Markas (Revisi)

7.9K 634 61
                                    

" Karena mantan pacar aku juga dulu punya alter ego."

" Hah? Mantan kamu yang?" Tanya Devan.

Rissa pun hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Mantan kamu yang udah meninggal?" Lanjut devan.

" Bukan Dev, ada satu lagi."

" Kamu belom cerita loh yang." Ucap devan sambil mengerucutkan bibirnya.

Merasa gemas, Rissa pun mencubit pelan hidung Devan.
" Iyaa nanti aku ceritain."

Devan yang diperlakukan seperti itu pun tersipu malu.

Sementara Alex, melihat pemandangan di depannya ini berdecih tak suka sembari memalingkan wajahnya.

" Sekarang kalian istirahat ya. Tidur," Lanjut Rissa.

Alex dan Devan pun mengangguk lesu.

Setelah beberapa menit, Alex dan Devan pun akhirnya tertidur. Namun berbeda dengan Rissa. Ia tidak bisa tidur. Walau pun ia sudah berusaha memejamkan matanya, namun tetap saja hasilnya nihil.

Karena merasa bosan, rissa pun memutuskan untuk pergi markas.

Namun sebelum itu, ia menghubungi Ivan terlebih dahulu.

" Halo Queen."

" Van gue mau ke markas sekarang."

" Loh sekarang Queen? Katanya nanti malem?"

" Iya, Gue jadinya sekarang. Gue bosen nih. Sama kalo malem takut ga keburu atau kelupaan lagi."

" Oke deh, kalo gitu aku tunggu queen."

Setelah panggilan terputus, Rissa pun bergegas pergi dengan mengendarai motor kesayangannya dan mulai menuju markas.

***

Sekarang Rissa sudah sampai di markas Venus. Seperti markas forex, markas Venus pun dominan berwarna hitam.

Saat ia sudah berada di dalam nya, dapat Rissa lihat para inti Venus sedang berkumpul sambil bermain PS.

" Ekhem."

Para inti Venus pun menoleh, melihat ke arah sumber suara tersebut.

" Eh, kayanya gue kangen banget deh sama Queen, soalnya gue kaya liat dia." Ucap Varo dengan tatapan cengo nya.

" Bener Var. Gue juga kaya liat Queen dong masa." Ucap Alan.

Ivan hanya bisa menepuk keningnya melihat sahabatnya tersebut. Sedangkan Rissa berdecak kesal.

" Ish kalian gimana sih? Ini gue Rissa anjirr."

" Hah Rissa? Queen?" Tanya Alan masih dengan tatapan cengo nya.

" Be-beneran Queen ini?" Ucap Varo.

" Iya ini gue." Ucap Rissa dengan nada kesal.

" AAA QUEEN AKU KANGEN BANGET." Ucap Varo sambil berlari memeluk Rissa.

" AKU JUGA KANGEN QUEEN." Ucap Alan ikut memeluk Rissa.

" Iyaa gue juga kangen kalian. Tapi ini lepas woy pelukannya. Engap ini."

Perlahan Alan dan Varo pun melepaskan pelukan mereka.

" Sini queen duduk sini." Ucap Ivan yang sedang duduk di sofa.

Rissa pun mendekat ke arah Ivan, dan duduk di sampingnya. Diikuti oleh varo dan Alan.

" Van ko reaksi Lo biasa aja si liat Queen?" Tanya Varo.

" Tau tu, biasa Lo paling semangat." Ucap Alan.

" Karna gue udah tau." Jawab Ivan sambil tersenyum mengejek.

" HAH? LO UDAH TAU TAPI GA NGASIH TAU? BENER-BENER LO YA." Ucap Varo sambil melemparkan bantal sofa pada Ivan.

" Parah Lo Van." Ucap Alan sambil ikut melemparkan bantal sofa.

Melihat tingkah laku para sahabatnya, Rissa hanya bisa tersenyum. Karena Jujur saja, Rissa selalu merindukan momen kebersamaan seperti ini.

" Eh udah, kasian itu Ivan. Sebenernya gue ko yang minta buat ga ngasih tau kalian." Ucap Rissa tenang.

" Ih ko gitu si?" Tanya Varo.

" Hehe kan biar surprise." Jawab Rissa.

" Oh iya, kabar kalian gimana?" Lanjut Rissa.

" Baik ko queen. Kita semua baik-baik aja."

" Iya Queen kita baik ko."

" Eh iya Kenan kemana? Ko gue ga liat dia?"

" Pulang dia barusan, di telpon nyokap nya."

" Oh gitu."

Dan obrolan mereka pun berlangsung sangat lama. Semua mereka obrolkan mulai tentang perkembangan Venus, keseharian mereka, sekolah, dan banyak lagi.

Hingga Rissa pun teringat sesuatu.
" Venus sama forex musuhan?" Tanya Rissa serius.

" Ya gitu deh. Lagian si forex suka neror kita. " Jawab Alan. Diikuti anggukan oleh Ivan dan Varo.

" Menurut gue ini ada yang ga beres deh. Kayanya ada yang nyoba buat ngadu domba kita."

" Aku juga pernah kepikiran gitu si." Ucap Varo.

" Kalo gitu, tolong Lo selidiki lebih lanjut ya Ro. Cari orang-orang nya dan apa motif dia. Gue minta sama foto-fotonya juga ya kalo bisa. Hasilnya Langsung kirim ke gue."

"Siap Queen nanti aku kirim ke email kamu aja ya."

" Boleh. Ke email aku yang ini ya, yang baru." Ucap Rissa sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Dan mulai menyalakan nya.

" Mana queen?"

" Bentar, baru dinyalain."

Saat ponsel nya sudah menyala, alangkah terkejutnya ia saat melihat ada seratus lebih panggilan tak terjawab. Yang diantaranya, lima puluh panggilan dari Devan, lima puluh panggilan dari Alex, dan lima belas panggilan yang tidak di ketahui.

Tak lama, nomor yang tidak dikenali itu, kembali menelpon nya. Rissa pun segera mengangkatnya.

" Halo?"

"Akhirnya diangkat juga. Ris cepet pulang Ris."

" Eh ini siapa?"

" Ini gue Ardi."

" Oh, napa Ar?"

" Cepet pulang Ris. Ini dua bayi Lo nangis nyariin lo-

TBC

.

.

.

Mohon maaf ya klo ceritanya ga nyambung, acak-acakan, banyak typo dan segala macem hehe

Makasih voment nya

LOVE TRIANGLE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang