15 - Ablauf der Zeit (01)

120 23 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Mommy, apa suatu saat Perth juga bisa menikah seperti Papa dan Mommy?" Tanya si kecil saat melihat anak-anak manusia bermain dengan orang tuanya.

Dia dan mommynya sedang duduk di atas bukit, dari tempat keduanya, pemandangan bawah terlihat begitu jelas.
"Bisa, satu hari nanti Perth akan menemukan Malaikat yang tulus mencintai Perth." Ucap mommynya mengusak rambut bayinya.

"Apakah ada yang lebih tulus dari Mommy dan Papa mencintai Perth?" Tanya si kecil ragu sekaligus penasaran.

Mommy tersenyum mendengarnya lalu menarik pelan dagu Perth untuk menoleh padanya.

"Tidak ada yang lebih tulus dari cinta Mommy dan Papa, tapi pasti ada yang mau berusaha mencintai Perth sebesar kami." Ucap mommynya dengan sabar menjelaskan dengan penuh senyum.

Malaikat tidak pernah memiliki rasa benci maupun iri, mereka adalah bentuk cinta dari Yang Agung.

"Rasanya Perth ingin kecil terus agar hanya mencintai dan dicintai oleh Papa dan Mommy." Ucap Perth yang membuat mommynya tergelak gemas.

Ia mencium hidung mungil Perth dengan hidungnya sendiri.

"Bagi Mommy dan Papa, Perth kecil ini akan selalu menjadi bayi kami." Ucap mommynya yang menghasilkan senyum pada Perth.

Bagi Orang Tua, anak akan selalu jadi bayi kecil sebesar dan sedewasa apapun ia tumbuh.

...

"Mommy." Perth terbangun dari tidurnya dengan peluh di wajahnya.
Ia memandang langit kamar dan menyadari ini bukan kamarnya.

"Kamu sudah bangun." Ucap Mark yang berjalan menghampiri Perth.

Perth memandang Mark lalu memalingkan muka.
Mark memanggil Dokter.

Mark mengenggam tangan Perth lalu menundukkan kepala dengan berbisik.
"Kumohon, jangan mati tanpa izinku." Ucapnya dengan nada yang dingin. Terdengar seperti ancaman.

Perth menoleh ke arah Mark yang berbalik melangkah pergi membiarkan Off memeriksa keadaan Perth terlebih dahulu.

Perth tidak ingat alasan ia berada disini, tapi Off menjelaskan pada Perth alasan Mark membawa Perth kesini.
Itu karena Perth ketiduran didalam bathup.

"Istirahatlah sampai infusnya habis, lalu kamu bisa pulang setelahnya." Ucap Off dengan ramah.

"Dokter sendirian? Biasanya dengan Dokter Singto." Ucap Perth yang sepertinya merindukan Dokter tersebut.
"Ohh dia sedang ada Operasi, nanti saat dia selesai akan kuberitahu dia bahwa kamu merindukannya." Ucap Off sambil tersenyum.
Perth ikut tersenyum.
"Bagaimana Dokter bisa tahu bahwa aku merindukannya?" Tanya Perth.
"Hemb, terlihat jelas di kalimat tanyamu." Ucap Off kemudian ia pergi dan menyuruh Perth istirahat.

Mark masuk setelahnya dengan membawa Sekeranjang Strawberry.

"Apa suamimu harus menemanimu mandi agar bisa mengawasimu?" Tanya Mark menaruh keranjang buah di atas nakas lalu duduk dan menatap Perth.
"Maaf." Ucap Perth merasa bersalah karena membuat Mark marah.
"Maaf untuk apa?" Tanya Mark.

"Untuk membuat kamu marah." Ucap Perth secara irit.
Mark menghela nafas lalu mengenggam tangan Perth.

"Kalau begitu, aku juga harus minta maaf." Ucap Mark masih dengan nada arrogan dari iblis itu.
"Untuk apa kamu yang minta maaf?" Tanya Perth tidak mengerti.

"Karena hadir di kehidupanmu dan mengacaukan hidupmu." Ucap Mark.

Perth terdiam.

Ia tidak bisa menyalahkan Mark atas takdir itu, jika Mark tidak datang, akankah semua berbeda?

Perth marah pada Mark bukan sepenuhnya salah Mark, tapi yang sebenarnya mungkin ini salahnya sendiri.

Andai dia tidak menginginkan kebebasan, mungkinkah Mario masih hidup?

Pada akhirnya cara melindungi kelemahan dalam dirinya adalah menyalahkan orang lain.
Terlebih orang itu tidak akan merasa sakit hati meski dihina ribuan kali, meski disalahkan dan dikutuk penuh kebencian.

Mark Siwat adalah Iblis, penguasa kebencian, pusat segala sakit, dan sumber masalah.

Setidaknya Perth tahu Mark tidak akan meninggalkannya meski terus menghadapi kebencian dari Perth.

"Mengapa kamu suka Strawberry?" Tanya Mark saat mencoba memakan satu biji.
"Karena asam dan manis yang ternyata bisa menyatu." Ucap Perth.

"Mengapa kamu menyukai rasa kontras tersebut?" Mark rupanya kepo.
"Karena itu mengingatkan pada setiap kehidupan, asam dan manis bisa datang bahkan dalam rupa sama.

Mark mengakui selera manusia itu aneh.

Baginya yang tidak suka buah, tapi suka daging.

"Kamu lucu pas reaksi sama rasanya." Ucap Perth sambil tersenyum melihat muka Mark yang baginya lucu.

...

Tbc

Blackswan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang