Matanya memancarkan rasa ambisius. Sejak awal dia terlahir di lingkungan yang kumuh, lingkungan dimana yang terkuat menjadi rantai makanan teratas. Dia bahkan masih terlalu kecil untuk mengerti kejamnya dunia, tapi di usianya yang masih muda satu-satunya hal yang dia percaya adalah jika dibunuh, orang akan mati. Daripada dirinya yang terbunuh, akan lebih baik jika dia yang membunuh. Itulah sebabnya dia menjadi seorang pembunuh. Itu adalah panggilan jiwanya.
Keterampilan yang terasah serta bakat bawaan lahir membuatnya menjadi orang paling dicari untuk dijadikan mitra maupun musuh. Mereka yang kuat dibunuh dengan pengetahuan, mereka yang cerdas dibunuh dengan kekuatan dan keterampilan. Kedua aspek yang saling melengkapinya itulah yang membuatnya menjadi yang paling lama bertahan. Hingga ketika dia berhasil membunuh ribuan orang, julukan Shinigami pun lahir.
Shinigami bukanlah nama dari sebuah kelompok. Dia bekerja seorang diri. Namun ada kalanya seorang penyendiri bertemu dengan orang lain.
"Tolong ajari aku cara membunuh!"
Anak itu bahkan tidak terlihat sedih atau takut setelah Shinigami membunuh ayahnya di depan matanya. Mata berbinar itu justru berhasil mencuri hati sang pembunuh.
"Kau yakin? Aku baru saja membunuh ayahmu."
"Itu bukan urusanku."
Senyumannya yang menggebu-gebu. Anak ini punya bakat.
Dia adalah murid pertamanya. Murid yang membuatnya terkurung di dalam kandang seperti seekor kelinci. Malam dimana Shinigami mempercayai muridnya rupanya menjadi malam pemberian gelar Shinigami pada muridnya. Itu merupakan kesalahan terbesarnya sebagai seorang guru.
Langkah kaki itu berlari tanpa suara menghindari kejaran petugas. Dentuman besar ledakan bom untuk menghancurkan dinding membuat tanah sekitar bergetar. Itu adalah jalan keluarnya, langkah terakhir adalah membiarkan muridnya menghancurkan besi yang menghalangi jalan keluar. Shinigami pikir rencananya berjalan sempurna seperti biasanya, tapi malam itu muridnya tidak pernah ada di sisinya.
[][][]
"Jangan sampai dia lepas. Dia adalah tikus percobaanku yang sempurna," suara itu terdengar dari speaker kala tubuh sang Shinigami dibawa ke suatu tempat.
Pergerakannya dilumpuhkan, tubuhnya diikat dengan besi baja kuat yang tak mungkin dihancurkan dengan tangan kosong. Hidupnya mungkin diambang kematian, tapi Shinigami itu tak peduli karena setiap saat nyawanya selalu berada dalam bahaya.
Senyuman palsunya masih nampak meski dia sudah di simpan dalam ruangan tertutup. Ruangan yang hanya menyisakan lubang-lubang kecil sebagai akses suara di dinding kaca yang ada di hadapannya. Kesunyian di ruangan itu membuat sang Shinigami hanya bisa terdiam. Untuk sesaat, Shinigami itu merasakan kehampaan.
"Wah mengejutkan—" Hingga gadis itu datang mengisi kehampaan sang Shinigami. "—Kau terlihat lebih ramah dari dugaanku."
"Ya 'kan. Kalau begitu tolong keluarkan aku dari sini." Shinigami itu berbicara dengan ramah dan menampakan senyuman palsunya.
Sang gadis menyilangkan kedua jari telunjuknya sambil berkata, "Tidak bisa. Kalau kau membunuhku, aku bisa mati." Cara bicaranya yang unik itu berhasil menarik perhatian Shinigami. Bukan perasaan tertarik sebagai lawan jenis, namun perasaan tertarik karena gadis ini bisa ia jadikan tiket untuk keluar dari menjadi kelinci percobaan.
Tak banyak yang bisa dilakukan diwaktu senggang sebagai kelinci percobaan. Oleh sebab itu, mata Shinigami itu selalu tetuju pada sang gadis, karena gadis itu salah satu objek menarik untuk diamati. Tingkah lakunya, cara bicaranya, kepribadiannya, kesukaannya, bahkan Shinigami hafal kaos bergambar yang sesuai selera gadis itu. Banyak perbincangan yang mereka lakukan, dan hebatnya perbincangan mereka selalu memiliki topik yang menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimension (Completed) || Ansatsu Kyoushitsu Fanfic
Fanfiction[Ansatsu Kyoushitsu Fanfiction] Cerita isekai klasik dimana MC bertemu truck-kun. Tapi ini berbeda. Kedatangan Sarah di dunia anime Ansatsu Kyoushitsu hanya membawanya pada sebuah kebenaran yang memilukan. (Another Dimension Remake version) WARNING...