Plak...
"Wah anjir, yang serius aja lo mau pakai cara itu Sa!"
Aksara meringis saat setelah Dirga tanpa dosanya memukul kepalanya dengan botol minuman. Sambil mengusak rambutnya ia berkata. "Anjir, sakit Ga."
"Ganti-ganti, pakai cara lain," ujar Cakra tak setuju.
Aksara menoleh sepenuhnya pada Cakra. "Sumpah Cak, gue tau itu jahat banget. Tapi gue udah nggak punya cara lain lagi."
"Ide lo di luar nalar pemikiran gue tau nggak," ujar Dirga.
"Emang udah bener orangnya yang lo maksud Sa?" tanya Cakra menahan tawa.
"Sumpah Cak, gue nggak bohong. Waktu kejadian itu secara nggak langsung dia ngomong gitu." Kata Aksara mengebu-gebu.
"Aksara Aksara, yang bener aja lo kalau bikin ide."
Kedua tangan Aksara megusak rambutnya fruatasi. Dirinya duduk lebih dekat dengan dua orang yang ada di hadapanya ini. "Sumpah, gue buntu banget mau bikin dia berani dateng ke hadapan kita kayak gimana. Emang dasar cupu tuh orang!" ujarnya. "Gue nggak bakal nyakitin ceweknya kok, gue juga tau ceweknya orang baik-baik." Sadar dengan apa yang ia katakan, buru buru ia meralat "Mungkin."
Dirga meniup rokonya, asap langsung menguar ruangan dan keluar melalui jendela. "Nggak usah sok tau lo Sa, lo tau namanya aja enggak. Cuma beberapa kali ketemu juga. Bener kan?" tanya Dirga dengan wajah super mengejeknya.
" Ya pokoknya gitu lah, tapi lo berdua mau kan?" tanyanya. Aksara berdecak, "Ck, kalau nggak sama kalian, gue mau minta bantuan sama siapa lagi hah?"
Sebenarnya Aksara sudah jengkel setengah mati pada mereka. Liatlah sekarang, karena Dirga dan Cakra. Ruangan Aksara kotor dan berantakan. Penuh dengan remahan makanan dan abu rokok berserakan dimana-mana.
Aksara mengehembuskan nafas gusar, jika dirinya tidak membutuhkan bantuan dua orang ini. Benar-benar sekarang juga ia akan mengusir mereka.Cakra tampak berfikir sekali lagi. Kedua mantanya kebetulan menagkap mata Dirga yang sedang menatapnya juga. Dalam diam seolah mereka berkata. Gawat, nggak bisa di biarin kalo Aksara turun tangan sendiri. Bisa mati semuanya.
Dirga memusatkan atensinya pada Aksara sepenuhnya. "Oke Sa, kita bakal bantuin lo. Kita nggak bakal biarin lo turun tangan sendirian," ujar Dirga yang membuat Aksara tersenyum puas.
"Tapi dengan satu syarat. Lo nggak boleh sakitin ataupun kasar sama cewek itu. Kalau sampai terjadi apa-apa, lo bakal tau akibatnya Sa." Kata Cakra
***
Guru menjelaskan di papan tulis hanya seperti angin lalu bagi Nayu. Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Duduk di bangku paling belakang memang terkandang menguntungkan. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan kedua mata yang seperti tak bisa lepas mengawasi jam dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
How The World Treats Us
Teen FictionKarena kesalahan fatal yang Aksara perbuat. Seorang gadis harus menerima keadaan hidupnya yang tak sama lagi. Hidupnya yang terpuruk karena orang-orang sekitarnya otomatis kesalahan yang Aksara perbuat makin memperparah keadaan. "Lo nggak boleh nye...