4. D

705 54 1
                                    

4. DIAM

Seharian ini Sakura mendiami nya entah apa salah nya membuat pria pirang ini bingung dengan tingkah laku tunangannya.

Naruto sudah mencari-cari ke seluruh penjuru kampus namun tak menemukan apa yang dicari nya, ia ingin bertanya apakah ia telah membuat nya marah? Atau mungkin cemburu? Karena ia tau tunangannya itu pencemburu akut.

Pernah suatu kali Naruto tak sengaja bersenggolan dengan seorang mahasiswi dari jurusan Administrasi umum, Shion.

Gadis itu terjatuh dan tanpa pikir panjang Naruto lekas membantu nya berdiri dan tepat pada saat itu Sakura melihatnya dan langsung berburuk sangka serta marah-marah.

Duhh dasar wanita.

Dan untuk kali ini Naruto tak mengerti apa alasan yang tepat untuk alasan diam nya Sakura, Apa insiden macam itu kembali terulang? Tapi seingat nya ia tak bertemu gadis lain apalagi menabraknya saat berpapasan atau sejenisnya.

"Huff."

Naruto menghela nafas berat, buku-buku ditangannya hendak dikembalikan ke perpustakaan, pasal mencari Sakura lebih baik ia tunda dulu sepertinya.

Naruto menyerahkan buku-buku teori itu pada penjaga perpustakaan dan hendak melenggang pergi begitu pendengarannya tak sengaja menangkap sebuah percakapan yang berasal dari meja yang ada di tengah ruangan.

"Aku dengar ya, minuman bersoda itu bisa meningkatkan nafsu makan dan juga menaikan mood seseorang jadi tidak heran kalau restoran cepat saji macam mekdi menyediakan cola dengan harga jauh lebih murah dari pada ice tea."

Pemuda dengan surai putih kebiruan itu nampak tengah menimang cup cola milik nya, gadis dengan surai merah didepannya hanya memandang dengan tatapan bosan.

"Tau dari mana kau?" Gadis itu kembali memfokus kan diri pada buku sains di atas meja, kembali mencari apa yang menjadi tujuannya ke kemari.

"Aku baca postingan di sosial media dan ternyata saat aku membuktikannya sendiri itu memang benar. Rasa nya ya kalau minum cola saat penat, energi tiba-tiba terisi kembali."

Pemuda itu lantas menuntaskan isi dari cup cola nya, cairan berwarna hitam kecoklatan itu tandas dengan sekali tegukan.

Mendengar itu lantas Naruto buru-buru keluar perpustakaan dan lekas mencari cola,

Ah seperti nya itu patut dicoba.

Sebagai pacar yang merangkap tunangan yang pengertian sudah sepatut nya Naruto memberikan kontribusi dalam hal menambah semangat Sakura yang sepertinya tengah down bukan?

"Cihh, ada saja. Padahal cola kan kandungan gula nya tinggi sekali tidak bagus untuk kesehatan." Gadis dengan Kacamata bertengger di batang hidung nya itu bergumam setelah Naruto melenggang pergi.

.

.

.

.

"Sakura-chan!"

Naruto berlari menghampiri seorang gadis dengan surai merah muda yang selama ini dicari nya, gadis itu tengah duduk bersama Ino di bangku taman kampus.

Merasa nama nya dipanggil lantas Sakura menolehkan kepala nya mencari asal suara, meskipun ia tau suara bariton itu milik siapa.

"Sakura-chan aku sudah mencari mu kemana-mana, ternyata kau disini." Naruto nampak terengah-engah begitu sampai didepan Sakura, sedangkan gadis itu hanya mengernyitkan dahi nya.

"Memang kenapa?" Jawab Sakura acuh, dipahanya kini ada beberapa tumpukan buku praktikum dari perpustakaan. Ahh mengingat nya jadi penat sendiri, menjadi mahasiswa tingkat akhir ternyata tidak mudah.

"Aku mencari mu-ttebayou! Lagi pula seharian ini kau mendiami ku." Naruto mempoutkan bibirnya, bertingkah ngambek walau pun sebenarnya ia takut kena amarah.

"Hm." Sakura membuang pandangan nya kearah handphone, berdalih mengecek waktu meskipun ia sebenarnya sudah tau.

"Ada apa dengan mu ini? Apa aku berbuat salah?" Naruto menjongkokan dirinya didepan sang gadis mencoba memperhatikan wajah Sakura yang kini tertunduk sibuk dengan handphone nya, Ino yang sedari tadi disamping Sakura memilih bungkam tak bereaksi. Hal seperti ini sudah lumrah menurutnya. Setiap kali Sakura dan Naruto punya masalah semacam ini pasti Ino ada disekitar mereka.

"Ahh aku tau.." Naruto menjeda kalimat nya dan Sakura berharap Naruto memahami nya, kini emerald nya berpendar cerah harap-harap cemas dengan apa yang akan diutarakan tunangannya.

"Kau ini sedang tidak punya uang ya? Maka nya kau tidak beli cola. Aku dengar tadi kalau badmood lebih baik minum cola. Harus nya kau lebih cepat tau itu dari pada aku. Dan sekarang kau masih badmood saja itu arti nya kau belum beli cola. Karena ku pikir kau tak ada uang maka aku belikan."

Naruto merogoh saku samping tas ransel nya mencoba menggapai kaleng cola yang ia beli dari vending machine dengan cengiran lebar nya.

"BAKA!" Teriakan menggelegar itu membuat Naruto meringis.

"A-ano saku- aghhh ittehh itteh." Naruto memekik begitu telinga nya di jewer Sakura dengan sekuat tenaga.

"Baka! Ku pikir kau sudah paham aku kenapa! Aku ini sedang PMS tau! Jadi aku diam karena aku tak ingin bertengkar atau berdebat dengan mu! Ku pikir kau memahami ku, Baka! Dasar tidak peka! Lagi pula wanita PMS tidak boleh minum cola! Kenapa tidak paham-paham sih!"

Sakura bangkit dari duduk nya setelah sebelumnya menghempas kan jeweran pada telingan Naruto membuat siempunya telinga jatuh terduduk dengan mulut menganga, ia masih belum memahami apa yang terjadi.

Para mahasiswa disekitar taman menoleh dengan heran, begitu pula Ino yang masih terbelalak melihat murka nya Sakura.

Ah ya ampun pasangan ini.

"Oyy Sakura!" Ino berteriak memanggil begitu sadar sang sahabat sudah berjalan menjauhi mereka dengan langkah-langkah besarnya.

"Kau ini Baka Naruto! Masih saja tidak peka dengan tunangan Tsundere mu itu. Dia sedang PMS tau, harusnya kau paham kenapa dia diam lagi pula cola itu banyak gula nya dan wanita PMS tidak boleh minum sesuatu yang banyak gula nya tau." Ino menggelengkan kepala nya pelan tak habis pikir dengan pasangan ini yang selalu bertingkah brutal, kenapa mereka bisa langgeng ya?

"Ya kan aku tak tau Ino." Naruto memanyunkan bibirnya sambil mengelus telinga nya yang memerah.

Ah mungkin benar ia harus extra peka terhadap Sakura.

Sepertinya ia perlu banyak membaca buku seperti Sai untuk memahami makhluk bernama 'wanita'.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

A to Z (Narusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang