8. Kedatangan Eyang

25K 3.3K 134
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi itu sebuah mobil SUV memasuki kawasan rumah keluarga Jayadi. Dari sana, keluarlah seorang wanita berusia lanjut yang berjalan dibantu oleh perawatnya. Yunata bergegas keluar dari rumah kemudian langsung mencium tangan wanita itu dan tersenyum. Rasanya sudah begitu lama tak melihat sosoknya, entah kapan terakhir kali mereka bertemu.

"Eyang apa kabar?"

"Baik, kamu sekeluarga bagaimana?"

"Kita semua baik, mari masuk Eyang."

Wanita tua itu bernama Rastanty Mahesa, beliau merupakan nenek dari Esa, salah satu orang yang membuat janji perjodohan dan masih hidup sampai sekarang. Tristan berjalan pelan menuruni tangga, ia langsung tersenyum lebar dan menyapa nenek Mahesa. Sosok nenek yang juga sudah seperti neneknya sendiri.

"Apa kabar Eyang?" sapanya sopan. Kemudian duduk di bawah, dekat kaki wanita tua itu.

"Kamu kapan pulang dari Korea?" tanya Rastanty sembari mengusap surai hitam milik Tristan dengan lembut.

"Beberapa hari yang lalu, maaf tidak mengunjungi Eyang."

"Tidak apa Eyang paham, yang penting kamu kembali dengan selamat, sudah cukup buat Eyang," ucapnya dengan senyum manis.

Mata tuanya menatap sekitar dan tidak menemukan sosok yang ia cari. Yunata yang paham langsung memberitahukan pada Eyang sebelum ia bertanya, "Nayata sedang berganti pakaian, sebentar lagi dia turun."

Benar saja, tak lama setelahnya Nayata turun dengan senyum tak kalah cerah. Sedari kecil Eyang keluarga Mahesa itu memang kerap kali mengunjungi mereka, bahkan Nayata sudah menganggap Eyang seperti nenek kandungnya sendiri karena saking seringnya beliau berkunjung.

"Eyang!!" Nayata langsung mencium punggung tangan Eyangnya. Tristan yang duduk di sana otomatis berpindah, guna memberikan akses pada adiknya.

"Cucu Eyang!" Eyang merentangkan tangannya kemudian merengkuh tubuh Nayata ke dalam pelukannya "Anak manis," tangan rentanya mengusap penuh sayang rambut pria itu.

"Eyang, Nana kangen. Udah lama gak ketemu Eyang," kalimat Nayata membuat Eyang tertawa renyah ia mengusap pipi cucunya itu.

"Eyang juga rindu sekali dengan kamu, gimana kuliahnya?"

"Kuliahnya lancar, sekarang Nana magang di salah satu perusahaan besar," ucapnya bersemangat.

"Bagus, cucu Eyang memang paling pintar, baik kamu maupun Tristan semuanya kebanggan Eyang," Wanita itu juga merengkuh Tristan dalam pelukan.

Mereka melanjutkan perbincangan dengan hangat, baik Nayata maupun Tristan sepertinya sangat akrab dengan sosok tua itu. Ketiganya malah larut dalam obrolan panjang, mereka bergantian menceritakan pengalamannya pada Eyang, membuat sosok wanita tua itu kini lebih sering tertawa. Yunata hanya melihat mereka dari arah dapur sembari sesekali tersenyum.

TEMAN HIDUP | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang