TANGAN-tangan telaten itu sibuk mengaduk pelan isi dari kuali kecil di hadapannya dengan centong perak yang ia ambil dari dapur kerajaan tanpa diketahui siapapun. Ia seperti pencuri kecil. Demi tidak membuat orang lain curiga padanya, ia sengaja melakukan kegiatan di kamarnya. Selain centong perak, kuali kecil itu juga diambilnya dari dapur.
Tidak ada energi panas dan kompor, pun tidak ingin menghidupkan perapian karena bisa membuat orang lain curiga, ia menggantinya dengan rapalan sihir. Percikan api melayang di udara tanpa membakar apapun selain kuali kecil itu.
Ruangan gelap itu senyap. Bermandikan cahaya bulan dan detak jarum jam yang terpajang di dinding kamarnya cukup menjadi teman malam harinya. Untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan, ia memasang sihir pelindung di sekitar kamarnya. Siluet tubuhnya memantul di dinding kamar akibat cahaya rembulan yang menembus kaca jendela. Suara jangkrik dan hewan malam lainnya seakan menjadi musik latar belakang, tetapi tidak cukup untuk memecah fokusnya.
Tak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat sebuah meja di mana tiga tangkai bunga tanpa kelopak diletakkan begitu saja usai tidak berguna lagi. Tentu saja, seluruh kelopak bunga itu sudah dicampurkan ke dalam kuali tersebut.
Sembari mengaduk, mulutnya tidak pernah berhenti mengulang rapalan mantra sihir. Sedangkan dari dalam kuali itu, menguar asap keunguan pekat dan bau harum layaknya bunga Sillia yang menenangkan.
Gadis itu mengulang kembali mantra sihir sesuai tata caranya.“Averra illusio magicae. Quia princep. Quia Austin Aiden. Ama me, mittens autem, averra illusio magicae.”
* * *
Ashley punya janji dengan Aiden untuk bertemu di taman kerajaan. Entah sejak kapan, kedekatan mereka semakin kentara. Semua orang di kerajaan juga menyadari hal itu, termasuk sang raja sekalipun. Pertemuan yang diawali dengan ketidaksetujuan itu, perlahan-lahan berubah menjadi penuh warna. Beberapa kali terlihat Ashley dan Aiden jalan bersama, tidak tahu membicarakan apa, tetapi mereka terkadang tersenyum atau terkekeh kecil. Sesekali mereka memalingkan pandangan kalau ada seseorang yang memergoki sedang bersama. Tampaknya masih malu-malu setelah hubungan mereka tidak begitu baik di awal perjumpaan.
Apa yang diucapkan Raja Aamor memang benar. Waktu menjadi obat terbaik untuk menyembuhkan luka hati. Semuanya hanya masalah waktu. Dan lihatlah sekarang. Ashley bahkan terlihat bahagia hanya dalam beberapa bulan berlalu.
Aiden menumpu wajahnya dengan kedua tangan. Matanya terlihat menarik dengan sesuatu yang Ashley bawa. Nampan perak diambil dari troli makanan bertingkat tiga yang dibawa gadis itu saat pertama kali datang. Aiden menduga-duga, apakah yang dibawa gadis cantik itu.
“Aku berharap kau menyukainya.” Ashley meletakkan nampan itu di atas meja. Kemudian, ia membuka penutup saji dan memperlihatkan sepiring camilan berisi kukis cokelat. Bentuknya memang tidak serapi yang Aiden bayangkan, tapi aromanya sangat menggiurkan ketika masuk ke dalam hidung.
“Maaf, ya kalau bentuknya jelek,” gumam Ashley ketika melihat Aiden sedikit terkikik melihat kukis buatannya.
“Aku tidak bilang itu jelek,” jawab Aiden santai.
Ashley merotasikan bola matanya. Tidak sampai di situ, ia mengeluarkan jenis makanan yang lainnya. Sebuah cheese cake dengan potongan stroberi di atasnya diletakkan di atas meja. Jelas, hal itu menarik perhatian Aiden. Pemuda itu sedikit menaruh atensi pada kue yang tampilannya sangat menggoda. “Ini kau membuat sendiri?” tanya Aiden, tangannya spontan membantu mengambil piring kecil dari troli makanan.
“Oh, sekarang kau meragukan kemampuan memasakku?” balas Ashley tidak terima. Dia langsung menarik piring kecil itu dari tangan Aiden, memberikan kode bahwa sang pangeran tidak perlu melakukan apapun selain menunggu dirinya menyelesaikan semua kegiatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐑𝐎𝐖𝐍 𝐎𝐅 𝐀𝐒𝐇𝐋𝐄𝐘
Fantasy[ COMPLETED ] | REVISI SETELAH TAMAT Kerajaan Riverdale akhirnya memenangkan perang dengan Kerajaan Islefield setelah lima tahun lamanya. Namun, kemenangan itu bukanlah akhir. Tetapi awal dari segala kejadian yang terjadi di Kerajaan Riverdale...