Part ter-budrek enggak tau mau nulis apa. Semoga kalian suka ya.
***
"Gimana? Kamu masih takut kerja lagi?"
Mendapati Nayu mengangguk perlahan, membuat Mirna menghela nafas gusar. "Kamu tuh kenapa sih? Terus mau sampai kapan Ibu harus lihat kamu di rumah terus-terusan?!"
"Udahlah. Pokoknya ibu enggak mau tau. Kamu harus kerja mulai besok! Ibu enggak mau lihat kamu malas-malasan lagi!"
***
Dan benar saja. Pada esoknya.
Sudah satu jam yang lalu Mirna mengantarkannya, dan wanita itu langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata apapun padanya.
Jalanan ramai hari ini. Nayu menundukkan kepala di kedua kakinya. Berharap agar pemuda itu tak datang lagi di hadapannya.
Namun baru saja ia berharap seperti itu. Seorang pria tiba-tiba menepuk pundaknya selama beberapa kali dan berkata. "Loh Neng kemana aja? Udah lama enggak kelihatan."
Nayu tersentak dan sontak mengangkat kepalanya. Selama beberapa saat terdiam ia akhirnya menjawab. "I-iya, habis sakit." Ia meringis kikuk, apakah orang-orang disini hafal dengan dirinya?
"Oh habis sakit. Saya pikir udah pindah."
Selama itu kah Ia tak kemari sampai orang ini berpikir seperti itu ?
"Enggak pak, enggak pindah."
"Kemarin-kemarin ada cowok nyariin. Tiap hari ke sini Neng. Tapi baru-baru ini aja bilang kalau ternyata nyariin Neng." Melihat tak ada respon dari Nayu, lelaki paruh baya itu pergi tanpa mengatakan sepatah kata apapun lagi.
Nayu tertegun dengan perkataan pria tadi. Laki-laki itu mencarinya? Berhari-hari berturut-turut?
***
"MAU JADI APA KAMU HAH?!"
"SEKOLAH AJA NGGAK BECUS!
"MAIN TERUS TAUNYA!! SEHARUSNYA KAMU CONTOH KAKA KAMU ITU!!"
BRAKK...
Pintu tertutup dengan keras, setelah rambutnya di jambak dengan kuat untuk yang terakhir kalinya. Wajahnya babak belur dengan darah yang tak berhenti mengalir mengotori seragamnya.
Aksara tidak menghiraukan rasa perih yang ada hampir di seluruh wajahnya. Ia berdiri dengan cepat lalu mengambil tasnya yang berada disudut kamar.
Berlari dengan cepat menuruni tangga dan keluar dari rumah. Menghalau air mata yang turun dari pelupuk matanya.
Berada di rumah di waktu yang sama dengan ayahnya adalah keputusan yang salah.
"ADEN...Mau kemana lagi Den? Udah malam ini." Dari arah belakang wanita paruh baya itu berlari terpongoh-pongoh saat mengetahui Aksara keluar rumah di jam malam ini. Masih memakai seragam sekolah pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
How The World Treats Us
Teen FictionKarena kesalahan fatal yang Aksara perbuat. Seorang gadis harus menerima keadaan hidupnya yang tak sama lagi. Hidupnya yang terpuruk karena orang-orang sekitarnya otomatis kesalahan yang Aksara perbuat makin memperparah keadaan. "Lo nggak boleh nye...