Saat ini Rissa, Devan, dan Alex sudah berada di markas Venus.
Rissa buru-buru turun dari mobil, lalu segera masuk ke dalam markas. Sedangkan Devan dan Alex hanya menunggu didalam mobil.
Rissa sangat terkejut melihat keadaan markas Venus sekarang yang sangat kacau. Pecahan kaca dimana-mana, bekas tembakan yang menghiasi dinding markas, juga pajangan-pajangan yang sudah hancur tak berbentuk.
" IVAN."
" VARO."
" ALAN." Teriak Rissa mencari para anggota intinya tersebut.
" Ki-kita disini Queen," ucap Ivan meringis sembari menuruni tangga.
Rissa menutup mulutnya sakit terkejut melihat keadaan Ivan, Varo, dan Alan di depannya ini. Bagaimana tidak, pipi yang membengkak, sudut bibir yang mengeluarkan banyak darah, dan banyak lagi luka lainnya menghiasi wajah tampan mereka.
" Ke-kenapa bisa kaya gini? Ka-kalian?"
" Tadi kita udah nangkep pelaku yang nyimpen kotak itu di loker kamu Queen. Tapi ga lama, ada beberapa orang yang langsung nyerang kita pakai senjata api. Dan orang itu dibawa kabur sama mereka." Jelas Ivan.
" Maaf Queen kita ga bisa rebut orang itu lagi," ucap Alan lirih sambil menunduk karena merasa kecewa.
" Iya Queen, maafin kita. Kita bikin kamu kecewa." Sambung Varo.
" Kalian ngomong apa si. Disituasi kaya gini, urusan orang itu ga penting. Yang paling penting itu kalian. Keselamatan kalian sama anggota yang lainnya juga. Kalian jangan gitu dong. Gue ga kecewa ko. Malahan gue tu khawatir banget sama keadaan kalian. Gue ngerasa bersalah, karena gue kalian jadi kaya gini." Ucap Rissa.
" Kita gapapa ko Queen. Kamu tenang aja. Anggota yang lain juga gapapa ko, cuma beberapa luka memar aja." Ucap Ivan diikuti anggukan setuju oleh Varo dan Alan.
Rissa pun menghela nafas pelan lalu tersenyum tipis. " Syukur deh kalo gitu, sekarang gue mau obatin dulu luka kalian ya. Kalian duduk di sofa." Rissa pun mengambil kotak P3K yang berada di laci dekat sofa. Beruntungnya, sofa masih utuh tidak terkena tembakan. Jadi rissa bisa mengobati Ivan, Varo, dan Alan di sana.
" Sini gue obatin, mulai dari Ivan dulu ya." Rissa pun mulai mengobati Ivan dengan telaten. Sambil sesekali terdengar ringisan dari Ivan.
" Yang lainnya kemana? Ko gue ga liat." Tanya Rissa yang masih mengobati Ivan.
" Yang lain dilantai dua Riss. Pada tidur mungkin, tadi kita suruh mereka buat istirahat."
" Oh gitu, pantesan."
" Oh iya, buat kerusakan markas, nanti uangnya gue transfer ya Ro." Sambung Rissa.
" Loh? Ga pake uang kas aja Queen? Padahal uang yang ada juga masih banyak loh." Ucap Varo
" Ga usah. Uang yang itu simpen aja. Buat ini, biar uangnya dari gue." Varo, Ivan, dan Alan pun hanya mengangguk.
Beberapa menit kemudian, Rissa pun sudah selesai mengobati Ivan dan Varo. Dan kini giliran yang terakhir adalah Alan.
Saat Rissa sedang mengobati Alan, Devan dan Alex datang menghampiri Rissa.
" Ayang," panggil Devan. Jujur saja, saat ini Devan merasa cemburu karena melihat Rissa sedang mengobati Alan. Namun, rasa cemburu tersebut ia tahan karena tak ingin terjadi keributan.
" Eh kalian pasti nunggu lama ya? Maaf ya. Ini juga udah mau selesai ko." Ucap Rissa.
Tak lama kemudian, Rissa pun sudah selesai mengobati Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE TRIANGLE (REVISI)
De TodoApa jadinya jika seorang ketua geng menyukai pacar dari wakil nya sendiri? Ya ini memang sangat sulit, tapi siapa sangka ini terjadi pada ketua Geng Forex. Alex Artha Wijaya. Dia mempunyai sifat yang dingin, cuek, dan kasar. Perkataannya juga yang s...