22

990 76 5
                                    

Alvin berjalan ke dalam kamar pada pukul 00:01 dan pada pukul 23:53 Alvin baru sampai di apartemen.

Alvin memang sengaja pulang tengah malam, bukan karna tidak rindu sang istri tapi dia masih mencerna segala kebenaran yang baru saja ia ketahui.

Alvin membuka jas-nya lalu menatap Aisyah sekilas dan masuk ke kamar mandi sambil membawa pakaian ganti.

Setelah selesai ia duduk di ranjang dan terus menatap Aisyah dengan sorot tak terbaca.

Setelah kurang lebih tujuh menit hanya berdiam Alvin memutuskan untuk keluar dari kamar menuju ke atas apartemen.

Setelah beberapa menit berjalan menaiki tangga tibalah Alvin di atas apartemen, ia berdiri dan terus memandang indahnya kota paris dari atas, benar-benar sangat sempurna.

Alvin mendudukan badan-nya lalu melipat kedua kaki-nya.

"Ais minta maaf" ucap seseorang.

Alvin sontak menengok ke belakang dan betapa terkejut-nya ia saat melihat sang istri sudah berada di belakang sambil menatap diri-nya dengan raut sendu.

Ia berdiri lalu menghampiri Aisyah dengan langkah pelan.

"Ko bisa disini?" tanya Alvin lembut.

"Ais ngikutin mas tadi" jawabnya jujur.

...
Aisyah yang mendengar suara pintu apartemen terbuka langsung membenarkan posisi tidurnya dan mencoba memejamkan mata.

'ceklek

Karna tak mendapatkan suatu pergerakan dari kasur Aisyah mengerutkan kening-nya bingung biasanya suami-nya itu langsung memeluknya tapi ini?

Setelah kurang lebih memikir Aisyah mendengan suara pintu yang tertutup dan di lanjutkan dengan suara air.

Ia membuka matanya lalu membalikan badannya menghadap ke pintu kamar mandi.

"Mas Alvin kenapa?" tanyanya pelan pada diri sendiri.

Beberapa menit memandang pintu itu akhir-nya ia sudah tidak mendengar suara air lagi dengan perasaan sedikit bahagia Aisyah mengembalikan posisi badan-nya seperti semula dan mencoba menutup mata lagi dan menunggu apa yang akan Alvin lakukan seterus-nya.

Aisyah merakan kasur yang bergoyang tanda ada seseorang yang naik tapi setelah beberapa menit tak mendapat pelukan, Aisyah sedikit heran lalu keheranan-nya di ganti dengan keanehan saat mendengar suara pintu yang terbuka lalu tertutup kembali.

Ia bangun dari tidur-nya berniat untuk menyusul Alvin tapi sebelum berdiri ia menatap ponsel Alvin yang barusan terdapat bunyi notif, ia mengambil ponsel itu lalu membuka-nya dan terdapatlah beberapa chat dari grub (3'A 1'F) yang tertulis..

Ari: Lu udah tanya sama istri lu soal calon pertama suami-nya kan? Terus dia jawab apa?

Adam: Eh pala kotak hati lu aman kan?

Farhan: Jangan nangis ah vin

Ari: Vin?

Mata-nya melotot kaget membaca semua pesan itu, lalu ia bergegas memakai kerudung-nya dan mengikuti Alvin walau pungung sang suami sudah tak terlihat tapi ia masih bisa mendengar suara kaki seseorang yang mengarah ke atas apartemen.

....

"Udara malem gabaik buat ibu hamil" ucap Alvin lembut dengan senyum manis.

"M-mas Ais minta maaf" lirihnya sambil menatap Alvin sendu.

"Kamu punya salah emang ya? Mas ngerasa kamu gapunya salah deh, jadi masuk yuk! Mas ngantuk nii" rengek Alvin sambil menggandeng tangan Aisyah lembut.

Aisyah hanya pasrah mengikuti suami-nya itu dengan menunduk hingga tak terasa air mata-nya jatuh.

Setelah sampai di apartemen mereka Alvin terus membawa Aisyah menuju kamar lalu setelah sampai di kamar ia menutup pintu dan melepas genggaman mereka dengan pelan.

"Kamu tidur duluan ya? Mas mau nonton film dulu" ucap Alvin sambil berjalan ke arah meja-nya tapi sebelum itu tangan-nya lebih dulu di tahan oleh Aisyah.

Alvin menatap Aisyah dengan sorot bingung.

"Aisyah mau tidur bareng mas Alvin, gamau sendiri" ucap Aisyah dengan raut memohon.

"Yaudah! Ayok!" ajak Alvin.

Aisyah berbaring di kasur dan di ikuti oleh Alvin.

Meliahat Alvin yang sudah berbaring Aisyah langsung saja memeluk suami-nya erat.

"Tidur sayang" ucap Alvin sambil terus mengecup kerudung istri-nya berkali-kali.

Setelah kurang lebih satu jam akhirnya Aisyah pun tidur di pelukan Alvin.

Alvin melonggarkan pelukan mereka lalu menatap wajah damai istri-nya dengan sendu sebelum berucap..

"Sakit banget ya is pas tau kamu pernah punya calon suami, bahkan sampe depresi gitu, kira-kira di hati kamu masih terukir nama dia ga ya? Kalo iya...mas minta maaf ya? udah mau ngerusak nama indah itu di hati kamu" ucap Alvin lirih hingga tak terasa air mata-nya sudah menetes sedari tadi.

Sebelum kembali tidur handponenya berbunyi, Alvin mengambil handpone itu dan tertera nama Farhan.

Ia melapas pelukan-nya lalu berjalan kearah jendela dan baru mengangkat telfon itu.

"Kenapa?" tanyanya.

"Gua udah tau makam-nya dimana, besok kalo lu mau ziarah kita bisa ke kuburan-nya, mau?" tanya Farhan.

"Oke, besok ketemuan di kantor gua" ucap Alvin lalu mematikan telfon itu sepihak.

Ia berbalik dan langsung di suguhi oleh pemandangan Aisyah yang duduk ranjang.

"K-k-kamu ngapain?" tanya Alvin gugup.

"Kamu abis nelfon siapa?" alih-alih menjawab Aisyah justru bertanya kembali.

"Farhan" jawabnya santai lalu kembali ke ranjang dan merentangkan tanganya.

Sebelum memeluk Alvin Aisyah terlebih dahulu membuka kerudung-nya dan barulah ia masuk ke dalam pelukan Alvin.

"Kenapa bangun lagi?" tanya Alvin.

"Kamu gaada" jawabnya.

Alvin diam sambil terus mengelus rambut istri-nya lembut.

"Mas.. Ais minta maaf ya karna ga pernah ngasih tau soal c-

"Mas lagi gamau bahas itu is, hati mas sakit kalo kamu bahas itu, jadi mas mohon hargai hati mas ya? Sekarang mas mau tidur biar bisa ngelupain tentang ini, besok pagi anggap aja kita gapunya masalah ya? Mas mohon" ucapnya dengan mata terpejam.

Aisyah diam mendengar ucapan Alvin yang terasa sekali rasa sakit-nya, ia jadi merasa bersalah tak pernah menceritakan masalalu-nya kepada Alvin hingga Alvin tau kebenaran itu dari orang lain, bukan dari diri-nya.


.
.
.

A&A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang