Chapter 26: Levanter

19 6 0
                                    

PESTA dansa berlangsung selama sepuluh menit ke depan tak lama setelah Ritual Penyatuan dilakukan. Dewan Penasihat Kerajaan telah kembali. Beliau tidak bisa terlalu lama di pesta, entah karena apa. Yang penting ritual sudah dilakukan dengan lancar.

Hampir ada lebih dari lima pasangan yang masih bersemangat berdansa di tengah aula, tentunya diiringi alunan musik dan senyuman tulus dari para tamu undangan lainnya yang menikmati pesta.

Sampai pada akhirnya salah satu pasangan dansa menghentikan gerak tarian mereka. Mereka adalah Sofia Vergara dan sang kakak--Robbins Vergara--Si Putra Mahkota dari Kerajaan Valleynoir. Ratusan pasang mata tertegun ketika Tuan Putri Sofia dan Pangeran Robbins berjalan mendekati tepi altar di mana Tuan Putri Ashley dan Pangeran Aiden tengah duduk diam tanpa melakukan apa-apa selain mengedarkan pandang ke arah aula dansa.

Tuan Putri Sofia mengangkat pucuk gaunnya dengan kedua tangan, posisi membungkukkan tubuh ala putri kerajaan sambil menundukkan kepalanya. Berbeda dengan Pangeran Robbins yang sigap meletakkan tangan kanannya di dada sebelah kiri, dan tangan satunya lagi ia lipat dibalik punggung.

Usai Tuan Putri Ashley dan Pangeran Aiden membalasnya dengan gerakan yang seiras, Tuan Putri Sofia mengucapkan sepatah permintaan.

“Maaf atas kelancangan saya, Tuan Putri. Namun bolehkah saya meminta keikutsertaan Tuan Putri dan Pangeran dalam pesta dansa ini?”

Permintaan Tuan Putri Sofia dihadiahi antusias yang sama dari para tamu undangan. Seruan anggun setuju pun terdengar, mempersilakan kedua tokoh utama dalam pesta pertunangan untuk berdansa bersama. Yang Mulia Raja Aamor segera melirik ke arah Raja Logan dan Ratu Eliza, sekejap memutuskan apakah mereka harus membiarkan putra-putri mereka turun serta dalam pesta dansa malam ini atau tidak.

Dan ... yah. Semua orang menginginkan hal tersebut.

Alhasil, Raja Aamor pun menganggukkan kepala pelan. “Tentu saja, Tuan Putri Sofia.” Mata sang raja kini menghadap pada putrinya dan Pangeran Aiden. “Kenapa tidak?”

Mendengar persetujuan Yang Mulia, raut wajah Tuan Putri Sofia langsung berubah secerah rawi. Ia kembali membungkukkan tubuhnya, berterima kasih atas izin yang telah diberikan Yang Mulia atas permintaannya. Ia melihat ke arah sahabatnya yang hanya mendelikkan mata padanya. Tentu saja, Tuan Putri Sofia yang sengaja melakukannya hanya tersenyum tipis.

Tak bisa menolak, Ashley dan Aiden sepakat turun dari altar untuk berdansa. Tiba di tengah aula, semua orang yang awalnya bersenang-senang mulai pergi dan membiarkan ruang hanya dimiliki oleh kedua calon penerus kerajaan besar itu. Ashley lagi-lagi menyunggingkan bibirnya senang.

“Aba-aba, Tuan Putri?” tawar si pangeran.

“Tentu saja.”

Lantas keduanya mengambil posisi. Aiden meletakkan telapak tangan kanannya di pinggung kiri Ashley. Sedangkan tangan kirinya menggenggam telapak tangan kanan Ashley dan mengangkatnya sampai setinggi siku. Sementara itu, Ashley meletakkan tangan kirinya di atas pundak Aiden. Lalu setelahnya, musik berubah dalam sekejap seolah menjadi iringan dansa khusus mereka berdua.

Tepat langkah mereka baru sekali bergerak, para tamu undangan membuat kericuhan di mana hal itu berdampak besar pada seseorang, terlebih lagi Ashley. Telinganya nyaris padam semerah kepiting rebus. Pipinya panas bersemu menahan godaan yang lebih banyak dilontarkan oleh Tuan Putri Sofia.

𝐂𝐑𝐎𝐖𝐍 𝐎𝐅 𝐀𝐒𝐇𝐋𝐄𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang