3. CEMBURU
"Kau lihat Ino? Si kuning bodoh itu tersenyum lembut dan menerima air minum dari gadis Hyuga itu tanpa beban! Padahal aku sudah cape-cape membawa kan nya air minum dan juga handuk tapi dia bertingkah seakan-akan aku tidak ada disana."
Sakura menggeram kesal, dihentak-hentakan nya kaki jenjang nya di ubin Lantai sekolah sambil bersedekap dada.
Dia kesal bukan main melihat sang kekasih setelah lelah bertanding basket antar sekolah malah menerima uluran air mineral yang seharusnya dari diri nya bukan dari si gadis Hyuga.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa gadis Hyuga itu memiliki perasaan pada kekasih nya.
Si bintang lapangan basket itu jelas punya banyak fansgirl dan Sakura sebenarnya tak keberatan dengan hal itu hanya saja gadis ini berbeda, dia terang-terangan ingin menujukan eksistensi nya sementara para fansgirl Naruto mundur dengan teratur setelah tau pemuda pujaan mereka telah memiliki tambatan hati nya, terlebih lagi itu adalah Sakura. Seorang gadis yang populer dalam segala hal dan tentu nya dia terkenal akan kegalakannya. Jadi dari pada buat masalah jelas mereka lebih memilih mundur dan menyemangati Naruto dari belakang tapi seperti nya gadis Hyuga itu tak kenal takut.
"Sudah lah Sakura, biarkan saja gadis itu mau apa. Lagipula Naruto kan milik mu. Percuma saja gadis itu mau berusaha merebut Naruto dari mu atau bagaimana. Toh, hati Naruto hanya untuk mu." Gadis pirang yang berdiri disampingnya sambil memperhatikan cat kuku nya itu dengan santai menimpali Sakura yang tengah panik dilanda cemburu.
"Tidak bisa seperti itu Ino, bagaimana kalau Naruto berpaling dari ku dan menganggap ku bukan gadis yang sempurna siap siaga untuk nya? Aku terlambat dan gadis Hyuga itu sudah ada disana mendahului ku. Padahal kan harusnya aku. Bahkan anak-anak sekolah lain tadi mengira Hinata itu pacar nya karena selalu ada di pinggir lapangan selama pertandingan berlangsung." Sakura mendengus kesal, karena guru Anko tidak keluar kelas tepat waktu membuatnya terlambt ke kantin untuk membelikan Naruto minum terlebih lagi kantin saat itu tengah penuh sesak semakin menghambat pergerakannya menuju lapangan sekolah. Dan ketika dia sudah susah payah ehh gadis Hyuga itu telah mendahului nya.
Enggan mengatakan apa-apa lagi Sakura lantas melempar handuk putih kearah Naruto dan pergi begitu saja tak menghiraukan seruan Naruto yang memanggil nama nya.
Naruto tak diizin kan keluar lapangan karena ia kapten basket yang harus menerima piala saat itu juga atas kemenangan tim nya jadilah Naruto tak bisa mengajar Sakura dan kini gadis merah muda ini lebih memilih mengomel pada sabahat pirangnya di koridor sekolah yang sepi, semua murid pasti tengah berkumpul di lapangan sekolah dan mengelu-elukan nama kekasihnya dan sudah pasti pula gadis Hyuga itu ada disana.
Cih mengingatnya membuat Sakura bertambah kesal.
NGING~~
Suara dengungan yang berasal dari microphone membuat Sakura dan Ino kompak memegang telinganya.
"Ekhem." Seseorang berdehem di depan microphone yang membuat nya terdengar ke seluruh penjuru sekolah.
Sakura dan Ino saling pandang, suara itu pasti dari lapangan dan terlebih suara deheman itu sepertinya di kenal oleh mereka.
"Aku ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota tim ku yang telah bekerja keras demi piala ini." Naruto mengangkat piala besar itu tinggi-tinggi kemudian suara riuh rendah itu menyambutnya sambil bertepuk tangan.
Sakura dan Ino lantas menuju jendela yang ada disepanjang koridor dan menggesernya guna melihat Naruto dibawah sana.
Benar kan suara itu suara Naruto, Sakura jelas mengenali nya.
"Kalian semua hebat dan juga pelatih basket kami Kakashi-sensei dan juga Guy-sensei yang telah sukses menularkan semangat masa muda nya pada kami. Aku sangat berterimakasih. Dan satu lagi, seseorang yang berharga dalam hidup ku selain kalian semua dan orang tua ku, Sakura-chan! Terimakasih banyak telah mau menjadi kekasih ku! Aku kan sudah bilang kalau aku tidak sepayah yang kau bayangkan dan juga terimakasih telah menemaniku selama latihan basket tanpa mengeluh. Sungguh, apa yang jauh lebih berharga dibanding memenang kan hati mu? Piala ini milik bersama tapi kau hanya milik ku!" Teriakan Naruto itu disambut dengan eluan menggoda dari semua orang yang ada dibawah sana membuat pipi Sakura merona hebat. Pria itu benar-benar tidak tau malu.
Naruto mendongakan kepala nya melihat Sakura yang tengah berdiri di balik jendela lantai dua.
"Kemari lah, apa kau tak mau memeluk ku? Sudah dulu ngambek nya, aku akan memberi mu sesuatu." Ucap nya dengan cengiran lebarnya membuat rona merah di pipi Sakura kembali muncul.
Ino mendorong bahu Sakura dengan bahu nya dan memberi isyarat 'lekas-turun' dengan gerakan kepalanya.
Lantas tanpa pikir panjang Sakura segera berlari turun kebawah menuju lapangan yang disusul Ino dibelakangnya.
Melihat Sakura kini berlari menghampiri nya membuat Naruto lekas menyerahkan piala ditangannya pada Kiba yang berdiri disamping kanan nya.
Para siswa yang berkerumun didepan Naruto lantas memberi jalan supaya Sakura bisa dengan mudah mencapai barisan depan.
Sakura melirik Hinata yang ada di barisan depan juga tengah menundukan kepala nya membuang pandangan asal.
"Aku tau ini sebenarnya terlalu cepat, tapi ibu ku menyuruh ku memberikannya segera." Naruto lantas berlutut didepan Sakura dan menyodor kan sebuah benda kecil berbentuk hati warna merah maroon yang terbuka dan memamerkan isi nya, cincin dengan permata berwarna pink shappire kecil ditengah itu membuat semua nya terpukau.
'Pasti ga murah'
sebagian besar dari mereka menggumam kan hal tersebut mengingat cincin ini sangat indah dan berkilauan memanjakan mata, siapa yang tidak terpesona dan memikirkan tentang harga nya?
Sakura lantas menerima benda berbentuk hati itu dan memeluk Naruto ketika pemuda itu berdiri.
"Aku sangat mencintai mu, Naruto." Mendengar itu tentu saja Naruto senang, segera saja ia memakaikan cincin itu di jari manis tangan kiri Sakura dan mengangkat pinggul gadis itu dan mengajak nya berputar membuat Sakura memekik kaget.
"Aku sangat mencintaimu Sakura-chan!" Naruto berteriak masih sama dengan posisi nya.
"Hentikan Baka! Aku takut." Naruto hanya tertawa kemudian menurunkan Sakura dan memeluknya.
"Kau bau tau!" Semua orang tertawa tak terkecuali pemuda dengan iris biru cerahnya itu.
Naruto tau, Sakura pasti cemburu maka dari itu ia akan melakukan apapun demi membuat gadis nya berhenti ngambek pada nya,
apapun itu meskipun harus membuatnya malu.
Yahh karena yang lebih penting baginya adalah senyuman dari gadis merah muda nya.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
A to Z (Narusaku)
FanfictionHanya sebuah oneshot yang dipotong menjadi beberapa ficlet dan drabble tentang kisah cinta NaruSaku yang dimulai dari setiap huruf yang ada pada abjad. start from 27 Mei 2019 -