Pertemuan

1.8K 95 0
                                    

Siang yang sangat terik. Sakura terduduk lemas di dekat pohon taman. Kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang. Air mata mengalir deras dari mata emeraldnya. Badannya lunglai serasa tulang-tulangnya terlepas dari tubuhnya. Ingatannya kembali pada beberapa menit yang lalu saat ia melihat seorang lelaki berambut pirang jabrik menggandeng seorang wanita cantik berambut panjang. Wanita cantik itu bergelayut manja di tangan lelaki jabrik itu. Sambil sesekali lelaki itu mengelus dan menyisipkan rambut dark violet wanitanya. Sakura mematung melihat kejadian itu dari kejauhan. Rasa rindu, marah, sedih, kecewa berkecamuk menjadi satu. Ingin rasanya ia menghampiri lelaki yang hampir bertahun-tahun ia cari . Lelaki yang membuatnya sangat rindu. Lelaki yang membuatnya menolak untuk membuka hati untuk pria lain. Dan ya, lelaki yang membuatnya berada di kota ini.

Tanpa pikir panjang Sakura berlari berbalik dari tempat itu. Terduduk layu dibawah pohon taman. Kepalanya makin terasa berat, air matanya sudah tak terbendung lagi. Makin lama pandangannya kabur hingga ia pingsan tak sadarkan diri.

🌸 _._._._._._._._._._._._._._._._._._._._🌸

"Drtttt... Drtttt.. " Lelaki itu mengambil ponsel dari sakunya.

"Hy, kau sudah sampai? " terdengar suara lelaki dari seberang telfon.

"Hn.. " Jawab lelaki bermata onyx seadanya.

"Aku ada urusan sebentar. Berkelilinglah dahulu. Atau kau akan pulang dengan tangan kosong? "

"Ya, aku akan membeli oleh-oleh untuk ibu"

"Bagus anak pintar. Tunggulah sampai aku datang. Bye"

Lelaki itu memasukkan kembali ponselnya. Ia keluar dari bandara, menyusuri pertokoan untuk mencari barang yang akan dia bawakan untuk ibunya. Akhirnya matanya tertuju pada toko pakaian bergaya vintage. Ia masuk ke toko itu, para wanita yang berada di toko itu kompak melihatnya. Hanya dengan jelana jeans berkaos polos putih dan jaket kulit yg ia tenteng,tak lupa kacamata hitamnya, membuat para wanita itu terpana. Para pelayan toko pun juga terlihat berebut untuk melayani lelaki tersebut. Seolah tak mau menanggapi sikap para pelayan itu, mata onyx nya melihat sebuah sweater berwarna ungu. Sweater polos berbahan woll lembut dengan rajutan yang sangat rapi. "Sepertinya cocok untuk ibu" Bathinnya.

Tanpa pikir panjang ia mengambil baju itu dan membawa ke pelayan toko. Pelayan itu sangat girang memandang wajah pria itu dari dekat. "Sangat tampan" Kompak itu pasti yang ada dipikiran para wanita yang ada di dalam toko tersebut. Pesona lelaki itu memang luar biasa.

Setelah membayar sweaternya, lelaki itu keluar dari toko. Dia menuju vending machine yang berada diluar toko. Membeli satu kaleng soda cukup untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Ia melihat sebuah taman tak terlalu jauh dari tempat ia berdiri. Ia pikir bisa menunggu kakaknya disana. Ia berjalan menuju sebuah pohon rindang dengan tempat duduk dibawahnya. Namun matanya menangkap sesuatu. Seorang wanita berambut merah muda tergeletak diatas kursi taman. Ia menghampiri wanita itu, ia pikir wanita itu tertidur. Ia coba membangunkannya tapi tak berhasil. Ia lihat raut muka wanita itu, terasa seperti sesuatu yang buruk sedang terjadi. Tak lama ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, ia menekan sebuah nomor.

"Kak, tak usah menjemputku. Aku akan langsung ke apartement ku, ada sesuatu yang harus ku urus. Suruh saja sopir mengantar mobil ke apartement. Aku akan naik taxi"

Tanpa menunggu jawaban dari kakaknya, lelaki itu langsung menutup sambungan telfonnya dan langsung menekan nomor untuk memesan taxi. Samar-samar ia lihat wanita itu mengigau menyebut nama seseorang.

🌸 _._._._._._._._._._._._._._._._._._._._🌸

Jangan lupa vote, komentar dan share yaa guys :)
Arigatou

Cr : Pinterest

Cr : Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unconditional Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang