20. Akhirnya Tahu

28.3K 3.2K 309
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi itu Nayata masih terlelap di kasurnya karena semalam ia baru tidur sekitar pukul 23:10. Entah apa yang dia lakukan, sepertinya hanya memandangi langit-langit kamar sembari tersenyum sendiri setelah sebelumnya menghabiskan waktu untuk berkencan dengan sang suami. Sialnya hari ini hari senin, waktu di mana semua orang harus kembali pada aktivitas mereka masing-masing setelah beristirahat saat weekend. Dan entah kenapa setiap hari Senin rasanya jalanan menjadi lebih padat dari biasanya, jadi rawan untuk terlambat.

Berbeda dengan sang suami yang masih setia terlelap dibalik selimut, Esa sudah bangun dari tadi. Pria itu bahkan sudah selesai mandi dan kini tengah memasak nasi goreng untuk sarapan. Karena tak kunjung ada tanda-tanda bahwa Nayata sudah bangun, sebenarnya Esa mulai agak khawatir. Jadi ia menyelesaikan prosesi memasak kemudian setelahnya langsung melangkah ke lantai dua menuju kamar Nayata. Esa mengetuk pintu itu beberapa kali dibarengi sebuah panggilan, tetapi nyatanya tak ada jawaban apapun dari dalam. Untuk itu Esa memilih membuka pintu dan masuk ke dalam. Benar saja ketika ia masuk, sang suami masih terlelap di balik selimut.

"Sayang, bangun udah pagi," Esa duduk di tepian ranjang sembari mengusap lembut rambut Nayata, mencoba membangunkan pria itu, "Ayo buruan bangun, nanti telat kerja loh," Lanjutnya lagi.

Nayata memang awalnya masih berniat tidur lebih lama karena rasa kantuknya belum juga selesai. Tetapi ketika mendapatkan usapan lembut dan panggilan sayang, secara perlahan kesadarannya mulai pulih. Ia mengerjapkan mata lalu menatap ke arah Esa, masih sembari mengumpulkan nyawa.

"Good morning, Mas," Sapanya masih dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Morning, ayo bangun."

Nayata merubah posisinya menjadi duduk lalu merentangkan di depan Esa. Sang suami yang paham, dengan sigap langsung mendekat pada Nayata, merengkuh tubuh itu dalam pelukannya sembari diberikan usapan-usapan lembut di punggungnya.

"Mas wangi banget," yang lebih muda berkomentar ketika ia tengah mengusal di ceruk leher Esa. Suaminya itu memang selalu wangi apalagi kalau baru selesai mandi seperti ini. Kalian harus mencoba sensasi memeluk suami kalian ketika baru saja selesai mandi karena rasanya begitu nyaman.

"Iya dong, memangnya kamu, masih bau."

"Ish!" Nayata melepaskan pelukannya kemudian menatap sebal pada Esa.

"Jangan cemberut pagi-pagi. Buruan mandi gih, aku udah bikin sarapan."

"Oke!"

"Aku tunggu di bawah ya?" Esa mencium kening si manis kemudian keluar dari kamar Nayata, memberikan suaminya sedikit privasi untuk bersiap-siap sebelum nantinya turun ke bawah untuk sarapan bersama.

🌷🌷🌷

Sesuai dugaan, saat hari Senin jalanan terasa semakin ramai. Tadi keduanya sempat terjebak kemacetan di beberapa titik persimpangan, tetapi karena mereka berangkat lebih awal jadi tak perlu terlambat sampai ke kantor. Seperti biasa Nayata meminta pada sang suami untuk menurunkan dirinya di belokan dekat kantor. Jadi sekarang mobil Esa sudah menepi di sana. Ia lagi-lagi memastikan keadaan sekitar lalu setelah dirasa aman barulah ia membuka pintu mobil.

TEMAN HIDUP | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang