Terbangun dengan kepala pusing dan tubuh yang lemas benar-benar terasa tidak nyaman. Aku mencoba menggerakan tanganku untuk memegang kepala, tapi itu tidak bisa bergerak bebas. Saat itu aku sadar kedua tangan dan kakiku terikat. Aku bahkan tidak bisa menggerakkan mulutku karena ditutup oleh kain.
Ah, aku ingat.
Kurasa badanku terasa tidak enak begini karena efek obat bius. Astaga, apa aku benar-benar diculik?
*beep beep beep...*
Segera tubuhku menegang seakan menjalar dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Suara elektronik yang baru saja aku sadari membuat pikiranku melayang. Aku mulai merasakan jantungkku berdetak semakin kencang.
Aku sadar suara apa itu dan tentu saja aku tahu dari mana suara itu berasal.
—Itu karena sebuah bom terikat pada tubuhku.
Jantungku seakan berhenti sesaat. Aku segera menarik nafas ketika menyadari situasiku sangat berbahaya. Mencoba untuk tetap mengumpulkan pikiranku dan tetap tenang meski sebenarnya aku masih bisa merasakan detak jantungku berdetak hebat.
Semua akan baik-baik saja. Ya 'kan?
Bom yang terikat di perutku tidak terlihat seperti bom waktu, sepertinya ini dikendalikan dari jarak jauh. Dengan remote.
Itu segera mengingatkanku pada Takaoka.
Apa ini....? jika benar Takaoka yang menculikku, bukankah itu sangat diluar dari cerita <Ansatsu Kyoushitsu>?
Aku mengedarkan pandanganku untuk mengalihkan pikiran, menoleh ke samping kiri dan mendapati king size bed di sampingku. Dinding di sebelah kiri juga terbuat dari kaca yang menyajikan pemandangan luar dan menjadi satu-satunya sumber cahaya di ruangan gelap ini. Aku sendiri terduduk di sebuah sofa dan di hadapanku, ada pintu.
Percakapan antar dua orang samar-samar terdengar dari balik pintu tersebut. Aku mungkin lupa suara Takaoka, tapi dari konteks yang dia bicarakan, jelas sekali itu Takaoka.
Kemudian aku memandangi tali yang mengikat kedua tanganku. Simpulnya lebih rumit daripada yang pernah Karasuma-sensei ajarkan. Meski begitu aku tetap mencoba melepasnya.
Takaoka memang bukan orang yang bisa diremehkan meski perannya sangat menyebalkan. Sampai menculik siswi dan mengikatkan bom, dia benar-benar punya dendam kesumat. Padahal aku selalu bolos pelajaran dia, kenapa aku yang diculik.
Aku tidak tahu apa aku akan selamat kali ini. Semua ini sudah diluar kendaliku. Diluar cerita yang sesungguhnya. Dan yang paling membuatku khawatir, kejadian diluar cerita ini lebih berbahaya dari cerita aslinya.
Bagaimana kalau ternyata teman-teman tidak bisa berhasil mencapai lantai teratas? Bagaimana kalau ternyata penyakit yang diderita teman-teman benar-benar bisa... bisa... membunuh mereka? Bagaimana jika Nagisa... Nagisa menjadi seorang pembunuh? Variabelnya berubah drastis, aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Aku sudah pernah mati sekali sebelum ke dunia ini. Jadi aku yakin aku tidak masalah jika aku mati sekarang....
Ya, tidak masalah jika aku mati sekarang. Aku sudah mengalami hidup di dunia anime, sudah tidak ada penyesalan lagi. Keluargaku di dunia lama juga tidak peduli padaku.
....
Aku tidak menyesal.... iya kan?
Keringat dingin mulai membahasi keningku. Tanpa aku sadari, tanganku yang sebelumnya sibuk mencoba melepas ikatan tali kini terhenti. Rasanya tenagaku habis karena sebelumnya aku sangat panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimension (Completed) || Ansatsu Kyoushitsu Fanfic
Fanfiction[Ansatsu Kyoushitsu Fanfiction] Cerita isekai klasik dimana MC bertemu truck-kun. Tapi ini berbeda. Kedatangan Sarah di dunia anime Ansatsu Kyoushitsu hanya membawanya pada sebuah kebenaran yang memilukan. (Another Dimension Remake version) WARNING...