30. Ngidam Baguette

19.4K 1.9K 129
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mengetahui Nayata hamil, mereka langsung memberitahukan kabar bahagia tadi pada kedua belah keluarga, tentu saja hal itu disambut antusias dan kegembiraan. Mereka bahkan langsung mengadakan acara syukuran dan juga tradisi pemberian hadiah. Setiap hari pasti ada saja kiriman makanan atau vitamin untuk Nayata, maklum saja, ini adalah calon cucu pertama baik dari keluarga Jayadi maupun keluarga Mahesa.

Beromong-omong soal kehamilan, gejala yang dialami Esa makin parah. Pria itu akan mual saat pagi hari dan akan sulit tidur pada malam hari. Beberapa kali juga Esa ngidam memakan makanan yang cukup aneh dan secara tiba-tiba. Jujur saja Nayata tak tega melihat suaminya seperti itu, akhirnya ia menyuruh Esa bekerja dari rumah agar lebih mudah mengatur makan serta istirahat.

"Sayang," suara Esa terdengar dari arah ruang tengah, padahal baru sekitar 5 menit yang lalu Nayata pergi untuk mengambil minum.

"Bentar, aku lagi bikin teh," teriaknya dari dapur, tadi saat sedang bekerja di ruang tengah tiba-tiba Esa merasa mual jadilah Nayata membuatkan teh.

"Gak usah, kamu di sini aja."

"Ya Tuhan, berasa udah punya anak bayi," ia tersenyum, kemudian ia membawa secangkir teh hangat ke depan.

Nayata menaruh cangkir itu di meja kemudian duduk di sofa, tetu saja disambut oleh Esa dengan langsung memeluknya. Pria itu membenamkan wajahnya pada ceruk leher Nayata untuk mencari kenyamanan. Entah kenapa ia begitu menyukai aroma tubuh suaminya. Sebelumnya Esa memang sudah suka wangi Nayata, tetapi ketika sakit atau dalam situasi seperti ini, rasanya wangi tubuh suaminya membuatnya lebih tenang.

"Mas gak mau makan?" ia mengusap lembut rambut sang suami.

"Nanti aja, takut muntah lagi."

"Kalau Mas pengen sesuatu bilang ya, biar aku pesen," ucapannya hanya dibalas anggukan oleh Esa. Pria itu masih setia memejamkan mata sambil memasukkan tangannya ke dalam kaos Nayata untuk mengusap perut sang suami yang masih datar.

"Kamu udah nyiapin nama buat baby?"

"Belum, Mas. Kata Mama gak boleh nyiapin nama dulu, nanti aja kalau udah mendekati lahiran."

"Kita panggil dia apa dong sekarang? Aku baca, katanya punya nama panggilan calon bayi itu bagus loh buat bonding."

Seperti kebanyakan calon orang tua yang lain, baik Esa maupun Nayata jadi lebih sering membaca artikel atau buku soal kehamilan dan mengurus anak. Mereka ingin jadi orang tua yang baik untuk calon anak mereka kelak. Apalagi ini adalah kehamilan pertama Nayata, mereka masih sangat awam dan belum tahu banyak hal. Saking bersemangatnya mencari info, bahkan terkadang Esa membaca beberapa riset atau buku soal parenting di tempat kerja, lalu ia memberikannya pada Nayata lewat chat atau bercerita sebelum tidur.

TEMAN HIDUP | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang