#4 Diagon Alley!

2.9K 392 36
                                    

Aku mencari perapian di gudang tersebut, "Aku rasa aku ingat, kalau aku membuat perapian disini." Kataku sambil lingak linguk mencari lubang perapian yang sengaja aku tutupi dengan tumpukan kardus.

"Memangnya buat apaan sih?" Tanya Louis yang sama sekali tak membantuku. "Diagon Alley apaan? Bubuk Floo?"

"Daripada nyocot mulu, sini bantu nurunin kardus-kardus ini!" Kataku sambil menurunkan kardus yang mungkin berisi baju, Rok, buku², dan beberapa barang yang dulu aku pakai di Hogwarts.

"Aku masih belum percaya jika kau penyihir." Kata Louis meledek.

"Terima kasih, Mr Louis." Kataku dengan nada mengejek. "Kau akan terkejut nanti setelah melihat semuanya."

Sampai akhirnya aku menemukan perapian yang besar untuk aku masuki. "Akhirnya!" Kataku sambil membersihkan tanganku. "Aku akan mengambil perkamen, dan tinta."

Aku keluar dari gudang dan menuju kamarku, ada Bantty dikamarku yang sedang melipat bajuku. "Bantty, kumohon jaga rumah ya! Aku harus pergi sebentar."

"Kemana Nyonya?" Tanya Bantty. "Dan apa yang nyonya bawa?"

"Saya akan pergi ke suatu tempat bersama Louis. Mungkin sampai malam." Jawabku. "Aku membawa perkamen dan tinta."

"Aku pergi dulu, bye!"

Aku kembali masuk gudanh dan mengambil tongkat, 5 Galleons, dan perkamen plus tinta yang aku masukan kedalam tas. "Baiklah, mari kita ke Diagon Alley." Kataku sambil mengambil bubuk Floo.

"Naik?" Tanya Louis.

"Sudah ku bilang, pakai ini!" Kataku sambil menyodorkan tas bubuk Floo.

"Aneh, kau Kriss, kau aneh!" Kata Louis sambil meraba dahiku. "Kau tak panas."

Aku memandang Louis dengan kesal, "Nih, ambil satu genggam bubuk dan kemudian masuk lah kesana!" Suruhku.

"Ngomongnya harus jelas, jangan sampai kau salah sebut!" Kataku memberitahu Louis

"Ya benar saja? Masa lewat sini?" Tanya Louis.

"Udah jangan banyak cingcong! Okey!" Kataku sambil mendorong tubuh Louis masuk keperapian yang menyala.

"Tubuhku tak kebakar?" Kata Louis. "Malah seperti di udara yang hangat."

"Apa kau mau aku bakar? Udah, sekarang teriaklah 'Diagon Alley!" Kataku. "Jangan sampai salah sebut."

"Kalau salah sebut?" Tanya Louis.

"Kau akan tersesat seperti Harry." Kataku nyerocos. "Cepat!"

Louis pun membuka mulut dan langsung tertelan olehnya banyak abu panas.
"D-dia-gon Alley!" Kata Louis terbatuk.

Dan tiba-tiba, Louis menghilang. "Lah, Louis malah batuk." Kataku. "Bagaimana kalau dia tersesat? Iss dasar!"

Aku langsung masuk keperapian dan berteriak, "Diagon Alley!"

Seketika aku pun berpindah di perapian yang benar, tapi tak ada Louis disana. "Astaga, kau dimana Louis?"

Aku mulai mencari Louis, banyak orang yang dengan berbelanja di Diagon Alley. Mungkin karena 5 hari lagi Mereka semua akan pergi ke Hogwarts. "Kiranya dimana Louis?" Gumamku. "Louis! Louis!"

Aku mencoba mengingat kejadian saat Harry Potter dulu yang salah mendarat di perapian. "Apa mungkin Louis ada ditoko Burkni dan Burkes?" Gumamku. "Bisa jadi seperti kejadian Harry dulu."

Aku pun segeralah berjalan dan memasuki jalan kecil menuju toko Borkin dan Burkes. Sesampainya di depan toko, terdengar suara orang yang sedang bertengkar didalam toko. Terlihat Louis di cekik oleh Mr Borkin, aku langsung masuk kedalam toko.

My Story (Scorpius × Reader × Draco)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang