9. I

443 36 2
                                    

9. IKAN

Sedari dulu Naruto tak pernah menyukai olahan ikan, katanya amis dan aneh.

Dari pada dipaksa memakan ikan, ia lebih memilih makan ramen sebulan penuh. Tapi apa kalian fikir istri merah muda nya mengizin kan nya? Oh tentu saja tidak.

"Naruto! Makan ikan nya!" Aura membunuh kini mengelilingi ruang makan rumah mereka ini, sekilas ia jadi teringat ibunya, si cabe merah habanero.

"Ah Sakura-chan, kau kan tau aku tak suka ikan, kenapa kau malah memasak nya?" Naruto menatap ikan tak berdosa yang kini tergeletak tak bernyawa diatas meja.

"Kau perlu perbaikan gizi tau! Jangan ramen terus."

Nyonya Namikaze muda ini tengah berkacak pinggang diseberang meja menghadap sang suami tercinta yang bandel nya bukan main.

Soal makanan pria pirang ini selalu pilih-pilih. padahal, Kushina tak pernah mengajarkan hal tersebut, menurutnya makan saja apa pun agar cepat tumbuh.

"Tapi ramen kan juga bergizi Sakura-chan, ada telur nya ada juga sayurnya, sehat kan?" Bela nya, ah ia akan melakukan apapun demi diizin kan makan ramen lagi setelah minggu lalu Sakura memaksanya berhenti makan ramen, entah yang instan atau yang ia beli dari paman Teuchi.

"TIDAK! Sudah cepat makan dulu ikan nya, cicipi sedikit saja, kalau kau benar-benar tidak suka, kau bisa berhenti makan." Wanita merah muda itu kini menarik kursi didepannya dan mendudukan diri disana.

"Tapi dengan membeli 1 mangkuk ramen di kedai paman Teuchi itu berarti kau telah membantu sebuah keluarga untuk bertahan hidup."

PLETAK!

"Berhenti bernarasi bodoh,Baka! paman Teuchi bukan orang susah yang kesulitan membiayai kehidupannya dengan putri nya! tanpa kau beli ramen nya selama seminggu penuh pun dia tidak akan jatuh miskin dan berubah menjadi pak tua yang kesusahan melanjutkan hidupnya!"

"Ittai Sakura-chan!" Naruto mengelus kepala duren nya itu sambil memanyunkan bibir nya, ah memang jangan pernah bermain-main dengan Sakura ketika wanita ini mengajak untuk serius sepertinya.

Ragu-ragu Naruto menggerakan sumpitnya pada badan ikan yang tak berdaya itu, mencubit sedikit dagingnya dan mulai menggerakan sumpit itu ke arah mulutnya, gerakan bak slowmotion di acara TV itu membuat Sakura geram.

BRAK!

"Tinggal makan saja apa susah nya?!"

Kaget karena mendengar gebrakan dan teriakan Sakura, lantas Naruto cepat-cepat memasukan potongan daging itu kedalam mulutnya.

Diam sejenak, daging itu masih bersarang dimulutnya tanpa dikunyah membuat Sakura makin geram dibuatnya.

"Naruto!"

Sakura mengepalkan jari-jari tangan kanan nya membuat siempunya nama merinding bukan main, lekas Naruto mengunyah potongan daging ikan itu dan menelannya.

"Eh?"

Naruto tercekat, mata nya terbelalak tak percaya dengan apa yang barusan dirasakan nya.

"Kenapa Tidak amis?"

Naruto memandang ikan yang kini sudah tak utuh itu dengan pandangan tak percaya.

"Ya tentu saja tidak amis aku kan memasak nya dengan daun jeruk." Jawab Sakura bangga dengan temuannya.

"Jadi sekarang kau sudah bisa makan kan? Makan ikan lah yang banyak."

Sakura kini menyendok nasi kedalam mulutnya dan mulai makan sambil sesekali tertawa melihat tingkah sang suami yang makan dengan tergesa-gesa mengingat masakan Sakura memang tak ada duanya, sebelas duabelas dengan masakan ibu nya membuat Naruto betah makan dirumah.

sepertinya mulai sekarang tanpa ramen pun tak masalah asal masakan istri tercintanya ini siap siaga diatas meja, Yahh sekarang posisi ramen sebagai makanan favorit nya mau tak mau harus turun ke peringkat 2, setidaknya tidak masalah kan?

paman Teuchi! sepertinya mulai sekarang kau akan merindukan pelanggan nomor satu mu ini.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

A to Z (Narusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang