Keraguan

561 51 0
                                    

Sakura tengah bersiap pergi ke kampus saat dia mendapati ada pesan masuk ke ponselnya.

"Kau sedang apa? " Dari nomor yang tak ia kenal.

Sakura berfikir kepada siapa ia memberikan nomor teleponnya baru-baru ini. Dan ya dia ingat, malam itu ia memberikannya pada Sasuke.

"Apa kau Sasuke? "

"Apa ada lelaki lain selain aku yang meminta nomormu? "

"Hanya kamu"

Entah kenapa Sasuke tersenyum mengetahui jawaban Sakura.

"Jadi apa yang kau lakukan hari ini? "
Sasuke kembali menanyakan pertanyaan yang belum Sakura jawab.

"Aku akan pergi ke kampus, dan ke perpustakaan dan akan kembali ke kampus lagi kemudian pulang ke apartement".

Sasuke mengernyitkan dahinya " Apa tidak ada hal menarik yang bisa kau lakukan? "

Sakura berfikir. Hal menarik apa yang bisa ia lakukan? Itu adalah rutinitasnya setiap hari. Belum sempat Sakura membalas, Sasuke mengirimkan satu pesan lagi padanya

"Ayo berkencan. Ku tunggu kau di taman pertama kali kita bertemu jam 3 sore nanti"

Berkencan? Sakura terkekeh. Apa Sasuke sejenis lelaki buaya darat yang tak tau malu mengajak orang yang baru ia kenal untuk berkencan. Sakura mengacuhkan pesan terakhir Sasuke. Ia bergegas pergi ke kampusnya.

🌸 -. -. -. -. -. - . -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -🌸

Sasuke menyetir mobilnya pelan memasuki parkiran Uchiha Group. Perusahaan terbesar di Konoha yang dikelola oleh keluarganya. Dia mendapati pesan dari Itachi agar mampir ke kantornya. Mengingat bahwa tak ada hal yang bisa Ia lakukan pagi itu, Sasuke menyetujui untuk mengunjungi kakaknya di kantor.

"Kau datang? "

Sasuke melihat kakaknya sedang berkutat di depan laptopnya.

"Bagaimana, kau suka dengan suasana kantor? "

"Membuatku sedikit pusing"

"Haha, kau harus terbiasa. Aku tak bisa mengurus dua perusahaan sekaligus. Makanya ayah memintamu belajar di Otogakure bertemu dengan senior ayah ,tuan Orochimaru. Agar kau semakin berkembang dalam urusan bisnis".

Ayah selalu banyak permintaan. Dia tak suka dibantah. Kedua putranya harus selalu menuruti kemauannya. Bahkan soal perjodohannya dengan Hinata. Mengingat Hinata adalah keluarga bangsawan. Keluarga yang cukup berpengaruh dan mempunyai kekuasaan di Konoha, jelas saja ayahnya menjodohkannya untuk keperluan bisnis. Ckk.. Sasuke mendecik jijik. Ada sedikit rasa menyesal ia dilahirkan di keluarga ini. Ia harus mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang perwira polisi. Beruntung dia masih bisa menghindari perjodohan 2 tahun yang lalu dengan alasan mau menuruti kemauan ayahnya untuk belajar bisnis. Walaupun Ia harus merelakan impiannya.

"Temuilah ayah. Kau tak bisa terus-terusan menghindar. Hadapilah. Utarakan isi hatimu pada ayah".

Sasuke berfikir mungkin sebaiknya dia menghadapi ayahnya.

" Baiklah. Tapi sebelumnya aku ada pertanyaan untukmu. Kenapa bukan kau saja yang dijodohkan dengan putri keluarga Hyuga. Bukankah kau lebih tua dariku? "

"Soal itu, kau harus menanyakan sendiri pada ayah".

Sasuke meninggalkan ruangan kakaknya. Dia masih memikirkan perkataan Hinata saat di festival. Sebenarnya dia diuntungkan dengan situasi ini. Melihat Hinata yang sudah mempunyai kekasih,memudahkannya untuk menjadikannya alasan menolak perjodohan ini.

Melihat ruangan ayahnya kosong, Sasuke segera berbalik untuk meninggalkan ruangan tersebut. Tetapi saat ia akan keluar, ayahnya masuk bersama seseorang yang Ia kenal, Hyuga Hiashi ayah Hinata. Hiashi sedikit terkejut mendapati Sasuke berada di ruangan Fugaku.

"Calon mantuku, ternyata sudah pulang? "

"Ya, tetapi menemui ku pun dia tak melakukannya " Potong Fugaku mengejek Sasuke

"Benarkah? "

"Maaf ayah. Banyak yang harus ku urus"

"Termasuk soal perjodohan itu? "
Pertanyaan ayahnya sedikit menohok Sasuke. Bahkan Ia bertanya soal itu langsung dihadapan Hiashi .

"Aku sudah bertemu dengan Hinata"

Fugaku dan Hiashi sama-sama terkejut.

" Ohyaa?? Ternyata anak kita sudah bermain di belakang kita" Terdengar tawa Hiashi senang

"Soal perjodohan itu. Bisa kalian tanyakan pada Hinata".

Sasuke yakin bahwa Hinata akan menolak perjodohan tersebut, karena dia sudah bersama Naruto. Sasuke tak mau sepenuhnya disalahkan atas batalnya perjodohan itu. Sedikit licik memang. Tapi Ia mempelajari itu dari Orochimaru. Memang dibutuhkan sedikit kelicikan untuk mendapatkan sesuatu. Tapi Sasuke mengelak, bahwa dia tak bermaksud mempermainkan Hinata. Ia bahkan ingin menyelamatkan hubungan Hinata dengan Naruto.

Sasuke kembali ke ruangan kakaknya setelah berpamitan dengan Fugaku dan Hiashi.

"Bagaimana? Kau sudah bertemu dengan ayah? " Tanya Itachi pada adiknya

"Ya, bahkan aku bertemu dengan Tuan Hiashi disana? "

"Ohh ya? Sebaiknya aku kesana untuk menyapa Tuan Hiashi"

Saat Itachi akan beranjak menemui Hiashi, Sasuke memegang lengan Itachi.

"Apa yang akan kau lakukan jika kau menjadi aku? "

Itachi mengernyitkan dahinya. Tak biasa adiknya menanyakan suatu pendapat padanya.

"Aku akan mengikuti kata hatiku"

Sasuke memandang Itachi. Ada ketulusan di kedua matanya. Akhirnya Sasuke merasa apa yang ia lakukan sudah benar.

🌸 -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. - 🌸

Jangan lupa vote, komentar dan share ya guys :)
Arigatou

Cr : Pinterest

Cr : Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unconditional Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang