"Yaudah oke Sally nurut mas Bian. "
"Dan satu hal lagi yang perlu kamu tau, belajar kalo ngomong sama orang pake aku bukan nama sendiri kecuali sama Abian adhitama. "
"Ngerti... " Sally mengangguk patuh.
"Good girl. " sambil memperlihatkan smirk nya pada Sally.
Jadi hari ini rumah Bian sedang sepi, hari yang tepat untuk melakukan misi.
"Eh.. Eh.. Om mau ngapain!" Bian mendekat pada Sally, Sally ketakutan.
Aduh...
Bian mendekatkan mulutnya pada tengkuk Sally, Sally menjerit kesakitan.
Bian meninggalkan bekas merah pada leher Sally.
"Sakit om! "
"Eh om! " Bian melotot, sudah dibilang jangan panggil om.
"Eh iya mas Bian ngapain? " sambil memegang leher bekas gigitan Bian.
"Ini sakit. " Sally mengusap-usap.
"Jangan di gituin nanti tambah sakit, Bian cuman mau ngasih tanda aja kalo Sally cuman milik Bian. " Sally mengangguk polos.
Bodohnya dia, apa yang terjadi jika esok dia bersekolah akan ditanya oleh teman-temannya dan guru.
"Tidur." perintah Bian pada Sally yang masih mengeluh kesakitan.
"Udah jangan di gituin nanti sembuh sendiri. " iya sembuh sih tapi berbekas bodoh!
"Sally tidur dimana om? "
"Disitu." Sambil menunjuk kamar berpintu hitam.
"Ok." sally beranjak dari tempat duduknya.
Polos...
---
Hoammm....Sally sepertinya benar-benar mengantuk, hari ini dia terlalu capek padahal tak melakukan apapun, hanya mengantar bunda dan ayah ke luar negeri.
Sally tertidur, memeluk guling dan berselimut, matanya terlelap, Tiba-tiba kasur bergoyang.
Damn...
Itu Bian, apa yang dia lakukan tapi Sally sekarang hanya berpura-pura tertidur.
Bian mengangkat kepala Sally lembut dan mengulurkan tangannya untuk pengganti bantal.
Romantis.
Bagai melihat film barat yang bergenre romantis.
"Bian tau kalo Sally belum tidur. " Sally masih berusaha berpura-pura tertidur.
"Jangan marah, Bian adhitama nggak suka di cuekin. " sambil Bian memeluk Sally dari belakang.
"Tenang aja, kamu gak akan om apa-apain selama tinggal di rumah ini."
"Kecuali kalo emang kita sudah sah jadi suami istri, Bian nggak akan menahan semuanya. "
Gluk...
Pelipis sally berkeringat.
"Selama kamu nurut Bian ngga akan kayak tadi, tapi kalo kamu ngelanggar tinggal tunggu aja hukuman manis mu segera datang. " Sally takut.
"Sally takut, mas gak akan ngapa-ngapain Sally kan? " Sally akhirnya berbicara, dia membuka matanya.
"Kalo kamu nurut. " Sally mengangguk, di mulai hari itu dia akan menurut pada Abian.
"Jangan ulangi lagi, "
"Karena aku tak suka milikku di sentuh, dilihat, maupun berbicara pada orang asing selain aku, ngerti! "Kalimat itu bahkan seperti perintah untuk Sally agar di turuti nya.
Kalo gini terus bisa gila.
---
"Yaudah hati-hati jangan ngomong sama siapapun, jangan mau disentuh atau dilihat siapapun, ngerti! " sekalian aja bungkus Sally menggunakan karung agar tak terlihat, tapi meski begitu Sally tetap menuruti ucapan Bian.
"Yaudah, nanti Bian jemput pokoknya tunggu aja. " sekali lagi Sally mengangguk.
Sally berjalan, Bian tersenyum dari dalam mobil menatap punggung Sally.
Mungkin dia senang karena kejadian semalam.
Polos.
---
Sally duduk membuka buku dan Hana memposisikan dirinya menghadap ke Sally."Sal gue pengen gitu punya pacar. " Sally mengangguk pasti Hana akan membahas soal cowok lagi.
"Ishh... Lo kok cuek gitu sih sama gue, gue kan sahabat lo Sal. " Sally mengangguk lagi tapi masih diam sambil membaca buku.
"Eh... Btw ini lo kenapa Sal, kok merah. " Hana menatap bekas gigitan Bian semalam, Sally lupa untuk menutupnya.
"Hayo lo habis ngapain... Kayak bekas cupang. " Sally berkeringat dingin, apa yang harus dia bilang pada Hana.
---
Mana dukungan dan📢
Komentar kalian💬Biar wenn tambah semangat.
Masih suka?
Gass...
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN: sweet but possesive
Teen Fictionapa yang terjadi jika Abian pria tampan dan mapan menyukai seorang gadis lugu siswi SMA. Abian Adhitama, pria Single berumur 25 tahun tampan dan mapan. walau sudah banyak para wanita yang mengejarnya tetap saja tidak ada yang cocok di hati Abian. ...