Chapter 45: But, If....

32 5 0
                                    

DEDAUNAN yang tadinya bewarna hijau itu berubah menjadi warna kecokelatan dan kemudian satu persatu meranggas, jatuh di permukaan bumi setelah tertiup angin. Musim gugur tiba di Autumn North, hari pertama.

Barangkali tidak ada yang mengetahui seberapa damai Autumn North yang sesungguhnya. Wilayah hijau yang asri, rakyatnya yang ramah dan bekerja keras, seluruh makhluk hidup saling berjabat tangan; bersimbiosis mutualisme.

Meski begitu, di tengah kedamaian Autumn North, salah satu rumah tidak pernah lagi damai setelah kedatangan banyak tamu yang sudah lama ditakdirkan.

“Rai! Orion! Jangan kabur kalian!”

Kepala Riana menyembul dari dalam kamar, dahinya berkerut tentang alasan apa yang membuat Annette berteriak dari arah dapur. Tidak sampai lama hingga dua orang yang namanya diserukan oleh Annette itu berlari kecil keluar dapur sambil menahan senyuman mereka.

Tentu saja, Riana penasaran.

"Hup! Dapat satu," gumamnya ketika berhasil menangkap tangan Mirai yang lewat di depannya. Wajah pemuda itu panik. Matanya menatap seolah meminta agar segera dilepaskan. "Annette, aku menangkap Rai. Dan ... sepertinya Orion tidak jadi ikut kabur."

"Kami tidak kabur," ucap Orion tenang sambil memberi pembelaan.

Sementara Annette muncul dengan spatula penggorengan dan hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat dua orang pemuda yang sudah dewasa ini masih bertingkah layaknya anak kecil. "Aku meminta Rai membantu menyiapkan kereta kuda. Kenapa malah kabur, hah?! Orion juga! Kau ini mau-mau saja diajak kabur Rai."

"A-Aku tidak tahu caranya. Ha-ha," ringis Mirai pelan. Genggaman Riana sangat menyakitkan, astaga.

"Kan ada Orion!" kata Annette gemas sendiri. "Hah.... Kalian ini, ya. Cepat selesai tugas kalian, atau tak ada jatah makan untuk nanti malam!"

Mirai langsung menurut. Usai menganggukkan kepalanya, ia langsung menarik Orion ke kandang kuda milik Annette untuk melakukan persiapan. Sebenarnya ia juga sedikit takut karena Annette terus-terusan marah. Sungguh, Mirai jadi penasaran apakah pasien yang dirawat Annette juga selalu diomeli sepertinya saat ini.

Kembali pada pekerjaan yang harus dirinya lakukan, ia menoleh kepada Onyx dengan wajah yang tak pernah ia tampilkan selama menjadi seorang bangsawan.

"Ayo, siapkan saja. Orion, kau tolong aku, ya. Yang kutahu cuma cara menunggang kuda dan menaiki keretanya," katanya memelas.

Sementara Orion hanya tertawa geli. "Mencoba menjadi rakyat biasa, ya?"

"Heh, tentu saja."

"Lho, memangnya selama ini kau bukan rakyat biasa?"

Kepala lain muncul selain milik Riana. Menampilkan sosok wajah yang tak asing, namun kini dengan penampilan yang sedikit berbeda. Spontan, Mirai menutupi setengah dari wajahnya. Yah, lebih seperti menghalau fakta bahwa pipinya sudah bersemu dengan merah.

Riana menyadari hal tersebut. Tentu saja, waktunya untuk mengerjai Mirai.

Ia mendorong tubuh Ailee. Membiarkan sang pemuda berambut hitam itu jadi salah tingkah. "Rai dari kemarin ingin bicara denganmu tahu. Tapi dia sepertinya sangat malu."

𝐂𝐑𝐎𝐖𝐍 𝐎𝐅 𝐀𝐒𝐇𝐋𝐄𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang