Desa
Ibu Yuri adalah pembuat kue yang andal. Bu Jihan namanya. Hatinya yang dipenuhi bunga sedang menunggu anak-anaknya hingga dia bekerja dengan semangat. Bu Jihan sedang membuat kue strawberry sesuai keinginan Yuri yang ingin mencicipinya.
''Selama 7 tahun ini hidupku begitu sepi, hidup sendiri ditemani tumpukan gandum dan mentega. Huh, mereka akan segera tiba aku harus bergegas. Tapi kenapa lama sekali?.'' Gumam bu Jihan sembari membuat kue.
Sungai 15:12 WIB
Terlihat Yuri sedang pingsan di atas kopernya, hanyut mengikuti arus sungai dan membawanya ke tepi. Yuri mulai membuka matanya ''siutttt'' terdengar suara orang yang sedang bersiul tidak jauh dari posisi Yuri tapi perlahan suara itu menghilang.
''Apa yang terjadi?, Yura...yura apa kau disana?,'' sambil berlari dalam keadaan basah mencari adiknya. Tapi hanya pohon-pohon tinggi yang tampak di bola matanya. Yuri terus berlari.
Mengapa matahari terdiam dipenghujung petang
Menapa angin hanya lewat tanpa memberi kabar
Air mulai bercucuran dari rambutku
Hatiku panas tapi badanku menggigil
Dimana...
Petang mulai memalingkan wajahnya
Bulan hadir tanpa menyapa
Tak ada yang peduli
Tak ada yang mendengar
Yang terdengar hanya hentakan kakiku
Yang sedang berlari mencari-cari
Terus mencari
''Yuraaaa,'' Teriak Yuri dengan sangat kencang sampai menggelitik purnama. Yuri menangis sambil mencari arah keluar dari hutan hingga menemukan jalan aspal yang diterangi purnama dan bebeapa lampu jalan.
Tak hanya pikiran, tapi keadaan Yuri begitu hancur. Yuri berjalan dengan sangat pelan ditengah jalan gelap itu. ''mengapa aku dipisahkan dengan adikku, untuk pertama kalinya perasaanku campur aduk.''
Pit....pit... terdengar suara klakson mobil yang melaju dengan sangat cepat. Yuri menghadap kebelakang tetapi matanya tertampar cahaya menyilaukan. ''YURAAAA''
Mobil itu mengerem dengan tepat, hampir menabrak yuri.
''Hey, belum terlalu malam untuk bunuh diri, apa kau gila??, jangan-jangan kau hantu.'' Pengandara itu langsung keluar dari mobilnnya menuju Yuri
Yuri yang tadinya tertunduk menatap sinis si pengendara kemudian menangis...
''Paman.. Apa kau melintasi jalan sebelah kanan seteleh melewati jembatan.? Apa kau melihat kecelakaan yang terjadi di sana? Apa banyak polisi yang sedang menyelidiki kecelakaan itu? Yura adikku apakah kau melihatnya, wajahnya sangat mirip denganku. Kumohon katakanlah sesuatu.'' Tanya Yuri sambil meneteskan banyak air mata dan suara yang tersed-sedu.
''Apa sudah terjadi kecelakaan? Tapi aku tidak melihat apapun dan jalan begitu sepi, kendaraan yang melintas pun hanya sedikit, naiklah dulu, kau tampak berantahkan.'' Jawab pengendara mobil putih yang merupakan seorang laki-laki.
Ada anak kecil yang sedang tertidur di sebelahnya. Paman yang tadinya emosi, hatinya langsung luluh sambil menyetir. Yuri pun menceritakan semuanya.
''Aku akan mengantarmu ke kantor polisi, kau bisa jelaskan semua di sana,''kata paman.
Sesampainya di kantor polisi terdekat yuri turun dengan gemetar, baju yang tadinya basah mulai mengering.
''kau tunggulah di sini, biar aku yang ceritakan semua ke polisi'' kata paman tersebut.
Setelah keluar, paman langsung menghampiri Yuri ''Polisi tidak tahu sama sekali akan adanya kecelakaan yang terjadi di jalan itu karena tidak ada cctv dan laporan, polisi akan segera mencari tahu dan menelpoon bila ada kabar.
''Paman, apakah kau mau mengantarku pulang ke desa.....''tanya Yuri dengan lemah.
''Masuklah ke mobil dan bersabarlah, aku akan mengantarmu, tapi tolong jangan bangunkan anakku, dia akan menangis jika melihatmu''
''Terimakasih Paman''.
Mereka pergi dari kantor polisi ke desa...
''Apa yang harus kukatakan pada ibuku''
''Tenang, akan kuceritakan semuanya.''
Sesampainya di sana, Ibu terkejut dengan penampilan Yuri yang berantahkan
''Ibu, Yu, yu, ra.'' Menangis tersedu-sedu dan memeluk Ibunya
''Permisi, soal Yura biar saya yang sampaikan kepada Ibu, tolong biarkan Yuri membersihkan diri dan istirahat. Dia sangat syok.''
Yuri masuk kedalam rumah itu tanpa melihat ada kue strawberry di atas meja yang menunggunya.
''Luka dan duka pertama di umur 18 tahunku adalah kehilangan seorang adik. Aku benar-benar bersalah.'' Hati Yuri mengatakannya sembari dia membersihkan diri dan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S GOING ON?
Teen FictionSetiap orang menginginkan sebuah kehidupan yang sesuai dengan keinginan mereka, tetapi tidak semua orang dapat merasakannya. Begitu pula dengan Yuri, gadis berusia 18 tahun yang mengalami benih-benih menyakitkan setiap perjalanan kehidupannya. Pende...