Malam Festival Bag 2

530 61 0
                                    

Sakura mematung ditempatnya. Ia heran kenapa selalu dipertemukan dengan lelaki tampan ini.

"Kau sendirian? "Tanya Sasuke pada Sakura.

" Bersama sahabatku, dia sedang pergi mencari toilet"
"Ngomong-ngomong, kenapa kita selalu dipertemukan dengan tidak sengaja?" Ucap Sakura meneruskan obrolannya.

"Entahlah " Sasuke berfikir " Apa kau percaya jodoh? "

"Hahaha.. " Sakura tertawa hambar. "Sejak aku pingsan di taman kemarin, aku sudah tidak mempercayainya"

"Kenapa? "

Sakura menggeleng. Dia sendiri tak tau jawabannya. Jawaban atas segala pertanyaan yang mengisi kepalanya. Ingin rasanya saat itu dia menghampiri Naruto, memintanya untuk menjelaskan segalanya. Tapi Ia tak mampu.

Keduanya tak sadar saat Ino mendekat dari belakang mereka
"Psssttt, hey Sakura " Panggil Ino sedikit berbisik. Ia takut mengganggu obrolan sahabatnya dengan lelaki tampan disampingnya.

Keduanya menoleh, sadar Ino sudah datang Sakura segera beranjak dari tempat duduknya.

"Baiklah, aku kira aku harus pergi sekarang" Pamit Sakura pada Sasuke.

Sasuke mengeluarkan ponsel miliknya, Ia menyerahkannya pada Sakura.

"Kalau tak keberatan kau bisa menulis nomormu disitu. Aku butuh seseorang untuk merawat lukaku" Sasuke menunjukkan tanggannya yang masih sedikit kemerahan akibat luka kemarin. Sakura tersenyum. Kemudian Ia menekan beberapa tombol di ponsel Sasuke.

"Oke, aku tak keberatan jika pasienku membutuhkan sesuatu" Sakura tersenyum sambil menyerahkan ponsel Sasuke. Ia segera menarik tangan Ino menjauhi Sasuke. Ino yang melihat kejadian itu penasaran, apa yang sebenarnya terjadi.

"Benarkah lelaki tampan itu pasienmu? "

"Haha " Sakura tertawa lepas " Mana mungkin pig, bahkan aku belum mendapatkan sertifikat kelulusan ku. Dia hanya seseorang yang ku kenal".

Ino mendelik tak percaya.
"Sejak kapan kau mempunyai teman lelaki, dan begitu tampan pula. Aku tak percaya".

" Entahlah. Takdir selalu mempertemukan ku dengannya disaat yang tak terduga"

Sakura menarik tangan Ino, mengajaknya untuk segera pulang.

"Aku sudah sangat lelah Ino. Mari kita pulang"

"Baiklah baiklah, aku tak akan memaksamu untuk bercerita sekarang. Tapi kau mempunyai hutang padaku. Tak ada yang boleh kau sembunyikan. Mengerti? "

"Iya iya, bawel sekali kau seperti ibuku"

🌸 -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. 🌸

Sasuke kembali berkumpul dengan Naruto, Hinata dan Karin yang telah selesai menaiki bianglala.

"Sayang sekali kau tak ikut ke atas Sasuke, pemandangan Konoha di malam hari indah sekali".

" Aku sudah sering melihatnya dari apartementku"

"Hal itu berbeda hey Sasuke"

Karin menyenggol lengan Naruto. Dia berbicara setengah berbisik kepada Naruto.

"Kau tak ingin membelikan Hinata minuman? Sepertinya dia mulai  kehausan. Pergilah. Tinggalkan aku berdua disini dengan Sasuke"

Naruto yang tidak peka akhirnya tersadar bahwa dia harus mengajak Hinata membeli beberapa makanan/minuman.

"Hinata bagaimana kalau kita membeli takoyaki di seberang sana? Kau pasti lapar. Atau kau ingin makan sesuatu? "

"Boleh" Jawab Hinata singkat.

"Kau disini saja dengan Karin, Sasuke. Aku akan membelikannya untukmu".

Sasuke keberatan jika harus ditinggal berdua dengan wanita genit disampingnya. Ia mulai merasa risih dengan Karin yang sering menggelayut manja berusaha mendekatinya.

" Aku akan ikut". Sasuke berjalan duluan.

Sepertinya rencana Karin agar bisa berduaan dengan Sasuke gagal. Akhirnya mereka bertiga berjalan mengikuti Sasuke.
Naruto terlihat memesan beberapa takoyaki dan kakigori. Mendadak Karin minta ijin meninggalkan mereka bertiga untuk mencari toilet. Hinata mencoba menawarkan diri untuk menemani Karin tetapi Karin menolaknya. Jelas saja, sebenarnya tujuan Karin tidak benar-benar ke toilet tetapi mencari gadis berambut merah muda yang Ia lihat bersama Sasuke tadi. Karin ingin memastikan bahwa itu bukanlah Sakura, gadis yang Ia kenal 2 tahun yang lalu.

Ditinggal berdua dengan suasana canggung, akhirnya Sasuke membuka pembicaraan.
"Apakah ayahmu setuju membatalkan perjodohan kita? " Sasuke menanyakan pertanyaan yang ingin dia pastikan.

"Dia tetap bersikeras. Aku berhubungan dengan Naruto tanpa sepengetahuan Ayah. Hanya kakakku lah yang tau".

" Lalu bagaimana kau akan menjelaskan hal ini pada ayahmu? "

"Entahlah. Dulu aku kira itu akan mudah karena kau menghilang. Sekarang kau muncul dihadapanku. Kurasa itu membuatnya menjadi sulit"

"Jangan salah faham. Aku tak bermaksud membuat ini menjadi sulit. Aku juga tak menyangka bahwa aku akan bertemu kau bersama Naruto".

Dari kios takoyaki Naruto memandang kekasih dan sahabatnya dengan tatapan curiga. "Apa mereka saling mengenal sebelumnya? "

Sementara itu Karin berputar-putar mencari keberadaan gadis berambut merah muda. Bagaimana bisa gadis itu berada di Konoha? Pikirnya. Hal itu membuat nya sedikit panik. Satu yang pasti, Naruto tak boleh sampai tau tentang keberadaan Sakura.

🌸-. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -. -🌸

Jangan lupa vote, komentar dan share ya guys :)
Arigatou

Cr : Pinterest

Cr : Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unconditional Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang