16. Kehidupan mereka

11 1 0
                                    

Hari-hari berlalu.

Malam itu dirumah Dirga, hanya ada dirinya dan Aksara. Dengan rambutnya yang masih setengah basah Dirga duduk di sofa yang sama tepat disamping Aksara. Temannya itu sama sekali tak menghiraukan keberadaannya, ia sedari tadi hanya fokus pada ponsel dengan menampilkan wajah kusutnya. Dalam hati Dirga teringat sesuatu. "Gimana Sa? Lo udah temuin keberadaan mereka?"

Mendengar itu, Aksara merasa jengkel pada Dirga. "Kenapa di ingetin lagi sih sama si Dirga.''

 Aksara berbalik badan sepenuhnya memunggungi Dirga. Dirga yang tau temannya itu jengkel padanya lantas memegang pundaknya. "Jadi gimana sa?"

Tanpa berbalik bada sepenuhnya Aksara berguman. "Belum Ga." 

Tiba-tiba pemuda itu teringat sesuatu. Kini Ia langsung berbalik badan ke arah Dirga sepenuhnya. "Tapi Ga, Kenapa perasaan gue enggak tenang terus ya? Seperti gue ngerasa bersalah terus. Gue kenapa ya Ga? Atau emang jangan-jangan cewek itu-''

"Hust, lo nggak boleh ngomong gitu," ujar Dirga.

"Lo pikir gue enggak tau gimana usahanya lo cari mereka Sa?''

***

Pagi sekali dengan sejuknya udara pagi yang masih bisa menusuk kulit. Sama halnya di rumah dengan halaman yang dikatakan cukup luas, dengan banyak nya anggota keluarga yang tinggal dirumah tersebut. 

Di mulai dari satu bulan yang lalu. Hidup Nayu benar-benar berubah setelah kejadian itu.

 "Nayu!! Piring-piringnya kenapa belum kamu cuci semua?!!!" Jika bisanya teriakan Audrey dan tante nya yaitu Siska. Kini berganti menjadi Mirna-ibu panti yang mau menerimanya untuk tinggal disini.

"Iya ibu bentar." Nayu bergegas menuju dapur dengan tongkat andalannya yang kini setiap saat  membantunya berjalan.

Tiba-tiba terdengar teriakan anak kecil mengaduh tepat di depannya. "Aduh kak sakit!" 

Nayu sontak kaget. "Aduh dek..maaf kakak enggak tau."

 "Kakak jangan nyusahin aku mulu dong! Ini udah yang kelima kalinya kakak buat aku jatuh!!" teriak anak kecil itu.

"Iya dek maaf ya...maafin kakak. Kakak beneran nggak tau. Kakak nggak sengaja." Gadis kecil itu berlalu dan dengan sengaja  menyenggol tubuh Nayu. 

Selepas kepergian gadis kecil itu. Mirna bersedekap dada dan berkata pada Nayu. "Kamu belum beresin dapur?! Cepat beresin! Itu juga tumpukan piring-piring di wastafel belum ada yang kamu cuci!"

"Iya bu. tadi yang depan belum selesai."

"Iya udah cepat beresin! habis ini kamu jualan sana!" 

Lama tinggal di rumah ini dan meninggalkan kehidupan lamanya. Nayu cukup tau bagaimana sifat asli mereka, bagaimana cara mereka memperlakukan Nayu yang bagi mereka ia hanya bisa menyusahkan. 

"NAYU! IBU PERGI YA! KAMU JANGAN PERGI SEBELUM PEKERJAAN RUMAH BERES SEMUA!" 

*** 

Dengan tongkat yang membantunya berjalan berbulan-bulan belakangan ini. Nayu terburu-buru keluar rumah. Dugaan nya ia pasti sudah sangat terlambat dari pada biasanya, tak ada yang membantunya, selalu hanya dirinya sendiri.

"HARI INI HARUS HABIS LOH YA! KEMARIN-KEMARIN ENGGAK PERNAH HABIS DAGANGAN KAMU!" ujar wanita pemilik toko itu.

"Iya Bu, Nayu usahain."

"Jangan kamu usahain doang kalo pada akhirnya enggak ada hasilnya sama sekali!"

***

"Syukurlah nak kamu sudah sadar. Mama khawatir banget sama kamu." Dalam dekapan ibunya Audrey mengangguk. Antara bingung dan khawatir kenapa bisa ia berakhir seperti ini.

How The World Treats UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang