21. Terbuka Soal Hubungan

31.2K 3.1K 309
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi itu seperti biasa Esa bangun lebih awal kemudian membuat sarapan dan barulah membangunkan suaminya. Acara bangun pagi setelah pengakuan perasaan memang seringkali dipenuhi dengan adegan mesra, biasanya mereka membutuhkan waktu 15 menit hanya untuk saling memeluk sebelum Nayata mandi dan bersiap. Dua hari yang lalu Mama Ani dan Papa Danu datang berkunjung sekaligus memberikan undangan pernikahan yang sudah jadi untuk dibagikan pada karyawan kantor. Hari ini rencananya Esa dan Nayata akan membagikan undangan itu bersama sekaligus memperkenalkan diri masing-masing sebagai pasangan.

Jika biasanya Nayata akan turun di persimpangan, kali ini ia ikut masuk ke basement dan berjalan bersama dengan suaminya. Suasana kantor pagi itu sudah ramai karena memang jam kerja hampir dimulai. Nayata menarik napas sekali lagi sebelum turun di lantai 6. Walaupun dirinya sudah mantap dengan keputusan ini tetapi entah kenapa ia masih sangat khawatir dengan tanggapan orang-orang terhadap mereka nantinya. Nayata tak bisa membayangkan apapun.

"Kamu grogi?" tanya Esa memastikan.

"Iya, Mas."

"Tenang aja, biar aku yang jelasin. Jangan takut."

Esa mengeratkan genggamannya pada tangan Nayata. Saat pintu lift terbuka, keduanya keluar bersama tanpa melepaskan genggaman satu sama lain. Beberapa orang yang melihat hal itu langsung terpaku dan mulai berbisik. Senja yang sudah tahu apa yang akan terjadi langsung menepuk tangannya seolah meminta atensi pada orang-orang di lantai 6.

"Semuanya, fokus dulu sebentar. Bapak Jovano akan membuat pengumuman," ujarnya dengan suara lantang, lalu ia duduk di salah satu meja sembari menyilangkan tangan dan mengedipkan mata ke arah Esa.

Orang-orang yang ada di sana langsung memusatkan atensi pada Esa dan Nayata. Mereka menatap penuh tanda tanya lebih ke penasaran tentang apa yang terjadi. Kenapa Jovano San Mahesa menggenggam tangan anak magang dan datang bersama seperti pasangan? Untuk mengetahui semua itu para karyawan yang awalnya sibuk memilih menghentikan pekerjaan dan menatap ke depan.

"Selamat pagi semuanya, maaf mengganggu waktu kalian. Saya di sini cuma sebentar saja. Jadi minggu depan rencananya saya akan menggelar resepsi pernikahan dan saya harap kalian semua bisa hadir," Esa memberikan satu paper bag pada salah satu karyawan yang langsung sigap membagikan undangan. Ia kemudian melanjutkan, "Saat ini saya juga akan membuat pengumuman resmi kalau saya sudah menikah satu bulan yang lalu dengan suami saya, Nayata Mahesa."

Semua orang di sana agaknya memang sangat terkejut dengan fakta itu, ia tak menyangka salah satu mahasiswa magang di kantornya adalah suami dari Direktur Utama. Kejadian ini benar-benar seperti sesuatu yang ada di drama. Orang-orang mulai berbisik membuat spekulasi berbeda dengan wanita yang sempat mengejek Nayata tempo hari, wanita itu nampak diam dan tak mau menatap ke depan.

"Selamat Pakm" Renjani menjadi orang pertama yang memecah keheningan. Wanita itu bangkit dan tersenyum sembari mengucapkan selamat dengan lantang diikuti oleh Renji.

TEMAN HIDUP | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang