''Yuri jadikan aku temanmu, kumohon, bukankah aku sudah cukup tampan untuk menjadi temanmu, oh tidak, kurasa suatu hari nanti kau akan menyukaiku.'' Kata Arman
''Kau berlebihan Arman, untuk apa memohon dijadikan teman, sepertinya anak baru ini tidak ingin berteman dengan siapapun.'' Tegur Indah
''Darimana kau tahu namaku?, jangan-jangan kau adalah seorang penguntit.''Tebak Yuri tentang Arman
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S GOING ON?
Teen FictionSetiap orang menginginkan sebuah kehidupan yang sesuai dengan keinginan mereka, tetapi tidak semua orang dapat merasakannya. Begitu pula dengan Yuri, gadis berusia 18 tahun yang mengalami benih-benih menyakitkan setiap perjalanan kehidupannya. Pende...