pergi

1K 81 11
                                    

Sudah hampir seminggu Aisyah selalu meminta Alvin untuk membelikan-nya makanan di malam hari.

Untuk hari pertama dan kedua Alvin memang selalu menuruti permintaan Aisyah dengan senang hati tapi dari hari ketiga sampai ke tujuh Alvin selalu membelikan makanan itu dengan setengah hati.

Bukan apa-apa tapi setiap kali ia sudah membawakan makanan pasti tidak akan di makan dan berakhir Alvin yang makan.

Dan sekarang tepat pada pukul sembilan malam Alvin sedang mengerjakan tugas kantor dengan Aisyah yang sedari tadi menonton drama korea.

Aisyah mematikan televisi lalu berjalan kearah Alvin dengan langkah pelan.

Setelah sampai di samping Alvin ia menoel pipi sang suami beberapa kali hingga Alvin meliriknya.

"Apa?" tanya Alvin sambil terus mengetik.

"Mau nasi goreng" jawabnya dengan nada manja.

"Nanti ya mas lagi banyak kerjaan" ucap Alvin.

Mendengar ucapan Alvin, Aisyah memasang wajah sebal lalu memukul lengan Alvin dengan sedikit kencang.

"Masss Ais mau-nya sekarangg!!"

"Mas lagi kerja is, sabar" ucapnya mencoba sesabar mungkin.

"MAS AISYAH MAU NASI GORENG! S.E.K.A.R.A.N.G!" teriak Aisyah dengan penekanan di akhir ucapannya.

Alvin tak menghiraukan ia sedang fokus dengan kerjaan-nya karna besok ia ada meeting yang sangat penting.

"MAS ALVIN AISYAH MAU NASI GORENG!!!" teriaknyaa lagi.

"MASSSSSS!!!" teriak Aisyah tepat di kuping Alvin.

"Ais mas lagi kerja, sebentar ya? Mas besok ada meeting penting sayang, jangan di ganggu dulu sebentar aja" ucapnya mencoba sesabar mungkin.

"MASSS AL--

PRANG

Alvin melempar cangkir kopi yang ada di samping laptop-nya saat Aisyah sudah ingin meneriaki nama-nya.

Aisyah yang kaget langsung memundurkan langkahnya dan menunduk.

Dia takut.

Alvin menatap Aisyah dengan rahang yang sudah mengeras.

"KAMU NGERTI KATA SABAR KAN AISYAH?! MAS UDAH BILANG SABAR! KENAPA GA KAMU DENGERIN?! KAMU MAU MANCING AMARAH MAS?! IYA?! JAWAB! MENDADAK BISU HEH?!" tanya Alvin dengan amarah yang sudah memuncak.

Alvin berjalan kearah Aisyah lalu berhenti tepat dua langkah di depan Aisyah.

"Kenapa diem? Kemana suara-nya?! Tadi cerewet banget" ucap Alvin remeh.

"Mas bukan orang sabar kayak apa yang kamu bayangin sayang" ucap Alvin dengan nada rendah.

"MAS UDAH BILANG DARI TADI SABAR KE KAMU KARNA MAS GAMAU MARAH-MARAH SAMA KAMU! TAPI? KAMU TETEP NGOMONG! MAS CAPEK KALO HARUS NURUTIN KEMAUAN KAMU YANG UJUNG-UJUNGNYA GA KAMU MAKAN! KALO KAMU MAU INI ITU TU DI MAKAN AISYAH! KAMU TAU?! CARI KEINGINAN KAMU MALEM MALEM ITU SUSAH! MAS NEKAT NYARIIN KAMU MAKANAN KARNA MAS YAKIN MAKANAN-NYA BAKALAN KAMU MAKAN! tapi ternyata? Jangankan kamu makan kamu sentuh aja engga" ucap Alvin dengan nada dingin.

"Dan satu lagi! Kalo kamu ganiat masak sarapan buat mas, gausah!"

Kenapa Alvin bilang seperti itu? Karna setiap pagi Aisyah hanya memasak sarapan yang membuat Alvin alergi, Alvin sudah sering bilang ke Aisyah kalo itu adalah makanan yang membuat dirinya alergi tapi tetap saja Aisyah masak dan Alvin selalu berakhir sarapan di rumah Rara.

Bahkan Bagas bilang Alvin seperti tak punya istri jika terus berakhir sarapan di rumahnya.

"Nangis heh?" tanya Alvin saat melihat punggung Aisyah yang bergetar.

Ia lalu terkekeh sebentar sebelum berkata..

"NANGIS AJA IS NANGIS TERUS! NANGIS AJA SAMPE AIR MATA KAMU BERUBAH JADI DARAH!" teriaknya lalu pergi meninggalkan Aisyah.

Saat mendengar pintu kamar yang tertutup Aisyah jatuh terduduk sambil menangis.

Sedangkan di bawah Alvin sedang menelfon seseorang.

"Carikan saya satu tiket ke amerika malem ini" perintahnya lalu mematikan sambungan telfon sepihak.

Setelah itu ia mengambil kunci mobil dan keluar dari rumah membuka pagar dan masuk ke dalam mobil tapi ia juga tak lupa menutup gerbang kembali.

Aisyah yang mendengar suara mobil langsung berdiri dan melihat ke jendela.

"Hiks m-mas..." lirih Aisyah.

Aisyah berlari ke teras depan lalu membuka pagar tapi terlambat mobil Alvin sudah menjauh.

Ia hanya memandang mobil itu dengan air mata yang terus mengalir.

"Mas" gumam Aisyah lirih.

Sedangkan disisi lain..

"Loh Ka itu mbak Ais kan?! Ko di tengah jalan gitu" tanya Mawar panik.

"Iya itu mbak Ais, ngebut war" tintah Nabila.

Mereka berdua malem ini memang ingin kerumah Aisyah dan Alvin hanya ingin menonton drama bersama.

Mawar memberhentikan mobilnya lalu Nabila keluar yang di susul oleh Mawar.

"Ka ngapain disini? Ayo masuk" ajak Nabila.

Aisyah menengok ke arah Nabila dengan air mata yang terus mengalir lalu dengan tiba-tiba Aisyah memeluk Nabila erat.

"Mbak, mbak kenapa?" tanya Mawar panik.

"M-mas A-alvin Nab, War" ucapnya sambil sesengukan.

Mawar melirik kearah bagasi dan tak menemukan mobil sang abang ia jadi khawatir sendiri sekarang.

Jangan-jangan...

"Bang Alvin pergi?!" tanya Nabila yang sudah mengerti dengan keadaan.

Aisyah mengangguk dan anggukan kepala dari Aisyah membuat Mawar melotot.

"Masuk yu Mbak? Coba mbak cerita semuanya ke kita siapa tau kita bisa bantu" ucap Nabila lembut.

Aisyah berdiri lalu berjalan kedalam dengan langkah pelan.

Setelah mereka masuk, mereka duduk di sofa dan Aisyah langsung menceritakan semuanya secara lengkap.

"Sabar ya ka" ucap Mawar sedih.

"Ka Ais hamil?" tanya Nabila ragu.

Aisyah menganggukan kepala-nya yang membuat dua kaka beradik itu melotot.

"Bang Alvin belum tau?!" tanya Mawar yang mendapat gelengan dari Aisyah.

"Seharus-nya Mbak Aisyah kasih tau dulu kalo Mbak hamil, pasti kalo bang Alvin udah tau Nabila jamin bang Alvin gabakal pergi" ucap Nabila.

Aisyah menundukan kepalanya.

Benar, apa yang di katakan oleh Nabila itu benar seharusnya ia memberitahu Alvin terlebih dahulu.





.
.
.
Seperti biasa jika ada typo atau berlebihan cerita mohon maaf

A&A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang