11 PILU

6 3 1
                                    

Sekolah

Hari ini Yuri ke sekolah dengan ceria, tidak ada kepura-puraan lagi dalam dirinya. Sekolah seperti biasa, mengikuti pelajaran lalu istirahat. Tapi tak satupun teman yang menyapa Yuri bahkan Arman sekalipun.

"Berita pak Hans masih menjadi misteri bagi seluruh siswa kecuali aku, Robi dan Noe. Biarlah selalu menjadi misteri karena aku tidak ingin banyak orang yang tahu tentang kehidupanku. Hari ini Indah tidak sekolah, mungkin karena itu Arman tidak menyapaku bahkan tidak menjawab sapaanku. Dia menjadi orang yang berbeda." Gumam Yuri yang sedang duduk di bangkunya.

Arman datang dan berkata "Yuri mari bicara."

Arman membawa Yuri ke kursi bawah pohon yang ada di sekolahnya itu.

Dengan nada dingin, Arman berkata kepada Yuri "kau tampak bahagia hari ini, entah apa yang terjadi padamu tapi aku hanya bisa mengucapkan selamat. Aku hanya ingin memberitahu bahwa hari ini adalah hari terakhirku berada di sini. Besok aku akan pindah ke luar negeri. Mengapa aku begitu peduli padamu harusnya ini tidak penting. Sudahlah ini titipan dari kak Indah. Dia minta maaf karena sifatnya yang tidak baik padamu." Sambil memberi buku Harry Potter milik Indah kepada Yuri lalu arman pergi.

Yuri menerima buku itu dan berlari menghentikan Arman. "Jangan pergi, setelah melihat semua perlakuanmu kepadaku, aku mulai berpikir kalau kau menyukaiku."

"Apa? Sejak kapan kau berpikiran seperti itu. Jangan berlebihan, aku hanya kasihan padamu. Aku melihat kesedihan yang meluap dalam bola matamu itu. Aku tetap akan pergi."

"Tapi aku menyukaimu,,,aku menyukaimu Arman."

"Lalu kenapa kau membunuh kak Indah. Karena kau kakak ku bunuh diri, kau mengambil semua yang dia punya hingga dia harus dibenci oleh ibu. Kak indah mengakhirkan dirinya di sungai malam tadi. Tapi apa, kau sama sekali tidak bertanya sedikitpun tentang keberadaanya. Aku sangat kecewa padamu Yuri." Ucap Arman dengan nada marah dan pergi meninggalkan Yuri.

"Indah mengakhirkan dirinya karena aku, tidak mungkin, lalu kenapa dia memberikan buku ini, harusnya dia membenciku hingga akhir hidupnya." Gumam Yuri sambil meneteskan air mata ke buku pemberian Indah.

Dua jam sebelum kematian Indah

Indah mengajak robi untuk bertemu di pinggir sungai melalui pesan teks. Indah diam-diam keluar kamar dengan tas yang berisi buku dan pena sebagai alasan jika dia terlihat oleh seseorang di rumah itu pergi bertemu Robi. Saat indah datang, Robi sudah menunggu di sana lalu Robi berkata. "Kenapa lama sekali, cepatlah ada apa mengajakku kesini pada malam hari seperti ini."

"sudah lama aku menyimpannya dalam hatiku, Robi aku sangat menyukaimu."

"Aku tahu, aku tahu dari bagaimana kau memandangku."

"Kau tau?, tapi mengapa kau mengabaikanku, malah kau sangat dekat dengan Noe dan selalu bermain dengannya."

"Karena aku menyukai Noe, bukan kau. Setelah ini aku akan menyatakan perasaanku kepada Noe." Ungkap Robi dengna tegas lalu robi mendapat pesan dari Noe agar ke kantor polisi dan segera menghubungi Yuri

"Aku harus pergi." Robi meninggalkan Indah sendirian

"Seberapa kalipun aku memikirkannya, aku merasa memiliki penderitaan terbesar di dunia. Padahal aku hanya seorang siswa 18 tahun. Aku sudah tidak sanggup lagi, maafkan Indah ayah, Ibu dan Arman." Pikir indah sambil menulis surat

Setelahnya indah langsung terjun ke sungai itu. Tak lama kemudia arman datang ke pinggir sungai, tetapi dia tidak melihat Indah. Hanya ada tas, buku dan surat kecil. Arman segera membaca surat itu.

Siapapun yang menemukan surat ini, aku ssangat berterimakasih, tolong berikan buku harry potter ini kepada temanku Yuri, dia sangat ingin membacanya. Teruntuk adikku Arman, aku bukanlah kakak yang baik, jadi jangan mencariku aku sudah di alam akhirat sekarang. Sampaikan pada ibu bahwa aku sudah memaafkan semuanya, tetapi setiap kali aku mencoba melupakannya aku malah semakin tersiksa.

Indah sayang Ayah, Ibu dan Arman. Terimakasih.

Arman meneteskan air mata dan berlari pulang kerumah untuk memberitahu orang tuanya. Setelah arman bercerita, ayah dan ibu hanya berkata tanpa penyesalan sedikitpun. "Itu sudah kemauannya untuk apa mencarinya, biarkan saja. Ikutlah kami keluar negeri, kita akan menetap di sana, jadi persiapkan semuanya kita akan pindah lusa."

Arman hanya terdiam, mengeluh dan masuk ke kamarnya. "Apa yang harus kukatakan pada Yuri, padahal aku sangat menyukainya. Lebih baik aku mengubur semua perasaanku dalam-dalam agar tidak ada yang terluka." Gumam Arman

Hari Arman meninggalkan desa

Rumah Yuri tampak suram, semua pintu dan jendela ditutup rapat-rapat. Yuri menangis di depan pintu kamarnya sambil memeluk lutut. "Harusnya aku tidak berharap berlebihan kepada manusia yang pada akhirnya hanya menyakitiku."

Yuri menangis tersedu-sedu hingga tidak tahu harus berbuat apa.

Keesokan harinya, Yuri pergi ke kota dengan memakai uang pemberian ayahnya. Menemui kak manda dan tinggal bersama, berbagi cerita dan bahagia bersama. Mereka membuka kafe di kota itu. Yuri tidak lanjut belajar di perguruan tinggi meskipun sangat ingin. Yuri belajar dari kesalahan di masa lalunya dan bekerja. Yuri percaya bahwa semua akan baik-baik saja jika dia tidak memberi rasa yang berlebihan kepada orang lain. Yuri tersenyum sambil menatap mesin kasir.

Seorang pelanggan yang tampan datang dan berkata "permisi, cake strawberry satu."

TAMAT

Terimakasih kepada pembaca, penulis sangat terbuka untuk kritik dan saran. Berharap pembaca tertarik dengan cerita ini.....

WHAT'S GOING ON?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang