27

430 22 1
                                    

Happy reading


"Ayo kita kebawah." ucap Bima

Tiba mereka semua dibawah lebih tepatnya dikamar mayat.

"In-i ben-eran l-o.?" Ucap Bima dengan tangan yang bergetar.

"INI GAK MUNGKIN LO." Bentak Alwy

"Maaf ya mas korban harus segera dimakamkan." ujar petugas.

"Bim udah, gue juga sama ngerasain kehilangan kaya kalian, tapi jangan kaya gini, kalo kita kaya gini kasian sama queen." Ucap Raffi.

Kedua petugas itu membawa brankar Zeo dengan kesusahan karna Bima dan Alwy terus saja mencegah petugas itu untuk membawa Zeo. Tetapi akhirnya kedua petugas itu berhasil membawa brankar Zeo untuk dibawa pulang.

"Lo udah kasih tau oma sama oppa?" Tanya Bima kepada Candra.

Candra mengngagukan kepalanya. "Gue udah kasih tau, oma sempet syok dan pingsan, terus oppa maksa gue buat bawa queen kehadapnya namun gue tolak karna ini membahayakan nyawa mereka."ujarnya

"Gue pastiin akan menemukan orang tua kandung queen." ucap Bima seraya meninggalkan tempat.

"Serem juga ini tempat." ujar Ikal dengan bola mata yang mengitimidasi tempat itu.

"Namanya juga kamar mayat ya pastu sepilah kalo club baru rame." ujar salah satu anggota mafia.

"Diem lo!."

******

"Ko sepi sih, orang tuanya pada kemana?" Tanya Alin seraya turun dari motor dengan mata yang melihat kesegala penjuru.

"Lo udah kabarin orang tua Zeo?" Ucap Arsel kepada Nara.

"Gue lupa, gue nelpon dulu bentar."

Selesai Nara menelpon kedua orang tua Zeo, ia kembali lagi ketempat dimana ia tadi berdiri.

"Gimana?"

"Tante kirana gabisa dateng soalnya lagi ada rapat dengan perusahaan batu bara."ujar nya

"shit! Sejak kapan tante Kirana memegang perusahaan."Umpat Arsel.

"Kalau papahnya Zeo kemana Nar?" Nara menengok ke arah sumber suara, ternyata yang menanyakannya itu adalah Lea.

"Gue telepon gak aktif nomernya."

"Yaudah gapapa lah kita makamin aja Zeo, ga perlu nunggu orang tuanya dateng, kasian sama alm." Ucap Fira.

"Coba lo masuk ada satpam mungkin." ucap Arsel kepada Bara.

Saat ambulance tiba dirumah duka, Bara segera berlari kearah gerbang rumah Zeo, ia segera mencari satpam yang bertugas dirumahnya, saat satpam itu melihat Bara yang berkeringat ia memutuskan untuk menanyakan Bara.

"Nyari siapa ya mas?" tanga satpam itu.

Bara menjelaskan panjang lebar membuat satpam itu syok dan menangis karna selama ini yang selalu berbuat baik kepadanya adalah anak majikannya itu, ia sudah menggangap Zeo sebagai anaknya sendiri, tentu saja saat satpam itu mendengar bahwa Zeo sudah tiada membuat ia syok parah.

"Pak kita boleh masuk?" satpam itu mengangguk dan membukakan lebar gerbang yang tadinya tertutup.

Kini situasi disana sangat ramai karna tetangga berdatangan untuk melihat Zeo yang Terakhir kalinya, ditambah dengan adanya semua anggota pluviophile dan astrophilia membuat siatuasi makin ramai.

ZeonanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang