10. J

447 37 2
                                    

10. JANJI

Naruto selalu saja ingkar janji, pria pirang itu selalu melupakan janji-janji nya seperti dinner romantis diluar rumah atau yang paling sederhana adalah janji menjemput Sakura sepulang kerja di rumah sakit, membuat wanita merah muda yang kini sudah sah menyandang marga Namikaze ini kesal bukan main.

"Kau yakin akan tetap menunggu nya? Ini sudah jam 9 malam, Sakura. Bagaimana kalau dia lupa dan sudah lebih dulu sampai rumah?"

Wanita berambut pirang dengan jas kedokteran nya muncul dibelakang nya. Membuat Sakura tersentak mendengar pertanyaan secara tiba-tiba.

Wanita dengan marga Nara itu kini berdiri disamping kanan nya.

"Ya dia memang tidak pernah tepat waktu, akan ku tunggu sebentar lagi. Mungkin dia masih ada di jalan." Jawab Sakura sambil melihat jam tangan nya.

"Ya kalau begitu aku duluan ya, Shikamaru sudah menjemputku." Ino menunjuk dengan dagunya sebuah mobil lamborghini hitam yang kini terparkir dengan nyaman di depan gedung rumah sakit tanpa masuk ke halaman.

"Ok." Sakura mengangkat tangan kanan nya dan menyatukan ibu jari dan telunjuknya.

Selepas Ino pergi dibawa mobil lamborghini sang suami kini Sakura kembali sendiri, lama-lama angin malam membuatnya bergidik ngeri.

Rumah sakit masih ramai saat ini, kunjungan malam akan di tutup jam 11 dan sekarang masih banyak orang-orang berlalu lalang menjenguk sanak saudara mereka yang tergeletak tak berdaya di ranjang rumah sakit.

30 menit berlalu, Naruto masih tak menunjukan batang hidung nya.

Lama-lama kaki nya pegal juga, apa kah ia harus menelepon taxi dan meminta nya mengantar pulang? Tapi bagaimana kalau dia pergi dan Naruto datang? Lekas saja Sakura meraih ponsel nya dari dalam tas dan mencoba menghubungi Naruto lagi.

"Sakura-chan!"

Belum sempat Sakura menekan icon call nya, sang pemilik nama sudah muncul di hadapannya dengan tergesa-gesa.

"Maaf aku terlambat." Naruto nampak terengah-engah sehabis berlari dari mobil nya.

"Kau ini tak pernah tepat waktu." Sakura mempoutkan bibirnya kesal dengan tingkah sang suami yang selalu saja membuatnya menunggu, ia jadi ingat pasal hari pemberkatan pernikahan mereka.

"Iya aku minta maaf ya." Naruto menunjukan cengiran khas nya dengan lebar meskipun ia nampak lelah.

"Iya tidak apa-apa, ayo pulang." Sakura menggandeng tangan sang suami dengan mesra membuat Naruto kembali tertawa.

"Mau cari kue? sepertinya jam segini winter bakery belum tutup, mau?"

"Tentu saja mau! ayo." Sakura memeluk lengan sang suami dengan mesra, berjalan beriringan selayaknya pasangan yang sedang kasmaran.

Iya, apapun itu meskipun Naruto mengingkari janji awal nya tetap saja pria ini mencoba memperbaiki nya, menggantinya dengan keterlambatan atau pun dengan dinner dadakan.

Katanya kalau janji dan direncana kan pasti tak akan pernah jadi, lebih baik dilakukan secara spontan.

Ada saja idenya untuk menyelamatkan diri dari amukan Sakura.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

A to Z (Narusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang