Zeonan

36

HAPPY READING

•

•

•

"KUMPULKAN PARA KETUA SEKARANG JUGA!" ucap pria sekitar umur 32 itu dengan nada suara tegas dan keras.

"Tapi tuan, mendadak seperti ini tidak akan bisa semuanya terkumpul."

"Kau membantah saya?"

"Maaf tuan" ucap kedua pria berbadan besar.

"Kalau begitu laksanakan lah!" kedua pria itu hanya menganggukan kepala dan segera berlari.

"Apa apaan ini pih? Kok tiba tiba papih terlihat begitu marah?"

"Papih akan merencanakan sesuatu, ini sudah tidak bisa ditunda lagi, sesegera mungkin kita harus menyerang mafia Selenophile."

Tok tok tok

Pembicaraan mereka berdua terputus karna suara ketukan pintu. 

Ceklek

"Tuan memanggil kita?" pria yang kerap dipanggil tuan itu mengangguk.

"Silahkan duduk."

Mereka semua duduk dengan posisi berhadapan dan satu kursi yang cukup besar yang terletak di penghujung meja. Pria itu tampak tersenyum sinis.

"Waktu telah dimulai." ujarnya dengan seringaian mengerikannya.

"Rencananya?"

"Saya dan Hasan akan pergi ke Bali, kalian handel semua disini."

*****

Nada dering ponsel menandakan ada pesan masuk kedalam ponsel milik Arsel, pria itu langsung mengcek siapa yang memberi pesan kepadanya. 

BIMA

Tgl 12 gue rasa lo ga lupa
12.01

Enniversarry?
12.02

Iya, gue dan yang lainnya rencana akan datang ke acara itu sekalian pindah.

12.04

Sorry Bim, gue rasa kali ini gue gak akan ngerayain dulu, soalnya kondisi disini lagi buruk.
12.06

Gak bisa gitu dong! Ini udah jadi tradisi kita, mau seburuk apapun keadaan kita hari enniversarry harus tetap di laksanakan.
12.08

Nanti gue kabarin lagi
12.10
Read

Setelah pria itu mematikan kembali ponselnya Arsel kembali berpikir, apakah dirinya harus tetap mengadakan acara tersebut atau bahkan tidak sama sekali.

Ini keputusan yang sedikit berat menurutnya, karna di negara indonesia dunia pergengsteran sedang tidak baik baik saja, lalu bagaimana jika ia tetap mengadakan acara tersebut, akan kah mengundang kegaduhan yang mungkin akan terjadi?.