[10] Not Kim Girl

1.6K 163 2
                                    

Selamat membaca

Tidak ada yang mengetahui jalan kehidupan seseorang, bahkan untuk menebaknya saja sulit. Seseorang hanya bisa memprediksi tapi tak bisa memberi tau kebenaran, seseorang hanya bisa berjanji tapi tak akan tau bagaimana keadaan ke depan.

Seperti seorang gadis cantik yang memiliki senyum manis itu, beberapa bulan yang lalu dia telah mengetahui sebuah kebenaran yang sangat menyakiti hatinya. Sosok yang selama ini begitu ia sayang telah menyembunyikan sesuatu yang besar.

Bagaimana mungkin seorang ayah tega mengatakan anaknya cacat dan memalsukan semua kebenaran dengan mengatakan puterinya tak akan sembuh.
Tapi itulah Woobin dengan rasa benci yang begitu besar terhadap Jennie, gadis itupun tidak tau kenapa.

Bahkan Woobin membayar seorang dokter untuk memalsukan hasil pemeriksaan Jennie.

"Kau tau Nara, kebahagianku adalah saat melihat dia tak berdaya duduk di kursi rodanya" kata-kata itu terus berputar di kepala Jennie, ia akan melakukan segalanya demi orang yang ia sayang, dia sudah berjanji akan membuat appanya terus bahagia dengan cara ia tak akan pernah beranjak dari kursi rodanya.

Tapi selama itu juga ia terus menjalankan perawatannya dengan dokter pribadinya, ia juga ingin merasakan bagaimana caranya berjalan bahkan ia ingin tau seberapa kencang dia akan berlari suatu hari nanti. Bukankah dia harus egois, dia tetap berjanji akan menyembunyikan kesembuhannya pada keluarganya sendiri jika suatu saat itu terjadi.

"Bagus Jennie-ssi, kau melakukannya dengan baik" Kai terus saja menggenggam lengan Jennie membantu gadis itu menyeimbangi tubuhnya.

Gadis bermata kucing itu yang semula masih bergelut dengan pikirannya kini langsung tersenyum manis, menunjukkan betapa bahagianya dia saat mengalami kemajuan selama melakukan fisioterapi.
"gumawo, Kai oppa"

"Untuk hari ini, kita sudahi dulu" Kai melirik sekilas ke arah Jennie yang memasang raut wajah yang sama setiap kali dokter muda itu mengatakan selesai dalam fisioterapinya. Entah kenapa Jennie tak ingin menyudahi itu sampai kesembuhan benar-benar menghampirinya "ini sudah sore, bolehkah aku mengantar mu pulang?"

Jennie tak langsung menjawab, gadis itu terdiam mencerna pertanyaan Kai. Selama ini, tidak ada yang mau perduli padanya selain keluarga dan Hanbin yang sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Dan entah kenapa seorang seperti Kai sangat baik dan begitu perduli padanya, itu membuat Jennie semakin merasa Kai akan menjadi teman yang baik untuknya.

"Aku tidak ingin merepotkan mu" hanya itu yang bisa dikatakan Jennie.

"Hari ini aku sedang ingin direpotkan" Dokter muda itu dengan santainya menuntun kursi roda Jennie keluar dari ruangannya tanpa menunggu ucapan selanjutnya dari mulut Jennie.

*****

Suasana meja makan begitu hening, tak ada yang memulai obrolan. Keluarga Kim belakangan ini banyak mengalami perdebatan. Nara yang menyadari itu langsung membuka suara mencoba menghangatkan suasana.

"Di mana Jisoo?"

Jennie meletakkan sendoknya, sedari tadi dia juga bertanya-tanya tentang keberadaan kakaknya itu, sudah hampir seharian ia tak melihat Jisoo di mension mereka.

"Aku sudah bertanya padanya tadi, Jisoo eonni bilang dia tidak ada kelas hari ini" kali ini Rosé yang angkat bicara, sedari tadi dia juga merasa khawatir sesuatu terjadi pada kakaknya "tapi kenapa dia belum pulang?"

"Appa akan menghubunginya" Woobin meraih ponsel mahal miliknya, kemudian mendial nomor Jisoo.

Wajah khawatir Woobin semakin terpancar saat Jisoo tak kunjung menerima panggilannya.
"bisakah salah satu dari kalian saja yang menghubunginya, dia tidak menjawab panggilan appa , mungkin dia marah"

Hey Kim Jennie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang