Saat ini Rissa mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Ia tidak memperdulikan sumpah serapah pengendara lainnya.
Tak membutuhkan waktu lama, Rissa pun sudah sampai di apartemen.
BRAK
Pintu terbuka lebar dengan tidak sabaran.
" AYANGGG."
" RISSAA."
Baru saja masuk, ia sudah di suguhi oleh teriakan yang mampu mengganggu gendang telinga.
Disana dapat Rissa lihat ada Devan dan Alex yang sedang menangis kejer.
" Sstt jangan nangis ya. Ini aku udah di sini ko." Ucap Rissa sambil mendekati Devan dan Alex.
" Kamu dari mana ayang?" Tanya Devan sambil terus menangis kejer.
" Kamu dari mana si?" Tanya Alex yang sama menangis kejer.
" Aku dari Markas Venus tadi. Maaf ya. Udah dong jangan nangis lagi ya." Ucap Rissa sambil memeluk Devan dan Alex. Sesekali mengelus punggung mereka berdua.
Beberapa menit kemudian, Alex pun sudah mulai tenang walaupun masih sesegukan. Sedangkan Devan, ia masih terus menangis.
Tidak ada yang bisa Rissa lakukan selain mengelus dan membisikkan kata-kata penenang untuk mereka berdua. Hingga pandangan Rissa pun jatuh pada Langga dan Ardi. Sedari tadi Langga melihat pemandangan di depannya ini dengan cengo. Sedangkan Ardi menatap dengan pandangan yang sulit diartikan.
" Ardi, Langga, makasih ya udah jagain Devan sama Alex. Maaf udah ngerepotin kalian," Ucap Rissa sambil tertawa canggung.
" E-eh santai aja kali Ris. Ya ga Lang?" Ucap Ardi sambil menyenggol lengan Langga.
" Iya Ris tenang aja." Ucap Langga sambil tersenyum.
"Eum kalo kalian mau pulang, pulang aja. Devan sama Alex biar gue yang urus."
" Eh bener Ris? Lo gapapa sendiri?" Tanya Ardi.
" Iyaa gapapa ko. Gue mau bawa Devan sama Alex ke kamar. Kalo kalian mau pulang, pulang aja ya."
" Oke Ris." Ucap Langga.
Rissa pun menuntun Alex dan Devan untuk pindah ke kamar. Lalu mereka pun merebahkan diri mereka di kasur.
Sekarang tangis Devan sudah mulai berhenti. Digantikan oleh sedikit sesegukan.
" Ayangg jangan tinggalin aku lagi. Jangan tinggalin aku kaya tadi." Rengek Devan.
" Iyaa maafin aku ya. Tadi aku ga bilang dulu."
" Jangan di ulanginn ya Ris." Ucap Alex sambil merengek juga.
" Iyaa. Maaf ya."
Beberapa saat, keadaan pun hening. Namun tak lama, Devan kembali merengek.
" Eum ayangg." Panggil Devan pelan.
" Kenapa hm?"
" Aku laper." Ucap Devan sambil menampilkan wajah yang memelas.
" Laper? Kamu mau makan apa? GoFood aja ya."
" Aku mau seblak yang pedess banget."
" Hah? Tumben." Tanya Rissa heran.
" Jangan-jangan aku ngidam kali ya." Jawab Devan asal.
" Hus ngawurr kamu."
" Aku pesenin tapi jangan pedes-pedes ya." Lanjut Rissa.
" Aaa aku mau yang pedess." Ucap Devan sambil kembali akan menangis.
" Oke-oke. Jangan nangis."
" Kalo Alex mau apa?" Tanya Rissa pada Alex Yang sedari tadi menutup matanya. Padahal ia tidak tidur.
" Aku samain aja kaya Devan Riss."
" Pedes juga?"
" Iyaa."
Rissa pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, dan mulai memesan makanan tersebut.
***
Hanya membutuhkan waktu lima belas menit, makanan yang mereka pesan pun sudah datang.
Saat ini, sudah ada seblak di depan mereka masing-masing. Seblak Devan dan Alex berwarna merah kental. Dapat Rissa tebak, pasti rasanya sangat sangat pedas. Sedangkan seblak milik Rissa, tidak terlalu pedas.
Mereka pun mulai memakan seblak masing-masing. Dapat Rissa lihat, di suapan pertama dan kedua Devan dan Alex masih aman. Hingga di suapan ketiga, Devan dan Alex sama-sama sudah mengeluarkan keringat.
Sekarang, seblak Devan dan Alex tinggal tersisa setengahnya. Namun mereka berdua sudah mengeluh sakit perut.
Mereka sudah berguling-guling tak tentu arah sambil memegangi perut mereka.
" A- ayangg perut aku sakit. Elusinn." rengek Devan
" Perut aku juga sakit Ris."
Mendengar itu, Rissa hanya bisa menghela nafas.
Untung saja seblak milik Rissa sudah habis. Jadi dia bisa kembali mengurus Devan dan Alex.
" Naik ke kasur. Aku elusin kalian."
Mendengar perintah itu, Devan dan Alex segera menaiki kasur. Di ikuti Rissa.
Saat ini, tangan kanan Rissa mengelus perut Devan. Dan tangan kirinya mengelus perut Alex.
Sebenarnya ada rasa tak enak di hati Devan dan dan Alex karena sudah sangat merepotkan Rissa.
" Riss maafin aku ya udah repotin kamu." Ucap Alex pelan.
" Maafin aku juga ayang."
Rissa pun tersenyum manis pada Alex dan Devan nyadar juga Lo berdua
" Iya di maafin." Rissa masih memaksa kan untuk tersenyum." Makasih ya Ris. Aku bener-bener bersyukur dan seneng banget bisa ketemu kamu. Pokonya aku ga bakal pernah lupain momen-momen bersama kamu kaya gini." Ucap Alex sambil tersenyum manis.
" Iyaa Lex. Nikmatin aja momen ini. Karena-" Rissa menggantukan sebentar ucapan nya sambil tersenyum tipis.
" Kedepannya Lo ga mungkin bisa terus-terusan seperti ini."
DEGG
TBC
.
.
.
Mohon maaf ya klo ceritanya ga nyambung, acak-acakan, banyak typo dan segala macem ya hehe
Makasih voment nya 🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/240143867-288-k239279.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE TRIANGLE (REVISI)
RandomApa jadinya jika seorang ketua geng menyukai pacar dari wakil nya sendiri? Ya ini memang sangat sulit, tapi siapa sangka ini terjadi pada ketua Geng Forex. Alex Artha Wijaya. Dia mempunyai sifat yang dingin, cuek, dan kasar. Perkataannya juga yang s...