20 - End

152 27 14
                                    

Ketika hidup memberikanmu perih, maka hidup pula yang membalut perihmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika hidup memberikanmu perih, maka hidup pula yang membalut perihmu.

Selama keyakinan hidup dalam hati, maka tidak akan ada keraguan untuk percaya bahwa beginilah Hidup bekerja.

...

Rubi sedang bermain bersama Jungkook, Taehyung dan Mark.

Sedangkan Perth hanya duduk bersama Singto.

"Cucuku tumbuh semakin cantik." Ucap Singto.
"Dia sangat mirip Daddynya." Ucap Perth sambil tersenyum.

Tidak ada yang namanya baik-baik saja saat kehilangan yang tercinta. Namun begitulah hidup, segalanya harus berjalan terus.
Berlalu dan meninggalkan yang di masa lalu.

"Ngomong-ngomong Siwat mengingatkan papa pada Mark." Ucap Singto. Kini Perth memanggil Singto sebagai Papa, Taehyung dan Jungkook juga memanggilnya begitu.
"Setiap yang baru tahu Siwat, pasti akan mengatakan hal serupa, bukan hanya namanya, sikap mereka juga mirip, bedanya Siwat lebih hangat." Ucap Perth disetujui Singto.

Setiap kenangan tentang Mark, tidak terlupakan oleh siapapun, hanya tentang wajah yang serupa tapi tak sama.

"Apakah Siwat menyukaimu?" Tanya Singto penasaran, sudah beberapa bulan sejak Siwat hadir, kehadirannya seperti pengobat rindu akan sosok Mark Siwat.

"Sepertinya Perth yang menyukainya duluan." Ucap Perth lirih dengan mukanya yang memerah. Singto menatap ke putranya dan tersenyum.

"Sebagai pengganti atau diri Siwat sendiri?" Tanya Singto.
Perth menunduk.
"Tidak akan ada yang bisa menggantikan Mark, dan Siwat bukanlah pengganti, ia sebagai dirinya sendiri." Ucap Perth kemudian mendengar suara Rubi memanggilnya untuk bergabung.

Perth pun melambai lalu menoleh pada Singto.
"Sana, Papa mau bangunin Daddymu." Ucap Singto menyuruh Perth menghampiri mereka.
"Daddy sangat pemalas, sudah siang dan belum bangun." Komentar Perth.

Singto tertawa mendengarnya.

...

"Bangunlah." Ucap Singto duduk di tepi ranjang sambil mengguncangkan bahu Atta.
Atta terusik namun ia malah menarik Singto dan menyebabkan Singto jatuh diatas Atta.

Atta membuka mata.
"Nyonya, saya sangat mengantuk." Ucap Atta lalu membaringkan Singto ke sebelahnya sambil masih dipeluk.

Atta merebahkan kepalanya ke bahu Singto.
"Jadi lebih baik kamu menemani saya lebih lama." Ucap Atta.
Singto akhirnya menghela nafas lalu mendorong Atta jatuh dari tempat tidur.

"Mau mandi sekarang atau kamu kuseret ke kolam renang?" Tanya Singto yang galak.

Atta pun bangun.

"Saya akan mandi nyonya, saya lupa bahwa istri saya ini sangat galak." Ucap Atta gemas sambil mencuri ciuman dari Singto.

Singto hanya tergelak atas perilaku kekanakan Atta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blackswan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang