15. O

435 40 1
                                    

15. OBSESI

Kesal adalah hal utama yang dirasakan Sakura sekarang, pasal nya suami orange nya itu benar-benar menyebalkan.

Berulangkali ia peringatkan untuk tidak tebar pesona atau bahkan sok ramah di depan para kolega. Bersikap sewajarnya saja kan bisa, pikir Sakura.

Tapi bukan Naruto nama nya jika mau mendengar ucapana Sakura hanya dengan sekali peringatan. Buktinya, jika suami dengan iris shappire nya itu mau merubah sikapnya, jelas dia tidak akan mendapat laporan dari Shikamaru pasal bunga kiriman orang yang entah siapa itu dikantor nya.

"Astaga apa kantor sekarang sudah berubah menjadi rumah duka?" Pekik Sakura mana kala maniknya menemukan buket bunga yang jumlahnya melebihi dari hitungan jari.

Shikamaru dan Tenten yang mendengar itu hanya mampu menggendikan bahu. Entah lah mau menjawab apa, fakta nya memang begini lalu mau bagaimana lagi? Sejujurnya Tenten ingin menolak menerima kiriman bunga itu dari kurir, hanya saja nama yang tertera adalah nama bos nya, jelas dia tidak punya kuasa selain pasrah dan menandatangani laporan penerimaan dengan lapang dada.

Sakura menyambar satu buah buket bunga carnation putih yang berada tepat disamping pintu masuk, bunga ini adalah bunga yang ke sekian dari banyak nya semua buket yang ada.

Satu hal yang mampu membuat Sakura mengerutkan kening nya adalah, buket nya sama. Tidak ada bunga lain selain carnation putih dengan corak kemerahan pada setiap kelopaknya itu.

Sakura menghela napas.

Ini pasti dari orang yang sama.

Dan orang gila mana yang mengirimkan buket bunga sebanyak ini pada suami orang?

Sejujur nya ini bukan masalah kalau saja perusahaan ini tengah launching project baru. Jelas Sakura akan menganggap ini sebagai buket ucapan selamat, tidak lebih.

Masalah nya tak ada yang perlu diberi ucapan selamat disini. Sasori, Shikamaru bahkan Tenten terus-menerus melapor perihal kiriman bunga nya dan itu cukup menjengkelkan bagi Sakura.

Maka dari itu, setelah laporan yang kesekian akhirnya ia melangkahkan kaki nya menuju kemari.

"Dimana Naruto?" Sakura menghampiri Tenten yang kini tengah sibuk dengan berkas nya, wanita dengan cepol dua nya itu tengah berdiri disamping meja administrasi mana kala Sakura meletakan kembali buket bunga nya.

"Ada di ruangannya, sekarang kau percaya kan Sakura? Suami mu itu punya pengangum rahasia. Akhirnya kau mau juga datang untuk melihatnya." Tenten terkekeh pelan sambil kembali memeluk tumpukan map warna warni itu kedalam dekapan nya, hendak dibawa ke ruangan meeting sesegera mungkin.

Dia tak mau ada berkas yang tertinggal atau bahkan belum siap untuk di presentasikan nanti. Mendengar celotehan kawan lama nya itu membuat Sakura memutar bola mata. Bukan nya tidak mau, Hanya saja tidak sempat.

Sakura terlalu sibuk dengan urusan nya sendiri di rumah sakit. Mana punya waktu dia untuk sekedar mampir ke kantor suami nya sendiri hanya untuk melihat buket bunga. Lagi pula baginya masih batas wajar, karena sebelumnya hanya 1 buket bunga setiap minggu nya, apa yang membuat nya harus datang ke mari hingga melangkahkan kaki menaiki lift menuju ruangan suami nya adalah karena buket bunga yang diterima pagi ini sebanyak 60 buket.

A to Z (Narusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang