Ancaman (Revisi)

13.6K 702 36
                                    

" Eungghh aduh sakit banget kepala gue," gumam Rissa sembari memegang kepalanya dengan mata yang baru setengah terbuka.

" Eh ini dimana anjirr," lanjut Rissa saat sudah sadar sepenuhnya.

Saat ini ia sedang berada di sebuah kamar. Kamar yang dominan berwarna hitam. Kamar ini seperti kamar.. apartemen? Ya ini seperti sebuah kamar apartemen. Tapi kamar ini bukanlah kamar milik Devan. Ia tidak tau ini milik siapa.

Perlahan Rissa pun turun dari tempat tidur dan mendekati pintu. Ia membuka pintu dengan perlahan sembari menatap waspada sekitarnya.

Saat pintu sudah terbuka sepenuhnya, ia tidak melihat siapapun. Hanya ada barang-barang yang tertata rapi. Seperti kamar, barang-barang disini dominan berwarna hitam.

Ya seperti dugaannya, ini adalah sebuah apartemen. Perlahan Rissa pun menyusuri apartemen mencoba mencari jalan keluar.

Namun, terdengar suara dari arah dapur. Terdengar suara seperti seseorang yang sedang memasak. Perlahan ia pun mendekati dapur. Dapat ia lihat punggung tegap seorang pria yang sedang memasak.

Melihat postur tubuhnya, ia merasa familiar. Postur tubuhnya seperti..

" Alex?" Panggil Rissa pada pria tersebut.

" Eh kamu udah bangun?" Ucap pria tersebut dengan sedikit terkejut.

Ya dugaannya benar. Pria itu adalah Alex!

" Lex ini apartemen Lo? Ko gue bisa disini si? Oh gue tau Lo pasti yang nolongin gue kan? Lo pasti liat ya gue tadi diculik? Makasih banyak ya Lex Lo udah nolongin gue. Kalo gitu gue balik ya." Ucap Rissa sembari tersenyum.

Masih dengan senyumnya, ia pun mulai melangkahkan kakinya untuk keluar apartemen. Namun baru beberapa langkah, tangannya di cekal oleh Alex.

" Mau kemana sayang?" Ucap Alex rendah tepat di telinga Rissa. Saat ini, tangan Alex mencekal pergelangan tangan Rissa dan tangan kirinya memegang pinggang Rissa. Alex menghabiskan jarak antara dia dan Rissa. Jadi saat ini tubuh mereka benar-benar menempel.

" E-eh ke- kenapa Lex," ucap Rissa sembari berusaha melepaskan tangan Alex.

" Kamu tau ga? Aku cinta banget sama kamu." Ucap Alex tepat di telinga Rissa.

" Lo apaan si Lex. Sadar dong, gue ini pacar Devan. Pacar sahabat Lo." Ucap Rissa dengan sewot sembari memberontak.

Alex pun membalikkan badan Rissa dan memojokkan nya ke dinding. Ia mengukung Rissa dengan sebelah tangannya dan tangan sebelah nya lagi ia gunakan untuk membelai wajah Rissa.

Ia membelai wajah cantik Rissa sembari menatapnya penuh damba.

" Sayang sekarang kamu itu milik aku. Ga ada yang bisa ambil kamu dari aku. Aku udah jatuh cinta sama kamu mulai dari pertemuan pertama kita." Ucap Alex lembut.

Saat ini ini Alexa benar-benar berubah dari biasanya. Jika biasanya dia irit bicara dan menampilkan wajah yang sangar, terbalik dengan sekarang ini. Sekarang ia berbicara sangat lembut dan menatap dengan penuh damba.

" Lex Lo jangan gini deh. Gue udah punya pacar. Sekarang minggir deh." Ucap Rissa sembari memberontak.

Akhirnya ia bisa terlepas dari kukungan Alex. Ia pun langsung berlari untuk keluar. Namun sebelum itu ia terkejut dengan teriakan Alex.

" KALO KAMU BERANI KELUAR DARI SINI. AKU BAKAL BUNUH DIRI." Teriak Alex dengan sebuah pisau yang menempel di lehernya.

Rissa pun terkejut. Ia pun kembali mendekati Alex.

" Lex pliss jangan gini deh. Lo jangan gila dong. Simpen Lex pisaunya."

" Ga. Kalo kamu tetep mau pergi, aku bakal bunuh diri."

" Plis dong Lex jangan gini."

Alex pun hanya menggeleng. Ia terus menekan pisau tersebut di lehernya hingga perlahan darah pun keluar dari lehernya.

" LEX LO BERDARAH. BERHENTI LEX."

Saat ini tak ada cara lain. Rissa pun menghela nafas sebentar dan berkata.

"Oke gue ga bakal pergi. Tapi Lo simpen pisau itu."

Mendengar itu Alex senang bukan main. Ia tersenyum lebar. Ia menjatuhkan pisaunya dan berlari menghamburkan pelukan kepada Rissa. Ia memeluk Rissa sangat kencang hingga Rissa merasa sedikit sesak.

" Sekarang obatin dulu leher Lo."

Alex pun mengangguk. Rissa menuntun Alex untuk duduk di sofa.

" Kotak P3K nya dimana?"

" Di laci," ucap Alex sembari menunjuk laci dekat sofa.

Rissa pun mengambilnya dan mulai mengobati luka Alex.

Setelah selesai, Rissa pun beranjak untuk menyimpan kembali kotak P3K tersebut. Tetapi Alex menariknya untuk kembali duduk.

Saat Rissa sudah kembali duduk, Alex merebahkan kepalanya di paha Rissa.

"Babe elusin kepala aku," ucap Alex pada Rissa dengan mata tertutup dan memindahkan tangan Rissa ke atas kepalanya.

" Ck Lo apaan si Lex. Bangun deh jangan gini," ucap Rissa kesal.

Alex pun membuka kembali matanya. Ia menatap tajam Rissa. Tak lama muncul seringai di wajah tampannya.

" Oh jadi kamu ga mau turutin kemauan aku hm?" Ucap Alex dingin seraya menatap Rissa tajam.

" Gak," jawab Rissa sembari memalingkan wajahnya.

" Oke kalau gitu siap-siap aja." Ucap Alex dingin dengan senyum smirk nya.

" Siap apa?" Ucap Rissa sembari mengerutkan keningnya.

Alex pun mendekatkan bibirnya pada telinga Rissa dan berbisik.

" Siap-siap dengar Kematian Devan besok."

TBC


.

.

.

Hai semuanya...
Makasih ya udah baca 🤗 makasih juga atas dukungannya 🤗🥰
Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan.

LOVE TRIANGLE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang