9-mereka

4 1 0
                                    

Nayu urung menginjakan kaki di  kantin sekolah saat kedua netranya langsung mendapati Audrey dan Tama bencengkrama berdua dalam satu meja. Kini Nayu tau mengapa kemarin kakaknya itu menyuruhnya untuk tak pergi ke kantin melayaninya seperti hari biasanya.

Jika di pikir-pikir, sebenarnya Nayu merupakan tipe murid yang malas berada di kantin saat jam istirahat. Selain malas dan tak ada teman, dirinya juga harus menghemat uang bukan? Maka dari itu ia lebih memilih membawa bekal dari rumah dan memakanya di kelas.

Dan kini entah mengapa kedua kakinya lebih memilih berjalan menuju perpustakaan. Seperti orang yang benar-benar suka membaca, dirinya sibuk mengamati buku-buku yang tertata rapi di rak-rak yang menjulang tinggi.

Tak sengaja padanganya mengarah pada gadis yang sedang membaca di meja paling
pojok. Gadis itu menutup buku dan terlihat akan beranjak pergi.
Nayu buru-buru meletakan buku yang ia pilih tadi di rak semula dan buru-buru keluar mengejarnya gadis itu.

"Kak, kak Alen!"

Di tengah padatnya orang yang berlalu lalang di koridor. Alen merasa ada seseorang yang memanggilnya, namun saat mengetahui orang itu adalah Nayu. Ia tak peduli dan langsung melanjutkan langkahnya.

Buru-buru Nayu memegang tangan Alen bermaksud untuk mengehentikan langkah gadis itu. "Kak, aku mau ngomong."

Alen menyatukan kedua alisnya. "Gue mau masuk kelas Nayu."

Nayu yakin. Alen ini baik dan  sifatnya berbeda dengan teman-temannya yang lain. "Aku mau ngomong sebentar sama kakak."

Alen mengerenyitkan dahinya. Ketara sekali seperti Nayu akan berbicara penting padanya "Yaudah lo tinggal ngomong aja sekarang. Cepet!" 

"Nggak di sini kak. Ayo ikut aku." Nayu menarik tangan Alen yang lantas membuat gadis itu terheran-heran. Ramainya murid yang berlalu-lalang membuat Nayu urung berlari, tak jarang banyak murid-murid yang menyapa Alen. Dan Nayu merasa beruntung Alen mau ia ajak berkerja sama untuk kali ini.

***

Saat Nayu dan Alen menaiki tangga balkon sekolah. "Lo ngapain ngajak gue ke balkon Nayu?!" ujar Alen dengan nada  terheran-heran. "Lo nggak tau apa gue takut ke sini!"

Saat mereka sampai atas, terpaan angin membuat Alen mengusap lenganya. Ia mengawasi sekitar di mana banyak tumpukan meja dan kursi yang tak terpakai. Bergidik ngeri itulah yang di rasakan dirinya sekarang. Sedangakan Nayu memastikan tak ada orang di sini selain mereka.
"Cepet lo mau ngomong apa?!" grutu Alen tak sabar.

"Kakak temenya Kak Audrey kan?!"

Alen langsung heran seketika. "Lo ngajak gue ke sini, cuma mau tanya itu Nayu?! Bego banget lebih baik gue balik."

Alen hendak pergi begitu saja, namun buru-buru Nayu mencekal tangan gadis itu. "Eeh ngak kak, aku cuma mau tanya tentang...Kak Audrey." Nayu harus banyak-banyak bersabar. Alen ini sebenarnya gadis kalem, namun terkadang perkataan dari mulut pedasnya itu yang tak bisa di hilangkan.

Mendegar nama Audrey, Alen
sontak memincingkan matanya. "Audrey? Dia...dia kenapa?"

Nayu mengganguk. "Kakak tau nggak sih. Akhir-akhir ini dia tuh sama...Kak Tama kok tiba-tiba deket ya. Mereka temenan? Tapi setau aku, sebelum-sebelumnya mereka nggak pernah deket." Oke biarlah untuk kali ini Nayu terlihat menjengkelkan.

Alen berjalan perlahan hingga ia  memegangi pembatas balkon. Dan kini mereka sama-sama bisa melihat gedung-gedung tinggi dan kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana. "Gue sama temen-temen gue juga agak kaget sih sebenernya. Tapi asal lo tau, Tama suka sama Audrey udah dari lama. Dan Tama bilang kaya gitu sehari sebelum Audrey berangkat ke luar negri."

How The World Treats UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang