24. Maldives 💗

19.4K 2.1K 293
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sinar mentari yang hangat menerpa wajah Nayata, namun pria itu masih enggan terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak. Semilir angin yang lembut bertiup pelan membuat tirai tipis yang mengelilingi ranjang bergerak meliuk bak sebuah tarian alami.

Udara pagi di Maldives masih begitu segar dan juga hangat dalam waktu bersamaan. Seperti hari-hari lainnya, Esa sudah terbangun lebih dahulu, tapi kali ini pria itu masih tetap pada posisinya.

Bibirnya sejak tadi tak lepas menyuguhkan senyuman, matanya menatap wajah pulas suaminya yang nampak masih bergelut dalam mimpi. Ia tak menyangka akan memiliki hobi baru setelah menikah, apa lagi kalau bukan mengamati wajah Nayata yang terlelap. Hatinya terasa hangat, merasa penuh dengan komponen bernama cinta.

Tak lama dari sana Nayata mulai merasa terusik, ia menggerakkan tubuhnya perlahan kemudian membuka mata. Nyawanya yang masih belum terkumpul seolah dipaksa kembali ke dalam tubuhnya ketika melihat wajah tampan sang suami.

"Good morning, Mas." Sapanya dengan suara serak. Ia tersenyum pada sang suami yang berada di hadapannya, berbaring di sisi lain ranjang.

"Good morning Sayang." Tangannya tergerak merapikan rambut Nayata yang sedikit berantakan kemudian turun ke wajah. Diusapnya pipi bulat itu dengan begitu lembut.

Sejenak Nayata menikmati semua sentuhan tanpa protes sebelum akhirnya bergerak mendekat, merapatkan tubuh mereka, dan kembali berpelukan seperti semalam.

Rasanya seperti mimpi berada di tempat yang begitu indah dalam rangka honeymoon. Ditambah lagi, kini Esa dan Nayata sudah tak secanggung dulu, mereka tak ragu untuk melakukan skinship kecil atau bahkan melabuhkan ciuman.

"Masih mau tidur?" tanya Esa nyaris berbisik sembari mengeratkan pelukannya dan tak lupa memberikan tepukan-tepukan lembut di punggung sang suami.

"Nggak. Tapi mau pelukan gini dulu bentar aja."

Setelahnya, tak ada pembicaraan, mereka menikmati hangatnya tubuh masing-masing. Esa sibuk menghirup aroma shampo milik suaminya yang terasa segar dan Nayata larut dalam kenyamanan dekapan Esa. Namun tiba-tiba sebuah dentingan di pintu membuat keduanya melepaskan pelukan.

Sepertinya petugas resort sudah datang mengantarkan sarapan. Esa mencium kening Nayata sebelum bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju pintu depan. Saat membuka pintu, benar saja ada dua orang yang mengantarkan sebuah troli berisi banyak makanan.

Ia menerima troli itu serta mengucapkan terima kasih dalam bahasa mereka yang sudah Esa pelajari semalam (hanya basicnya saja).

"Selama di sini aku berasa lagi di serial dongeng. Nayata Prince of Maldives." Ucapnya ketika melihat sang suami kembali ke kamar mereka.

TEMAN HIDUP | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang